Pada 17 Agustus 2024, di Villa Wopi Dau Malang, sebuah momen bersejarah tercipta dengan terbentuknya AKSI (Alumni King Saud University) Indonesia. Lebih dari sekadar pertemuan alumni, AKSI lahir dengan visi dan misi yang mulia. Deklarasi Malang, atau yang dikenal sebagai Watsiqah Malang, menjadi langkah awal untuk berkontribusi secara nyata terhadap isu-isu global.
Tiga poin utama yang diusung oleh AKSI adalah:
1. Mendukung kemerdekaan Palestina, sebuah seruan yang lantang untuk mendukung hak-hak bangsa Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.
2. Menyerukan perdamaian di Timur Tengah, mengingat pentingnya stabilitas di kawasan tersebut, Aksi berkomitmen untuk mendorong terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
3. Menyebarkan Islam moderat, sebagai alumni dari universitas terkemuka di dunia Islam, kami bertekad untuk menyebarkan nilai-nilai Islam moderat yang rahmatan lil alamin kepada masyarakat global.
Pembentukan AKSI bukanlah sebuah kebetulan. Selama ini, alumni King Saud University yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia hanya saling berinteraksi melalui grup WhatsApp, tanpa pernah bertemu secara langsung. Namun, kesadaran akan tanggung jawab sebagai akademisi yang berperan penting dalam kontribusi pada dunia memotivasi kami untuk akhirnya berkumpul dan bergerak bersama.
Kebanggaan terhadap almamater semakin bertambah ketika baru-baru ini King Saud University menjadi satu-satunya universitas di Saudi Arabia yang berhasil masuk dalam jajaran 100 universitas terbaik dunia, bahkan mungkin menjadi yang terbaik di Timur Tengah.
Ternyata, sudah banyak alumni King Saud University yang telah berkontribusi besar di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Almarhum KH. Ali Mustafa Yaqub (Jakarta), Ustadz Nasir, pendiri Madrasah Alsun Sidoarjo (1988), KH. Idris Hamid (Pasuruan), Dr. Saiful Azhari (Sunan Ampel, 1987), dan masih banyak lainnya. Pada pertemuan kali ini, beberapa alumni hadir di Malang, di antaranya Prof. Uril Bahruddin, Prof. Abdul Hamid, Ustadz Junaidi Madura, Dr. Saiful Mustafa, Dr. Miftahul Huda, Dr. Saiful Amin, Ustadz Sirotol Mustaqim, Ustadz Abdul Wahid, Ustadz Azhar Muttaqin, Ustadz Mubassyir Munir, Ustaz Mustain, ustadz Faruq, ustadz Makhi Ulil, ustadz Imaduddin, ustadz Indra Alghahbani, ustadz Humaidi dan masih banyak tokoh lainnya.
Aksi tidak hanya berhenti pada pertemuan ini. Mereka berkomitmen untuk terus bergerak dan memberikan sumbangsih nyata bagi Indonesia dan dunia. Lulusan King Saud University tidak hanya berasal dari program studi Syariah, Tarbiyah, dan Adab, tetapi juga dari program studi umum seperti Teknik, Pertanian, Sains, TI, dan lainnya.
Atase Pendidikan KBRI Riyadh, Dr. Badrus Sholeh, sangat mengapresiasi pertemuan alumni KSU pertama ini. Begitu pula dengan dukungan dari Dr. Ayad Attowair (Mudir Minah) dan Dr. Abdullah Assahli, yang memberikan semangat bagi para alumni untuk terus berkarya.
Nama Aksi sendiri bukan hanya menggambarkan semangat untuk bergerak, tetapi juga diambil dari bahasa Arab “Aksa”, yang berarti memberi pakaian. Ini melambangkan komitmen mereka untuk memberi sumbangsih nyata kepada dunia, baik dalam bentuk ilmu pengetahuan maupun kontribusi sosial. (Penulis; Halimi Zuhdy)
Malang, 17 Agustus 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar