(Tadabbur Surah Al-Imran Ayat 159)
Halimi Zuhdy
Ayat 159, Surat Al-Imran, menarik untuk ditadabburi lebih dalam, terutama terkait dengan kemahiran dalam qiyadah (kepemimpinan) dan bagaimana mengelola tim.
{ فَبِمَا رَحۡمَةࣲ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِیظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِی ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ }
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
Ayat ini, bagaikan sebuah kompas yang menuntun kita pada keahlian-keahlian esensial seorang pemimpin, seorang pemimpin tidak cukup hanya orang yang pinter, punya ide-ide cemerlang, tapi emosian. Atau ada yang penuh kasih, tapi tidak mampu mengelola tim dengan baik. Atau pinter mengelola tim dengan hebat, tapi tidak punya rasa dan perasaan. Lah, Ayat al-Qur'an 159 dalam Surat Al-Imran ini sangat menarik untuk kita renungi. (Gambaran berikut, diambil dari Faraid wa Fawaid min Al-Qur'an Al-karim)
1. Keteladanan dan Rendah Hati
فَبِمَا رَحْمَةٍ منَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
"Maka berkat rahmat Allah engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau kasar dan berhati keras, tentulah mereka akan menjauh daripadamu"
Ayat ini menekankan pentingnya keteladanan dan kerendahan hati seorang pemimpin. Pemimpin yang penuh kasih sayang dan rendah hati akan dihormati dan dicintai oleh pengikutnya.
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan bersahaja. Ia tidak pernah menunjukkan sikap arogan atau superioritas, dan selalu bersedia untuk duduk bersama dan mendengarkan para pengikutnya. Kesederhanaan ini membuatnya mudah dihormati dan dicintai oleh rakyatnya.
2. Kemauan untuk Memaafkan
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ
"Maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka"
Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Pemimpin yang bijaksana mampu memaafkan kesalahan anggotanya dan membantu mereka untuk berkembang.
3. Musyawarah/Membangun Kerjasama
وَشَاوِرُهُمْ فِي الْأَمْرِ
"Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu"
Pemimpin yang bijak selalu melibatkan anggotanya/ timnya dalam proses pengambilan keputusan. Konsultasi dan musyawarah akan menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan memperkuat rasa kebersamaan dalam tim.
Nabi Muhammad SAW selalu melibatkan para sahabatnya dalam pengambilan keputusan. Beliau selalu terbuka terhadap saran dan masukan dari mereka, dan tidak pernah bertindak secara sepihak.
4. Ketegasan dan Keteguhan Pendirian
فَإِذَا عَزَمْتَ
"Maka apabila engkau telah mengambil keputusan, .."
Ketika seorang pemimpin telah membuat keputusan yang matang dan penuh pertimbangan, ia harus berani dan teguh dalam melaksanakannya. Ketegasan dan keteguhan pendirian ini akan membawa tim ke arah kesuksesan.
5. Berserah Diri kepada Allah
فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ
"maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh.."
Kesuksesan sejati datangnya dari Allah SWT. Pemimpin yang beriman selalu berserah diri kepada Allah dan senantiasa berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Pemimpin yang optimis dan penuh keyakinan akan menumbuhkan semangat yang sama pada timnya. Ia selalu percaya pada potensi anggotanya dan senantiasa berusaha membawa mereka menuju kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar