Halimi Zuhdy
Ketika saya duduk di ruang tamu kantor, saya perhatikan bunga kuning yang begitu elok, terus saya pandangi, lama-lama mata saya jenuh tak menemukan keindahan kecuali warna yang melekat di bahan plastik itu. Saya dekati, tak ada aroma apa pun, tak menemukan kesegaran apa pun. Saya baru tersadar, bahwa bungan itu hanyalah palsu. 🥰
Bunga-bunga asli memiliki keelokan yang tak tergantikan oleh bunga buatan. Begitu juga dengan manusia yang memiliki keaslian dalam sifatnya; keunikan tersebut membuat mereka begitu indah. Keaslian dalam perilaku dan karakter manusia cenderung memancarkan pesona yang tak tergantikan, jauh melampaui kesan yang dibuat-buat atau palsu. Meski diubah atau disempurnakan, keaslian tetaplah yang menonjolkan keindahan sejati.
Saya kemudian merenung, bagaimana dengan manusia palsu. Walau asli, tapi sifatnya adalah kepalsuan belaka. Apalagi manusia yang benar-benar palsu, tubuhnya tak punya ruh, dan sifatnya yang tak bersifat.
Keaslian adalah inti dari keindahan sejati. Seperti bunga asli yang memiliki pesona yang tak tergantikan oleh bunga buatan, manusia dengan sifat yang otentik dan asli jauh lebih menarik daripada yang mencoba untuk 'dibuat-buat'. Sifat yang alami, jujur, dan autentik pada manusia mencerminkan keindahan yang tak terpengaruh oleh upaya untuk berpura-pura atau menyesuaikan diri dengan harapan orang lain. Keaslian adalah apa yang membentuk ikatan yang tulus dan mendalam dengan orang lain, menciptakan pesona yang abadi dan tak terlupakan.
****
Kepalsuan itu mungkin sama dengan kemunafikan ya😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar