Halimi Zuhdy
Maraknya berbagai aktifitas di masjid patut disyukuri. Karena masjid itu harus dimakmurkan, bukan dikeramatkan. Masjid itu harus diramaikan, bukan disenyapkan. Masjid itu dibuka lebar-lebar, bukan ditutup rapat-rapat. Masjid dibuatkan tempat yang menyenangkan, bukan tempat yang menyeramkan.
Dalam panggilan adzan ada lafadl "Hayya Alas Sholah" mari kita shalat, dan ada "Hayya 'Alal Falah" mari kita menjadi orang yang beruntung. Aha. Masjid bukan hanya tempat shalat saja, tapi tempat keberhasilan, tempat prestasi, dan tempat keberuntungan. Tapi, shalat dulu, baru beruntung.dong.
Toyyib. Kreatifitas takmir atau pengurus masjid itu penting sekali. Untuk apa?, agar banyak orang yang datang ke masjid. Loh, bukannya mereka yang datang ke masjid itu yang dapat hidayah dari Allah?. Benar, tapi untuk menuju hidayah kan banyak jalannya, siapa tahu gegara program jumat berkah dengan berbagai menu makanan, ada orang yang tertarik shalat jum'at dan mendengarkan khutbah yang kemudian tersentuh hatinya, sehingga kemudian rajin berjamaah shalat.
Dan lagi, ada yang menghadirkan shalat jamaah dengan berbagai door prize, walau para jamaah sudah banyak yang kaya, tapi namanya hadiah masih saja banyak yang senang dan bahagia. Ada juga, ngopi di masjid. Sebenarnya bukan ngopinya, tetapi ia dekat dengan masjid, kemudian hatinya tersentuh dengan sayup-sayup kajian dan ngaji di masjid. Ada pula, wifi gratis, gorengan gratis, beras gratis, air gratis, toilet gratis, tempat bermalam, kajian gratis, belajar tafsir, belajar fikih dan berbagai kegiatan lainnya.
Adzan itu berderivasi dari udzn (telinga), adzan (pemberitahuan). Adzan adalah panggilan shalat untuk di dengar telinga. Dan kewajiban takmir dengan adanya adzan sudah selesai, tapi apakah adanya panggilan semua yang mendengar pada datang?, ya tidak. Dengan berbagai alasannya. Maka, butuh kreatifitas takmir masjid. Karena orang ke masjid bukan karena dekatnya dengan masjid, tapi adalah panggilan hati dan iman. Sebagaimana kisah Sya'ban yang ingin rumahnya jauh dari masjid, bahkan ia menyesal tempatnya masih kurang jauh, walau jaraknya dari masjid sudah sangat jauh sekali. Tapi, ingin lebih jauh lagi.
Kreatifitas takmir butuh didiskusikan. Bukan diperdebatkan. Dan yang paling penting dilakukan. Dan tugas memakmurkan masjid bukan semata urusan takmir, tapi semua orang yang merasa memiliki masjid. Maka, kreatifitas tidak harus datang dari takmir masjid, tapi juga dari jamaah masjid.
Dalam tafsir Al Muharrar Al Wajiz karya Ibnu Athiyah, bahwa "memakmurkan masjid" memiliki makna yang dalam dan penting dalam Islam. Ayat tersebut menegaskan bahwa yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kecuali kepada Allah. Ayat ini menyiratkan perintah kepada orang-orang beriman untuk memakmurkan masjid.
Memakmurkan dalam konteks Ayat di atas, menurut Abi Hayyan dalam tafsir "Al Bahrul Muhith" memiliki beberapa penafsiran berdasarkan perilaku dan tindakan tertentu. Secara umum, "memakmurkan" di sini merujuk pada tindakan masuk dan berdiam di dalam masjid, sering mengunjunginya, memperbaiki bangunannya, memperbaiki yang rusak, melakukan ibadah di dalamnya, dan berkeliling di sekitarnya.
Menjadi takmir harus banyak mencari ide🤩, ya. Siapa takmir?, adalah orang yang punya keinginan mengurus masjid dan memakmurkan masjid. Bukan hanya mereka yang tercantum dalam nama-nama sturktur yang terpampang di papan pengurus masjid.🥰
***
Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang memakmurkan masjid.
Malang, 24 Okt 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar