Rabu, 28 Agustus 2024

Mengapa Surat Al-Kautsar berada di antara Al-Ma'un dan Al-Alfirun?

(Rahasia Urutan Surat dalam Al-Qur'an)

Halimi Zuhdy

Tidak ada Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an yang posisinya (letaknya) dan urutannya sembarangan, semuanya berada posisinya yang indah dan tepat, dan atas bimbingan Allah swt kepada Nabinya. Dan, bagaimana posisi Surat Al-Kautsar dalam Al-Qur'an?


Surat Al-Kautsar adalah surat yang sangat pendek namun sarat dengan makna. Surat paling pendek, tapi mengandung banyak hal (al-kautsar, Katsir). Imam Fakhruddin Ar-Razi menguraikan bahwa Surat Al-Kautsar adalah kebalikan dari Surat Al-Ma'un yang sebelumnya. 

Dalam Surat Al-Ma'un, Allah SWT menggambarkan perilaku buruk orang-orang munafik yang mencakup empat hal: kikir (البخيل), meninggalkan shalat (ترك الصلاة), riya dalam beribadah (الرياء), dan menahan diri dari memberikan zakat atau sedekah (منع الزكاة). Surat Al-Kautsar seolah menjadi penawar dari sifat-sifat buruk ini.

1. Kebakhilan yang disebut dalam Surat Al-Ma'un dijawab dengan anugerah Allah yang berupa Al-Kautsar, yang berarti kebaikan yang melimpah. Allah berfirman:

   -  (البخل)"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. Al-Ma'un: 1-3)

Dijawab dengan; 

   -(انا اعطينا كالكوثر) "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak." (QS. Al-Kautsar: 1)

2. Meninggalkan shalat dibalas dengan perintah untuk shalat dalam Surat Al-Kautsar, yang menyuruh kita untuk selalu melaksanakan shalat dengan penuh ketekunan. Allah berfirman:

   - "Maka celakalah orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya." (QS. Al-Ma'un: 4-6) ترك الصلاة

Dijawab dengan;

   - "Maka dirikanlah shalat ..." (QS. Al-Kautsar: 2) فصل

3. Riya dalam ibadah dijawab dengan perintah untuk shalat “lirrabbika”, yang berarti hanya untuk Allah, bukan untuk pamer kepada manusia. Allah berfirman:

   - "Mereka yang berbuat riya dan enggan (memberikan) bantuan." (QS. Al-Ma'un: 6-7)الرياء

Dijawab dengan;

   - "...untuk Tuhanmu." (QS. Al-Kautsar: 2) لربك

4. Menahan zakat atau bantuan direspons dengan perintah untuk menyembelih kurban sebagai bentuk sedekah yang langsung bermanfaat bagi orang lain. Allah berfirman:

   - "...dan enggan (memberikan) bantuan." (QS. Al-Ma'un: 7) منع الماعون

Dijawab dengan; 

   - "...dan berkurbanlah (untuk Tuhanmu)." (QS. Al-Kautsar: 2) وانحر

Selanjutnya, Surat Al-Kafirun menegaskan kembali prinsip keyakinan yang telah diteguhkan dalam Surat Al-Kautsar. Setelah diperintahkan untuk beribadah hanya kepada Allah SWT, dalam Surat Al-Kafirun, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kepada orang-orang kafir bahwa beliau tidak akan pernah menyembah apa yang mereka sembah, dan mereka pun tidak akan menyembah apa yang Nabi Muhammad SAW sembah. 

Pesan ini menggarisbawahi perbedaan mendasar antara ajaran Islam dengan kekafiran, meneguhkan perbedaan jalan antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir. Allah berfirman:

- "Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.'" (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Keterkaitan antara ketiga surat ini menunjukkan bagaimana Al-Qur'an saling melengkapi satu sama lain dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan keyakinan. 

Surat Al-Kautsar memberikan penguatan iman kepada Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi tantangan dari orang-orang kafir, yang kemudian diikuti oleh penegasan pemisahan yang jelas antara ajaran Islam dengan kekafiran dalam Surat Al-Kafirun. Dengan demikian, Surat Al-Ma'un, Al-Kautsar, dan Al-Kafirun menjadi satu kesatuan pesan yang menyampaikan konsekuensi moral dan spiritual dari iman yang tulus dan ibadah yang benar.

صدق الله العظيم
الله اعلم بالصواب
@sorotan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar