Halimi Zuhdy
Apakah konflik Iran dan Israel adalah benar-benar konflik antar dua negara?. Atau keduanya hanyalah sebuah skenario besar dari konflik besar antara Barat dan Timur. Atau keduanya, adalah bagian dari bisikan dari kekuatan di belakangnya? Siapakah di belakang Israel dan siapa pula di belakang Iran? Dan dimana posisi negara Timur Tengah lainnya, demikian juga dengan posisi Amerikan dan Eropa?. Pelik dan ruet. Tapi, adanya sesuatu karena disebabkan sesuatu, dan ada tujuan untuk meraih sesuatu. Titik.
Coba bayangkan konflik yang tidak berkesudahan antara Iran dan Amerika Serikat plus Eropa. Dan ini bukan hal aneh, karena konflik seperti ini sudah pernah ada sejak kekuasaan Persia dan Romawi Kuno. Ini konflik terpanjang dalam sejarah, berlangsung selama lebih dari 700 tahun.
Iran adalah Persia masa lalu, bahasa Persia masih digunakan oleh Iran. Entah, apakah masih sama Persia masa lalu dengan Iran hari ini?, yang jelas berbeda. Iran membawa nama Islam, sedangkan persia tidak. Tapi, pasti ada titisan darah Persia dalam diri orang-orang Iran. Demikian juga tetesan Romawi, menetes pada orang-orang Barat. Semoga, tetesan itu tidak menjadi alasan untuk terus konflik antara Timur dan Barat.
Tentu, Konflik antara Iran dan Israel tidak bisa langsung dikaitkan sebagai kelanjutan dari konflik kuno antara Romawi dan Persia, meskipun ada beberapa elemen sejarah dan geopolitik yang bisa dianggap memiliki kemiripan dalam hal dinamika kekuatan Timur-Barat. Namun, konteks konflik Iran-Israel lebih modern dan melibatkan faktor-faktor politik, agama, serta identitas nasional yang berbeda dari perseteruan antara Romawi dan Persia di masa lalu.
Iran secara historis merupakan kelanjutan dari peradaban Persia, terutama dari Kekaisaran Sassanid. Namun, setelah masuknya Islam, Iran mengalami perubahan besar baik dalam hal agama maupun politik, dan sejak Revolusi Iran pada 1979, Iran menjadi sebuah negara teokrasi yang berbasis Syiah, dengan pandangan politik yang sangat berbeda dari zaman kuno. Dan uniknya, Iran walau diembargo masih terus bertahan. Ini sesuatu yang perlu diapresiasi, berarti ada kekuatan dahsyat sehingga ia bisa bertahan.
Apakah Israel adalah Barat? Atau pengganti dari Romawi?. Sebentar dulu. Israel secara historis tidak memiliki hubungan langsung dengan Kekaisaran Romawi kuno, meskipun wilayahnya pernah dikuasai oleh Romawi pada masa dahulu. Namun, dalam konteks modern, Israel sering dipandang sebagai sekutu strategis Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, yang berasal dari peradaban Eropa (dan dalam pengertian luas, Eropa merupakan pewaris budaya Romawi).
Jadi, dalam konteks geopolitik, Israel bisa dianggap memiliki hubungan dengan kekuatan-kekuatan Barat, meskipun tidak secara langsung sebagai "pewaris" Kekaisaran Romawi.
Tapi, entahlah!
Konflik Iran dan Israel lebih terkait dengan isu-isu politik dan ideologis kontemporer, terutama setelah Revolusi Iran 1979 yang membawa kepemimpinan Islam Syiah di bawah Ayatollah Khomeini. Iran menentang keberadaan Israel sebagai negara Yahudi di Timur Tengah, mendukung perjuangan Palestina, dan menentang pengaruh Barat di kawasan tersebut. Sebaliknya, Israel melihat Iran sebagai ancaman eksistensial karena dukungannya terhadap kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina, serta program nuklir Iran yang dianggap berbahaya. Seperti persoalan ini yang memanas?!!! Terus mana posisi negara yang dianggap beredilogi sunni?
Meskipun ada beberapa kesamaan dalam hal dinamika Timur-Barat, konflik antara Iran dan Israel lebih kompleks dan berbeda dari konflik Romawi-Persia. Perang modern ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ideologis, agama (Syiah-Sunni, Yahudi), serta geopolitik yang melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa, di mana Israel sering dianggap bagian dari poros Barat. Di sisi lain, Iran sering dipandang sebagai pusat kekuatan Timur Tengah yang menentang pengaruh Barat di wilayah tersebut, terutama di bawah rezim teokratis yang dipimpin ulama Syiah.
Oh Ia, antara Persia Kuno dan Romawi berkonflik.
Konflik keduanya, memuncak pada masa kekaisaran Sassanid di Persia dan Kekaisaran Bizantium, cabang dari Kekaisaran Romawi Timur. Hasil pembacaan dari beberapa marajik, sebab utama yang melatarbelakangi konflik ini yaitu; perebutan kekuasaan, perbedaan agama dan budaya, sistem kekuasaan, politik yang komplek. Kalau sekarang merebut apa ya?
Apakah tidak bisa diselesaikan? Entah, saya bukan ahlinya, hanya melihat betapa peliknya konflik di Timur Tengah. Dulu, kekaisaran Romawi dan Persia saling berusaha menguasai wilayah-wilayah yang strategis, khususnya daerah Timur Tengah dan Mesopotamia. Kawasan ini penting karena berada di jalur perdagangan utama antara Timur dan Barat serta kaya akan sumber daya alam. Kalau hari ini, apa yang ingin dikuasai?
Akhirnya?
Dua kekuasaan Romawi dan Persia, selesai. Kemenangan Islam menjadi akhir dari konflik berkepanjangan. Pada abad ke-7, Kekaisaran Sassanid Persia dan Bizantium keduanya mengalami penurunan kekuatan yang signifikan akibat perang berlarut-larut. Pada saat yang sama, Islam mulai menyebar di Jazirah Arab dan wilayah-wilayah sekitarnya. Tentara Muslim di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab berhasil mengalahkan kekuatan Persia dalam Pertempuran Qadisiyyah (636 M) dan kemudian merebut Mesopotamia. Kekaisaran Bizantium juga mengalami kekalahan di beberapa wilayah mereka, termasuk Syria dan Palestina, oleh pasukan Muslim.
Terus sekarang, siapa yang punya peran menghentikan perang ini? Entahlah.
Malang, 6 Okt 2024
(Hanya catatan ringan dan ngawur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar