السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Jumat, 07 Februari 2025

Mengapa "Afwan" sebagai Jawaban "Syukran"?



Halimi Zuhdy

Sering sekali kita dengar, ketika ada orang yang berterima kasih dengan menggunakan bahasa Arab, seperti kata "syukran/شكرا", maka dijawab dengan kata "Afwan/عفوا". Dan tidak sedikit yang protes dengan jawaban "afwan" tersebut, karena dianggap kurang tepat. Bukankah kata "afwan" artinya "maaf", masak menjawab "mohon maaf" ketika diberi ucapan terima kasih?. Lah, tidak sedikit yang menyalahkan kata ungkapan tersebut. 
Toyyib. Dalam bahasa Indonesia, jawaban kalimat "terima kasih" sangat variatif, ada yang menggunakan; sama-sama, terima kasih kembali, dengan senang hati,  dan ungkapan lainnya. Maka, jawaban tersebut mirip sekali dengan bahasa daerah, seperti Jawa, Madura dan daerah lainnya, sami-sami, depadeh, nuwun pisan. Dari berbagai ungkapan itu, kita tidak menemukan kata "mohon maaf", "ngapunten", "saya salah" dan yang mengarah kepada permohonan maaf. 

Loh, kenapa bahasa Arab menggunakan permohonan maaf?. Lah ini yang menarik.wkwkw. Sebelum protes, kita harus paham dulu arti katanya, kemudian penggunaannya. Ini pentingnya memahami kata lughatan (secara bahasa, literal), dan kata istilahan (istilah, terminologi). "Afwan", menurut Ibnu Mandhur bermakna at-tamsu wal mashu (meninggalkan, menghapus). Dalam Ad-Darar, "Afwan" secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata kerja عفا يعفو عفواً yang bermakna "melewatkan kesalahan" dan "tidak menjatuhkan hukuman atasnya." Kata ini juga berakar dari arti "menghapus" atau "menghilangkan." Dalam pengertian lain, عفوت عن الحق berarti "aku membebaskan hak tersebut," seolah-olah hak itu telah dihapus dari pihak yang bertanggung jawab. Al-Khalil menjelaskan bahwa setiap orang yang pantas menerima hukuman, tetapi dibiarkan begitu saja, berarti telah diberi العفو. Lebih lanjut, العفو juga digunakan dalam konteks "meninggalkan sesuatu" tanpa harus ada kaitannya dengan hak atau hukuman (Al-Khalil, Kitab al-'Ayn).

Secara istilah, al-'afu sering diartikan sebagai pengampunan. Al-Raghib al-Asfahani mendefinisikannya sebagai "mengabaikan dosa" (Mufradat Alfaz al-Qur'an). Ibn Malik mengartikan sebagai "melewatkan kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman" (Sharh al-Tashil).  

Toyyib. Sedangkan "Afwan" yang digunakan sebagai jawaban "Syukran" adalah bermakna "ziyadah", "al-fadl", jug bermakna "atha'. Dalam "Al-Arabiyah" bahwa dalam konteks ini, ucapan "afwan" mencerminkan bahwa seseorang memberikan sesuatu dengan "mudah dan lapang", dari kelebihan atau keutamaan yang dimilikinya, tanpa merasa dirugikan. Pemaknaan ini selaras dengan penggunaan kata "afwan/العفو" dalam Al-Qur'an, seperti dalam ayat "وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ" (QS. Al-Baqarah: 219), yang berarti "kelebihan" atau "apa yang tersisa" setelah kebutuhan terpenuhi.

Dengan demikian, ketika seseorang mengucapkan "Afwan/عفواً" sebagai respons atas "Syukran/شكراً", hal ini menunjukkan bahwa "pemberian atau bantuan yang telah dilakukan berasal dari kelebihan dan dilakukan dengan kelapangan hati." Makna ini juga tetap hadir dalam berbagai dialek Arab modern. Misalnya, dalam bahasa Arab Mesir, ungkapan "إيه اللي فاضل" berarti "apa yang tersisa?" Sedangkan dalam dialek Suriah, frasa "فاضلّك كذا وكذا" berarti "tersisa untukmu sekian dan sekian." Dengan kata lain, "عفواً" bukan sekadar ungkapan formal, tetapi menggambarkan kedermawanan dan kelapangan dalam memberikan sesuatu.

Dan asyik-nya kata afwan itu bentuk dari keramahan, kerendahan hati, dan memasrahkan pada Allah yang pantas untuk diberikan ungkapan terindah itu. Maka, tidak salah menggunakan kata "Afwan", untuk jawaban dari Syukran. Oh Ia, lebih lengkapnya dapat disimak di TikTok🥰

Allahu'alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar