Sabtu, 09 November 2024

Syair Arab yang Semakin Menggeliat



Halimi Zuhdy

RMI PBNU keren. Mengadakan lomba yang jarang diminati, tapi sangat penting untuk disyiiarkan. Lomba menulis syair/Nadham Arab. Seni mengubah syair berbahasa Arab yang pernah populer di pesantren dengan pelajaran 'Arudl, tapi mulai redup. Tapi, kini difasilitasi lomba nadham/syakr Arab oleh RMI PBNU. Dan, Insyallah ke depan bait-bait syakr Arab akan menggeliat dan mungkin akan marak lagi. Tahun kemarin hadiahnya umroh bagi pemenang pertama. Tahun ini apa?, malam ini pengumumannya.he.
"Lomba Syair Berbahasa Arab diharapkan membangun kembali kekayaan intelektual dan sastra yang pernah luar biasa dan sekarang kurang diminati", kata Kyai Hodri Ariev. Lah, ini yang menjadi alasan "kurang diminati", maka agar banyak yang meminatinya, di antaranya adalah dengan dihargai, disyiarkan, dan dilombakan. 

Asyik banget, tadi siang dalam grand final, saya mendengarkan bait-bait syair Arab didendangkan oleh para santri dari berbagai pondok pesantren di Indonesia. Ini, bukan bait-bait karangan orang Arab, tapi karya santri Indonesia. Mereka tulis sendiri. Dan memilih salah satu bahar dalam gubahannya. Indah banget.  Ada yang merajut bait syair dengan bahar Rajaz, ada pula bahar Thawil, bahar Bashit dan banyak yang menggunakan Wafir. Wafir dan Rajaz menjadi pilihan Favorit. Entah kenapa. 

Dibandingkan dengan tahun kemarin, peserta tahun ini membeludak. Dan karyanya bagus-bagus. Kadang bingung memilihnya, tapi harus dipilih yang terbaik dari yang baik-baik. Penilaiannya, selain kaidah syair (Arudh, Qawafi, Nahwu, Sharraf), ada juga uslub, pilihan diksi (ikhtiyar kalimah), keindahan kata, dan lainnya. Temanya bebas. Dan, juga bagaimana menampilkannya, walau penilaian ini tidak dominan. 

Tahun ini, peserta grand final tidak diundang ke PBNU Jakarta, hanya lewat online, tidak seperti tahun sebelumnya, berjibaku dengan teks dan diskusi panjang di ruang perpustakaan PBNU, Kramat Raya. Lewat zoom. Terkadang suaranya terputus-putus, kadang tidak jelas, dan bahkan tiba-tiba hilang. Dan juga tidak tahu, apakah ada pembisiknya, tapi pasti ketahuan sih.he.

"Dengan kemampuan syair ini kita berharap mampu menghaluskan perasaan, mempertajam rasa, dan sekaligus sebagai motivasi agar santri tidak hanya mampu membaca kitab tetapi mampu memahami pernik-pernik dasar dan mendasar Bahasa Arab sebagai salah satu modal penting dalam memahami Al-Qur'an dan al-Hadits," kata Kyai Khodri. 

Selama ini, banyak lomba-lomba Syair Arab, tapi hanya taqdim atau qira'ah atau ilqa' Syair. Bukan menulis syair. Maka, lomba penulisan syair  Arab sangat jarang sekali di lombakan. Kalau di Timur Tengah, ada banyak. Ada Lomba Amir Syuara', dan ini lagi berlangsung. 

Semoga lomba syair Arab terus istiqamah, dan dapat memompa santri untuk terus berkarya.

***
Juri Musabaqah Syair/Nadham Arab 

***
Cc Hamzah Sahal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar