Rabu, 17 Juli 2024

Yuk Belajar pada Semut dalam Al-Qur'an



Halimi Zuhdy

Semut terkadang dianggap hewan biasa, bahkan makhluk kecil yang tidak dilirik kedatangannya, ketika menggigit pun tidak dipedulikan, langsung dibunuh begitu saja. "Ah kayak semut", selalu dikecilkan keberadaannya, walau ia memang benar makhluk kecil. Tapi, terkadang orang melihat kecil bentuknya, tapi tidak melihat perannya. Sama dengan orang melihat kehebatan seseorang dari kaca mata lensa, tapi tidak melihat di balik lensa masih banyak orang-orang yang melebihinya, mengapa? karena terkadang meremehkan dan menganggap remeh yang tidak populer.  
Menarik kalau kita perhatikan Ayat Al-Qur'an, bagaimana ia menggambarkan semut, dan bagaimana Al-Qur'an menggambar kepemimpinan semut dalam kondisi-kondisi tertentu;

{ حَتَّىٰۤ إِذَاۤ أَتَوۡا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةࣱ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمۡ لَا یَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَیۡمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمۡ لَا یَشۡعُرُونَ }
[Surat An-Naml: 18]

"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

Mari kita perhatikan pilihan "kata" dalam Ayat di atas. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemui situasi yang berpotensi membahayakan  diri kita maupun orang lain. Dari hal ihwal semut dalam Surat An-Naml ayat 18, kita dapat mengambil beberapa pelajaran berharga tentang bagaimana seharusnya kita bertindak dalam situasi tersebut.

Pertama, berinisiatif memberikan nasihat (بادرت). Saat merasakan adanya bahaya, semut segera berinisiatif memberikan nasihat kepada kaumnya (kelompoknya, golongannya). Ini mengajarkan kita pentingnya bertindak cepat dan tidak menunda-nunda untuk menyampaikan nasihat baik kepada orang lain saat situasi mendesak. Dan yang paling mendesak hari ini adalah judi online, bagaimana anak muda, orang tua, dan bahkan anak-anak yang masih kecil untuk segera diberi peringatan keras, bahkan hal-hal yang mengarah kearah sana, agar segera diberi peringatan akan bahayanya, tidak hanya lewat media sosial, tapi harus masuk ke sekolah-sekolah dengan berbagai kebijakannya. 

Kedua, memberikan peringatan dan tidak egois (أنذرت). Menariknya, ia tidak hanya menyampaikan kemudian meninggalkan teman-temannya, semut tidak egois, ia menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga memperingatkan kaumnya. Ini menunjukkan bahwa dalam keadaan bahaya, kita seharusnya tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan keselamatan orang lain.

Ketiga, menggunakan seruan yang nelas (نادت). Semut menggunakan seruan "يا أيها" untuk menarik perhatian kaumnya. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif untuk memastikan pesan kita diterima dengan baik. Ada banyak tujuan baik, tapi terkadang komunikasnya tidak jelas, perintahnya samar-samar, sehingga tidak tersampaikan dengan baik, bahkan ambigu. 

Keempat, memberikan peringatan yang bisa dipahami semua orang (نبهت). Semut menggunakan kata "ادخلوا" yang bisa didengar dari kejauhan dan dipahami oleh semua anggota kaumnya. Ini mengajarkan kita untuk menyampaikan pesan dengan cara yang mudah dipahami oleh semua orang. Pesan tidak usah dakik-dakik, apalagi menggunakan kalimat yang sulit dipahami, walau terkesan keren, tapi kadang tidak sampai. Maka, pesannya jelas, "masuklah". 

Kelima, menjelaskan alasan peringatan (بينت). Semut menjelaskan alasan peringatannya, yaitu agar kaumnya terhindar dari kebinasaan. Ini menunjukkan pentingnya memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan dari peringatan atau nasihat yang kita sampaikan. Tidak sekedar menyuruh-nyuruh, tapi dijelaskan mengapa ia menyuruh?!. Ada perintah, ada alasan. 

Keenam, berprasangka baik (اعتذرت). Lah ini yang terkadang langka, kalau tidak suudhan pada orang lain (di luar golongannya), terkadang suudhan pada golongan sendiri. Semut berprasangka baik bahwa Nabi Sulaiman dan tentaranya tidak menyadari keberadaan mereka. Ini mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik terhadap orang lain, bahwa mereka mungkin tidak sengaja melakukan kesalahan.

Keberadaan semut di sekitar kita selalu mengajari hal-hal indah, walau ia terkadang datang tiba-tiba tanpa kita sadari, sebenarnya ia datang dengan cinta, walau tiba-tiba kita membunuhnya, karena kita tidak sadar bahwa ia didatangkan untuk mengajari kita hidup lebih indah. "Hukum membunuh semut itu haram", kata seorang ustadz, "benar, karena ia mendokan". Bukan hanya itu, kita harus belajar banyak pada makhluk kecil, walau kita seakan-akan menjadi makhluk paling sempurna di muka bumi, tapi terkadang tidak sadar, kita menjadi makhluk yang bukan siapa-siapa di hadapanNya, lemah. Kecuali yang sudah menjadi abdunNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar