السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Jumat, 07 Februari 2025

Amalan Terbaik di sisi Allah



Halimi Zuhdy

"Ngapain rajin ke masjid, sholat dahinya sampai gosong, bawa tasbih kemana-mana, kalau tidak peduli kepada orang lain, tidak membantu kesusahannya, tidak membantu hajatnya, ke masjid dan ibadahnya hanyalah sia-sia" celetuk seseorang yang lagi sibuk membungkus nasi untuk fakir miskin
"Waduh, sibuk ngurus orang, sampai lupa kewajibannya sama Tuhan, sebaik apa pun membantu orang lain dan beramal terbaik, kalau tidak ingat Tuhan, maka akan sia-sia hidupnya, bukankah tujuan hidup itu beribadah" komentar Samsul pada Hamdan yang setiap harinya ia lihat jarang-shalat, bahkan tidak pernah kelihatan ke masjid. 

Dua komunikasi di atas seringkali terdengar dengan jelas. Satunya merasa benar dengan pendapatnya, karena sudah banyak membantu dan berkorban untuk bangsa dan umat, seperti sudah selesai dengan tugasnya sebagai manusia. Dan satunya juga merasa tugasnya sebagai khalifah adalah shalat dan shalat, sehingga kebutuhan orang lain, membantu orang dan berkorban untuk orang lain adalah sampingan saja, yang penting ingat Tuhan. 

Dan diskusi di atas tidak akan pernah selesai, apalagi dibawa kepada kepentingannya dan nalarnya saja, tapi bagi orang yang beriman narasi di atas adalah narasi yang tidak tepat, karena bagi orang yang beriman tidak pernah melepaskan pengorbanannya (membantu) kebutuhan saudaranya karena memprioritaskan Tuhan, demikian juga sebaliknya. Keduanya adalah perintah dari Allah, dekat pada Allah dan juga bersosial yang baik, sebagaimana kisah Isra' Mikraj, keseimbangan antara vertikal dan horizontal, yang tentunya semakin dekat denganNya, bukan kemudian menjauh dari berkhidmat untuk umat. 

Menarik hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ini mengandung pesan penting tentang prioritas amal dalam Islam. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan tiga amal yang paling dicintai oleh Allah: "shalat pada waktunya", "berbuat baik kepada orang tua", dan "jihad di jalan Allah". Berikut adalah analisis mendalam terkait urutan amal ini, serta keterkaitannya dengan hadis-hadis lain yang menyebut amal-amal utama seperti iman kepada Allah, haji mabrur, dan lainnya. 
 
Toyyib, Rasulullah SAW menempatkan shalat pada waktunya sebagai amal yang paling dicintai oleh Allah. Ini menunjukkan bahwa shalat memiliki posisi yang sangat penting dalam agama Islam. Shalat adalah "hubungan langsung antara hamba dan Allah" serta "simbol ketaatan yang paling nyata". Ada banyak Ayat dan hadis tentang keutamaannya, misalnya dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45)  

Shalat yang dilaksanakan tepat waktu menunjukkan komitmen seorang hamba kepada Allah. Ketepatan waktu menjadi indikator kepatuhan terhadap perintah Allah, yang mana setiap muslim dituntut untuk mengutamakan shalat di atas aktivitas lainnya. 

Menariknya, setelah hubungan vertikal kepada Allah (hablun minallah) melalui shalat, Rasulullah SAW menempatkan "berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain)" sebagai amal yang paling dicintai oleh Allah. Hal ini sejalan dengan firman Allah:  "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua..." (QS. Luqman: 14)  

Berbakti kepada orang tua adalah bentuk penghormatan kepada orang yang paling berjasa dalam kehidupan seorang manusia. Posisi orang tua sangat istimewa, karena mereka adalah sebab keberadaan anak di dunia. Dalam Islam, "berbuat baik kepada orang tua disandingkan dengan perintah bertauhid kepada Allah", seperti dalam QS. Al-Isra: 23. Dan banyak sekali Ayat dan hadis tentang ini.   

Lah, kita perhatikan tiga hal dari hadis Nabi di atas, setelah shalat dan birrul walidain, Rasulullah SAW menyebutkan jihad di jalan Allah sebagai amal yang paling dicintai oleh Allah. Jihad adalah puncak pengorbanan seorang muslim, baik melalui jiwa, harta, maupun tenaga, untuk meninggikan kalimat Allah.  

Jihad menunjukkan kesiapan seorang muslim untuk memberikan segalanya demi agama. Dalam konteks ini, jihad tidak hanya berarti perang secara fisik, tetapi juga "usaha keras dalam menegakkan agama", seperti dakwah, pendidikan, dan pembelaan terhadap kaum yang tertindas.  

Ada juga dalam hadis yang lain, amalan yang utama adalah beriman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian haji, mabrur dan lainnya, sesuai dengan konteks yang disampaikan oleh Nabi. Tapi, hubungan vertikal dan horizontal tetap ada. 
Allahu 'alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar