Sabtu, 18 Mei 2024

Jejak Sejarah Haji di Nusantara, Serambi Makkah dan Pelabuhan Ulee Lheue


Halimi Zuhdy

Beberapa hari ini, calon jamaah haji Indonesia sudah menjejekkan kakinya di Makkah. Tempat yang paling dirindu oleh kaum muslimin di seluruh dunia, dan tempat yang paling banyak dikunjungi oleh umat Islam. Makkah (Bakkah), bukan tempat biasa, ia tempat penuh berkah, dan tempat syiar keindahan ajaran Islam. Dan, walau tahun ini saya belum menginjakkan kaki di Makkah (semoga tahun depan, biidznillah), tapi saya menginjakkan kaki di serambi Makkah (julukan Aceh Darussalam). He. 
Beberapa paragraf dalam buku "Sejarah Haji dan Manasik" yang pernah saya tulis, dan sudah naik cetak beberapa kali. Bahwa haji di Nusantara tidak lepas dengan jejek-jejak kaki jamaah haji di Serambi Makkah, Aceh. Julukan Serambi Makkah (syarafat Makkah) bukan tanpa alasan, karena Aceh memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan ibadah haji.

Sejak berabad-abad silam, Aceh menjadi gerbang utama bagi jamaah haji dari berbagai wilayah di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Mereka singgah di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke tanah suci Makkah. Nanti, kita bisa telusuri di Sabang. 

Salah satu bukti sejarahnya adalah Pelabuhan Ulee Lheue di Sabang. Pelabuhan ini telah berdiri sejak abad ke-17 M dan menjadi saksi bisu perjalanan haji di Nusantara. Di sinilah para jamaah berkumpul, bersiap untuk memulai perjalanan spiritual mereka ke tanah suci.

Ada beberapa versi tentang asal mula julukan Serambi Makkah bagi Aceh. Versi yang paling terkenal adalah karena Aceh menjadi tempat persinggahan jamaah haji sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah. Aceh bagaikan ruang tamu atau serambi sebelum memasuki rumah utama, yaitu Makkah.

Versi lain mengaitkannya dengan kesamaan budaya dan tradisi antara Aceh dan Makkah. Penerapan syariat Islam yang kuat dan tradisi dakwah yang marak di Aceh menjadikannya miniatur Makkah di Nusantara.

Peran Aceh dalam penyebaran Islam di Indonesia sangatlah signifikan. Selain menjadi pintu gerbang haji, Aceh juga menjadi pusat pendidikan Islam dan melahirkan banyak ulama ternama. Pengaruh Islam dari Aceh menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara melalui perdagangan, dakwah, dan interaksi budaya.

Sejarah haji di Nusantara tak lepas dari peran penting Aceh. Bukan hanya sebuah persinggahan jamaah haji, tetapi bagaimana haji menjadi perjalanan panjangnya. Hari ini kita saksikan, betapa calon (yang juga sudah mendaftar) menjadi jamaah haji di seluruh Indonesia, sangat banyak, sampai harus antri puluhan tahun. Dan, menjadi jamaah terbesar di dunia. 

Julukan Serambi Makkah menjadi inspirasi di beberapa daerah di Indonesia, dengan memberikan julukan untuk daerahnya; Gerbang Salam, Kota Santri, dan lainnya. Oh ia, dan pelabuhan Ulee Lheue menjadi saksi bisu perjalanan para jamaah, dan Aceh memberikan kontribusi besar dalam penyebaran Islam di Indonesia.
@sorotan 

****

Kali ini hadir ke Aceh dalam rangka menghadiri Annual Internasional Conference ADIA (ASOSIASI DOSEN ILMU-ILMU ADAB SE INDONESIA 2024.

Ta'dhim ila 'Amid Kulliyah Agam Syarifuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar