السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 09 November 2024

Perbedaan Al-Kahfi dan Ghar dalam Bahasa Arab


Halimi Zuhdy

Sering kita mendengar kata “Ashabul Kahfi” dan juga “Gharu Hira”. Al-Kahfi dan Ghar bermakna gua. Yang pertama sering diartikan penghuni gua, yang merujuk kepada pemuda-pemuda yang lari dari penguasa kejam, dan ini banyak diceritakan dalam surat Al-kahfi (gua), sedangkan yang kedua, sering kita dengar tentang Nabi Muhammad yang berada di gua Hira’. Kalau keduanya bermakna gua, terus apa perbedaannya?. 
Aha!. dalam beberapa pendapat, di antaranya Dr. Khalid bahwa;

وأما الكهف: فهو الغار في الجبل، وهو الذي لجأ إليه هؤلاء الفتية" هذا تقريب للمعنى وإلا فإن الكهف يقال للغار الواسع، الغار إذا كان متسعاً فإنه يقال له: كهف، وإذا كان ضيقاً يقال له: غار، هذا الفرق بين الكهف والغار.

Bahwa الكهف (al-Kahf) adalah الغار (al-Ghar) di dalam gunung, itulah tempat berlindung bagi para pemuda ini' adalah penjelasan yang mendekati makna, namun sebenarnya al-Kahf adalah istilah yang digunakan untuk gua yang luas. Jika gua tersebut luas, maka disebut كهف (kahf), sedangkan jika sempit disebut غار (ghar). 

Menurut Dr. Khalid, kalau disederhanakan, Al-Kahfi (gua) itu lebih besar dan memuat banyak orang, sedangkan Al-Ghar itu sempit, atau lebih sempit yang hanya bisa diisi oleh satu dua orang dan juga sulit memasukinya. 

Dalam Multaqa ahl tafsir, al-Ghar atau al-Magharat. Kata al-Magharat adalah bentuk jamak dari مغارة (magharah), yang berarti gua-gua di gunung. Ibn Katsir menyebutkan bahwa al-Magharat adalah tempat berlindung alami yang terdapat di pegunungan, gua-gua ini lebih luas dan dalam (dibandingkan dengan almadkhal dan al-malja’), memungkinkan seseorang masuk dan berlindung di dalamnya. Gua-gua ini seringkali digunakan untuk bersembunyi atau menghindari bahaya dengan memanfaatkan bentukan alam yang sudah ada. Istilah ini menggambarkan gua yang luas dan mendalam, yang bisa menampung orang dengan nyaman.

Sedangkan Al-Kahf adalah gua besar yang terdapat di gunung, berbeda dengan al-Magharat yang lebih kecil. Al-Kahf lebih luas, sehingga bisa menampung lebih banyak orang, dan sering kali menjadi tempat perlindungan dari ancaman. Dalam Al-Quran, Surah Al-Kahf mengisahkan sekelompok pemuda, Ashabul Kahf, yang berlindung di dalam gua ini untuk menghindari ancaman terhadap keyakinan mereka. Al-Kahf adalah sebuah gua besar yang memberikan rasa aman dan perlindungan dengan daya tampung yang cukup luas untuk orang-orang.
Al-Imam Muhammad at-Tahir ibn ‘Ashur dalam Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir menegaskan lagi makna al-Kahf sebagai gua besar yang menawarkan perlindungan, menggambarkan tempat berlindung yang besar dan lapang di dalam gunung.

Ini mernarik sekali, sebagaimana yang pernah penulis mengkajinya, perbedaan al-bi’r dan al-jubb, yang keduanya diterjemah dengan sumur. Dalam kisah Nabi Yusuf, yang dimasukkan atau dilemparkan di sumur (al-Jubb), dan ini menggunakan kata Jubb bukan al-ba’r. Sedangkan perbedaan antara kata Al-Kahf dan al-Ghar dalam bahasa Arab terletak pada karakteristik dan penggunaannya dalam konteks alami atau simbolis. 

Al-Kahf berarti gua besar atau rongga yang luas dalam sebuah gunung atau bukit. Kata ini menggambarkan ruang yang besar dan cukup lebar sehingga bisa menampung banyak orang atau binatang. Kata ini sering kali dikaitkan dengan tempat perlindungan yang luas dan aman. Dalam Al-Quran, al-kahf digunakan pada Surah Al-Kahf (18:10) yang merujuk pada kisah Ashabul Kahf, yaitu sekelompok pemuda yang berlindung dalam gua besar untuk menghindari penganiayaan karena keimanan mereka.

Al-Ghar berarti gua kecil atau rongga kecil dalam batu atau bukit. Gua ini biasanya berukuran lebih kecil dan sempit dibandingkan al-kahf, hanya cukup untuk beberapa orang saja. Kata ini lebih sering dikaitkan dengan gua-gua alami yang sederhana dan kecil sebagai tempat persembunyian sementara. Dalam konteks sejarah Islam, al-ghar merujuk pada Gua Tsur, tempat Rasulullah SAW dan sahabatnya, Abu Bakar, berlindung dari kejaran kaum Quraisy saat hijrah ke Madinah, dan juga gua hira’ ketika Nabi menerima wahyu pertama. 

Allahu’alam bishawab
Semoga bermanfaat

Malang, 1 Nov 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar