السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 16 Januari 2025

Kata "Wawasshoina" dan "Uff" dalam Al-Qur'an


Halimi Zuhdy

Al-Qur'an selalu memilik kata yang unik dan menarik. Dalam berbuat baik pada orang tua, Al-Qur'an menggunakan beberapa kata di antaranya "ihsana" dan "husna", dan menariknya  di dahului dengan kata Wawashoina, wasiat. 

Dalam Al-Qur'an, Allah menggunakan kata "wawasshoina/ووصينا" (dan Kami wasiatkan) untuk memberikan penekanan khusus pada hakikat hubungan anak dengan orang tua. Wasiat ini tidak hanya sekadar perintah, melainkan pesan luhur yang memuat pengingat mendalam tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, terutama dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.
Frasa ini menunjukkan bahwa hubungan anak dan orang tua tidak bersifat transaksional, melainkan penuh makna spiritual dan emosional. Misalnya, dalam Surah Luqman (31:14), Allah menyebutkan perihal kesulitan seorang ibu yang mengandung dan menyusui sebagai bukti pengorbanan tanpa syarat yang harus disyukuri oleh setiap anak. Dengan kata "wawashoina", Allah seolah mengingatkan bahwa wasiat tersebut adalah bentuk kasih sayang ilahi, agar manusia tidak melupakan dasar hubungan ini di tengah kesibukan duniawi.  

Selain itu, kata wawasshoina (ووصينا) menggambarkan urgensi dan kesinambungan pesan ini melintasi generasi. Ayat-ayat tersebut menanamkan bahwa hakikat wasiat kepada orang tua adalah fondasi nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Bahkan, ia menjadi bagian dari akhlak yang harus tertanam dalam setiap individu Muslim. Wasiat ini diulang dalam berbagai konteks Al-Qur'an untuk menunjukkan bahwa birrul walidain (berbakti kepada orang tua) adalah landasan moral yang melengkapi keimanan kepada Allah. Namun, jarang dibahas bahwa bentuk wasiat ini juga mengandung peringatan agar seorang anak tidak hanya bersikap baik secara lahiriah, tetapi juga menjaga hati dari rasa dendam, kecewa, atau prasangka buruk terhadap orang tua, meskipun terkadang mereka bisa saja tidak sempurna. Hal ini menunjukkan kedalaman spiritual dari pesan ini, bahwa hakikat bakti bukan hanya fisik, tetapi juga batiniah.

**** 
Bagaimana dengan "Uff"? 

Huruf paling ringan dalam bahasa Arab adalah huruf "Fa’" (الفاء), maka huruf ini yang digunakan al-Qur’an ketika Allah melarang manusia mendurhakai orang tua, dengan mengatakan “Wala Taqul Lahuma Uff, ولاتقل لهما أف", maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya (orang tua) perkataan "Uff" (dalam terjemahan bahasa Indonesia “Ah”).

Ketika saya membaca beberapa referensi (maraji’), saya menemukan bahwa huruf Hijaiyah ada yang ringan/lemah (dhaif) dan ada yang berat/kuat (qowi), dan huruf yang paling berat pengucapannya adalah huruf “Tha”! karena di dalam huruf Tha’ tidak ditemukan sifat huruf; hams (desis, samar), rakhawah (lembut, lunak, tidak ditahan), laiin dll. Sedangkan dalam huruf “Fa’” tidak terdapat sifat huruf; Jahr (terang, nyaring, jelas), Syiddah (kuat, ditahan), Ithbaq (melekatkan lidah ke langit-langit, lekat) dan lainnya. 

Ini adalah kemu’jizatan bahasa Al-Qur'an, bahwa kita dilarang untuk mengungkapkan kata “Uff, ah” kepada orang tua walau pun huruf tersebut adalah huruf yang paling paling lembut dan paling ringan, apalagi kita menggunakan dengan kata yang kasar, yang kuat dan membentak. (Sumber, Fatayat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar