السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 16 Januari 2025

Gelora Imam Jurjani pada Putranya, untuk Tholabul Ma'ali


Halimi Zuhdy

Syair indah sang ayah, Al-Syarif Al-Jurjani buat putra tercintanya, Muhammad Syamsuddin dalam meraih cita-cita tertingginya. 

Sebuah kisah inspiratif tentang Al-Syarif Al-Jurjani dan putranya Muhammad Syamsuddin menggambarkan pentingnya semangat dalam meraih cita-cita tinggi dalam hidup. Tinggi cita-cita dan keinginan untuk mengejar kemuliaan selalu menjadi fondasi utama dalam membangun keberhasilan individu maupun masyarakat. Menarik melirik semangat sang anak untuk mencontoh ayahnya. Ayahnya menjadi idola, mungkin dalam pandangannya, ayahnya bukan hanya ayah, tapi adalah seorang alim yang pantas untuk diteladani. Tapi, bagaimana keinginan putranya dan tanggapan ayahnya?
Diceritakan bahwa Muhammad Syamsuddin (838 H), putra dari al-Syarif Al-Jurjani (816 H) ingin meneladani ayahnya untuk mencapai derajat keilmuan yang tinggi (siapa yang tidak tahu, Al-Syarif Al-Jurjani?,  ulama hebat, linguis, faqih, filosof ). Suatu hari, sang ayah bertanya kepadanya, "Derajat ulama mana yang ingin kau capai?" Muhammad menjawab, "Derajatmu." Mendengar hal itu, sang ayah berkata, "Cita-citamu kurang tinggi. Aku dahulu menginginkan kedudukan seperti Ibnu Sina, hingga usahaku membawaku pada derajat seperti sekarang ini. Sedangkan dengan tujuanmu yang terbatas, engkau hanya akan mencapai derajat yang kurang sempurna. Maka, hendaknya engkau memiliki cita-cita yang tinggi dan keinginan untuk meraih kemuliaan."

وذات يوم سأل الوالد (الشريف الجرجاني) ابنه (محمد شمس الدين): (تطلبُ درجةَ أيِّ فاضلٍ من العلماءِ؟ قال: درجتَك، فقال: أنت قصيرُ الهمّةِ، أنا طلبتُ رتبةَ ابنِ سينا، فبلغَ بي السعيُ إلى هذه الدّرجة، وأنت فيما تطلبُ لا تصلُ إلا إلى درجةٍ ناقصةٍ، فعليك بعلوّ الهمّةِ وطلبِ المعالي).

Kisah ini menyiratkan pesan penting bahwa cita-cita yang besar akan mendorong seseorang untuk mencapai potensi terbaiknya. Kemudian, Al-Syarif Jurjani, yang mempunyai nama lengkap Ali bin Muhammad bin Ali Al-Syarif Al-Hasani Al-Jurjani, beliau menuliskan pesan cantik dan motivasi kuat pada sang putranya melalui syairnya; 

طريقُ المعالي عامرٌ ليَ قيّمُ        
       وقلبي بكشفِ المُعضلاتِ مُتَيَّمُ
ولي همّةٌ لا تحملُ الضّيمَ مرةً       
      عزائمُها في الخطبِ جيشٌ عرمرمُ
أريدُ من العلياءِ ما لا تَنالُه ال    
      سيوفُ المواضي والوشيجُ المقوّمُ
وأُوردُ نفسي ما يُهاب ورودُه          
           ونارُ الوغى بالدّارِعين تَضَرَّمُ

Jalan menuju kemuliaan terbentang terang untukku, dan hatiku terpaut tuk memecahkan masalah-masalah pelik

Aku memiliki gelora yang tak pernah menerima kehinaan, tekadnya bak pasukan besar yang tak terkalahkan dalam berbagai kesulitan

Aku menginginkan dari kemuliaan apa yang tak dapat diraih, oleh pedang-pedang tajam atau tombak-tombak yang kokoh

Aku membawa diriku ke medan yang ditakuti banyak orang, saat api peperangan menyala di tengah perisai yang membara

Bait-bait syair indah ini mencerminkan ambisi yang melampaui batas material, menuju puncak-puncak yang hanya dapat diraih dengan tekad yang kuat dan usaha yang tak henti, thalbul ma'ali. 

***
Kisah dan bait-bait puisi ini diriwayatkan oleh Al-Khuwansari dalam kitabnya Rawdhât Al-Jannât (jilid 5, halaman 291) dari Sayyid Ni'matullah Al-Jaza'iri (wafat tahun 1112 H). Kisah tersebut kemudian dikutip dari Rawdhât oleh Syaikh Abbas Al-Qummi dalam kitabnya Al-Kunâ wa Al-Alqâb (jilid 2, halaman 360), yang dikutip Dr. Muhammad Nouri Al-Mousawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar