Senin, 05 Agustus 2024

Suara Ayat Lautan, Menggambarkan Realitas Gelombang

Halimi Zuhdy

Bunyi Ayat-ayat Al-Qur'an itu menggambarkan realitas, bila ada kata Layubatiianna (lambat), maka membacanya lambat, kalau dipaksa cepat, maka akan tergelincir dan tidak elok didengar. Ah, "ngarang", kata suara lain yang mencoba untuk tidak mempercayai tentang suara-suara Al-Qur'an. Biarlah, agar ia coba membaca, merenungkan, dan menikmati setiap bunyi-bunyi Al-Qur'an. 

Suara Ayat yang indah, sesuai dengan realitas bunyi gelombang, dalam surah An-Nur (40) dalam Al-Qur'an. 

كظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ ۚ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِن نُّورٍ

"Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, di atas ombak itu (ada) lagi ombak, di atasnya (lagi) awan. Gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun."
Ayat ini menggambarkan keadaan orang yang jauh dari petunjuk Allah, yang berada dalam kegelapan bertumpuk-tumpuk, seperti di dalam lautan yang sangat dalam, diliputi oleh ombak dan awan. Ayat ini menggunakan metafora untuk menggambarkan kebingungan dan kegelapan hati orang yang tidak beriman. Belum lagi kata "Lujjiyi", bayangkan bunyinya, seperti menelusup jauh ke dalam. Bukan "lujjiya", karena ia membincang kedalamannya. 

Rahasia Al-Qur'an tentang suara atau bunyi yang tercermin dalam Ayat ini dapat dipahami dari perspektif ilmiah dan spiritual. Dalam perspektif Ilmiah, bahwa lautan dalam disebutkan sebagai tempat yang sangat gelap, dan ini sesuai dengan penemuan ilmiah modern bahwa di kedalaman tertentu, sinar matahari tidak bisa menembus sehingga menciptakan kegelapan total. 

Asyik sekali, selanjutnya lapisan ombak yang disebutkan di atas (as-shathu) ombak juga menggambarkan fenomena ombak internal dan eksternal yang ada di lautan. Suara di lautan dalam juga dapat merujuk pada keheningan yang luar biasa karena tekanan air yang sangat tinggi dan kurangnya cahaya yang membuat lingkungan ini sangat sepi dan mencekam. Mengerikan. Tidak bisa dibayangkan. 

Dalam perspektif spiritual, Ayat di atas menggambarkan kegelapan spiritual yang dialami oleh orang yang tidak memiliki petunjuk dari Allah. Mereka bagaikan berada di lautan yang dalam dan gelap, tanpa panduan, tidak mampu melihat atau menemukan jalan keluar. Suara atau bunyi dalam konteks ini dapat diartikan sebagai "suara hati" atau "panggilan jiwa" yang terpendam dalam kegelapan, yang hanya dapat didengar dan dipahami dengan cahaya dan petunjuk dari Allah.

Dalam konteks tafsir Al-Qur'an, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya petunjuk ilahi untuk keluar dari kegelapan spiritual dan menemukan cahaya kehidupan yang sebenarnya.

Semoga Ayat-ayat menjadi pelajaran buat al-faqir khsuusnya, dan juga pada para pembaca. Allahumanfa'na bil Qur'an.

Malang, 31 Juli 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar