السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Rabu, 17 Juli 2024

Menikmati Hidup dalam Kendaraan Kehidupan



Halimi Zuhdy

"Tadz, dia kok tenang sekali" celetuk teman yang duduk di sebelah saya, memperhatikan teman lainnya yang melihat ke luar mobil, memandangi pemandangan, sesekali terlelap, dan sesekali menikmati camilan, seakan-akan ia tidak pernah khawatir apa yang akan terjadi, dan seakan-akan ia yakin, perjalanan akan sampai ke tempat tujuan, sesekali ia terbangun karena hentakan rem, kemudian tertidur kembali. Ia sekan tak punya beban, walau di luar jalanan penuh jurang dan terjal. 
"Demikian pula kita" saya berbisik ke teman di sebelah. "Ketika kita bayangkan berada di dalam kendaraan yang melaju kencang di jalan raya, atau naik pesawat dengan kecepatan tinggi, atau naik kereta api, atau naik perahu dengan ombak yang begitu dahsyat. Di balik kemudi, terdapat seorang pengemudi yang kita percayai sepenuhnya. Meskipun kita tidak dapat melihat wajahnya, kita akan merasa tenang dan aman, karena  yakin pengemudi (sopir, pilot, nakhoda) akan membawa kita ke tujuan dengan selamat, apalagi kita yakin pengemudinya profesional".  

Perjalanan hidup pun tak jauh berbeda. Kita bagaikan penumpang dalam kendaraan bernama kehidupan, dengan Allah sebagai Pengemudinya. Terkadang, jalanan yang dilalui terasa terjal, penuh tanjakan, dan berlubang. Ada kalanya rintangan dan badai menerpa, membuat perjalanan terasa berat dan penuh kekhawatiran.

Namun, bagi mereka yang memiliki iman yang kokoh, rasa tenang dan yakin menyelimuti hati. Mereka percaya bahwa Allah, sang Pencipta dan Pengendali alam semesta, memiliki rencana terbaik untuk setiap kehidupan hamba-Nya. Sama seperti pengemudi yang terpercaya, Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya tersesat atau terluka. Dan Allah, tidak pernah dhalim pada hamba-hambanya. 

Orang akan merasa tenang dalam hidupnya, bila memasrahkan padaNya pada yang memiliki semesta. Bukan, kemudian pasrah tidak melakukan apapun, tapi segala usahanya, adalah Allah yang menjalankannya. Ia pasrah atas gelombang yang menghempaskannya dan menikmati setiap selancar yang dilaluinya. 

..     وَمَن یَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَیۡءࣲ قَدۡرࣰا ....

......Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (At-thalaq, 3)

Bagi mereka yang beriman, setiap kesulitan dan rintangan dalam hidup adalah sebuah pembelajaran dan kesempatan untuk semakin dekat dengan Allah. Mereka yakin bahwa setiap tetes air mata dan setiap rasa sakit akan diganti dengan kebahagiaan yang berlipat ganda di akhirat kelak. 

Bagi orang yang percaya dan yakin (beriman) perjalanan hidup sebagai sebuah petualangan yang penuh makna. Setiap rintangan akan menikmatinya, karena yakin Allah selalu bersamanya, dan menikmati setiap momen dalam hidupnya dengan penuh rasa syukur.

Allah tidak seperti pengemudi kendaraan apa pun (dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya), Allah tidak punya kekurangan, ia Maha Kuasa, Maha Besar, Pengemudi terbaik dalam perjalanan hidup. Maka, bagi orang yang benar-benar percaya kepada-Nya akan menikmati setiap detiknya dengan penuh ketenangan dan keyakinan. 

Kalau ia menangis, bukan menangisi cobaan yang di hadapannya, tetapi karena terkadang tidak yakin atas apa yang dilaluinya.  

****
Catatan; penulis masih jauh dan jauh dalam hal di atas, hanya membayangkan betapa para ambiya',  para syuhada', para salaf sholeh, para mukmin, menikmati dalam hidup yang penuh onak dan duri. Semoga Allah, selalu memberikan keimanan dan takwa pada kita.

Semarang, 17 Juli 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar