Halimi Zuhdy
Aha!. Akhirnya ketemu juga sumber dan kunci yang membuat kerusakan di muka bumi. Baik, kerusakan individual, kelompok, golongan, bahkan antar negara. Tidak jauh dari tiga hal ini. Kesombongan, tamak dan kedengkian. Emang, ada manusia yang tidak punya ketiganya?. Namanya manusia, mungkin tersimpan sifat dari ketiganya, tetapi kadarnya berbeda, atau mampu dikendalikan. Sehingga tidak sampai merusak. Tapi, ada yang diobral dengan sengaja.
Tiga dosa besar yang pertama kali dilakukan makhluk terhadap perintah Allah, yaitu kesombongan (الكبر), tamak (الحرص), dan dengki (الحسد). Kesombongan ditunjukkan oleh Iblis yang menolak sujud kepada Nabi Adam, sementara tamak diperlihatkan oleh Nabi Adam yang memakan buah terlarang, dan dengki dilakukan oleh Qabil yang membunuh saudaranya, Habil.
Ketiga dosa ini, yaitu kesombongan, tamak, dan dengki, adalah sumber dari banyak kerusakan di dunia. Kesombongan membawa pada penolakan terhadap kebenaran, tamak melahirkan ketidakpuasan yang tiada henti terhadap dunia, dan dengki merusak hubungan antar sesama.
Dalam konteks dunia saat ini, dosa-dosa ini sangat relevan. Kesombongan bisa terlihat dalam konflik antarindividu maupun negara, tamak menyebabkan eksploitasi sumber daya dan ketidakadilan, sementara dengki mendorong banyak tindakan kekerasan dan ketidakadilan sosial.
Al-kibr atau kesombongan, mungkn sama dengan nasionalisme ekstrem, yaitu bentuk kesombongan modern di mana suatu negara atau kelompok merasa lebih unggul dan berhak mendominasi yang lain, sering kali memicu ketegangan antarnegara dan konflik global.
Ketidakmampuan untuk menerima perbedaan atau menghormati kedaulatan pihak lain menyebabkan perebutan wilayah, perang, dan kerusakan hubungan diplomatik, yang semuanya berdampak negatif pada stabilitas dunia.
Sementara, al-hirs atau tamak mirip dengan kapitalisme tak terkendali menggambarkan dorongan tamak dalam mengejar keuntungan dan kekayaan secara berlebihan. Sistem ini sering kali mengabaikan dampak terhadap lingkungan dan menciptakan ketidakadilan ekonomi, di mana segelintir orang kaya semakin makmur sementara mayoritas lainnya terpinggirkan.
Aha, sedangkan al-hasad atau iri plus dengki mirip dengan politik identitas, di sisi lain, memperlihatkan dengki dalam bentuk kontemporer, di mana kelompok-kelompok menggunakan perbedaan identitas seperti ras, agama, atau etnis untuk menimbulkan perpecahan dan konflik. Ini memperburuk perselisihan sosial dan menimbulkan kekerasan serta ketidakstabilan di berbagai negara, menghambat upaya perdamaian dan kemajuan bersama.
Maka apa yang kita lihat akhir-akhir ini?, kita melihat banyak masalah global yang mencerminkan akar dari tiga dosa ini. ketidakpedulian terhadap keadilan, keserakahan yang menggerakkan konflik ekonomi, dan iri hati yang menciptakan perpecahan.
Untuk mengatasi krisis moral ini, kita perlu kembali pada prinsip-prinsip agama, yang mengajarkan untuk merendahkan hati, bersyukur dengan apa yang dimiliki, dan menghapus iri hati dari dalam diri kita. Menghindari ketiga dosa ini akan membuka jalan bagi perdamaian dan keadilan di dunia. Apakah bisa?. Yang tinggal kita lihat peran para pemimpin kita. Dan bagaimana peran ulamaknya.
Bukankah umra dan ulama punya peran dalam setiap negara?
Malang, 19 Okt 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar