#Ngaji Turki 11
Halimi Zuhdy
Masjid di Turki memang keren-keren. Tidak hanya bangunannya yang kokoh dan indah, tapi dinding-dindingnya dapat berbicara dan penuh wasiat-wasiat bermakna. Walau umurnya cukup sepuh, tapi gayanya selalu tampak muda.
Setelah beberapa masjid saya temukan di Cappadocia, rute selanjutnya menuju Kota Amasya. Amasya sangat unik dan mempunyai sejarah indah dengan Ottoman. Awalnya saya tidak mengira ada masjid yang cantik dan menawan, tahunya sebelum ke Turki, hanya mendengar Hagia Sofhia, Suleymaniye, dan Grand Mosque, ternyata di Amasya ada masjid ciamik dan bersejarah, Masjid Sultan Bayazid II (Sultan Beyazid II Cami), masjid ini yang akan saya ceritakan.
Akan tambah menarik mengenal masjid Sultan Bayazed II kalau mengenal Kota Amasya. Amasya dan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Amasya memiliki hubungan yang erat dengan Ottoman karena merupakan salah satu kota penting dalam sejarah kesultanan Ottoman. Pada masa lalu, Amasya berperan sebagai salah satu pusat pemerintahan dan wilayah strategis bagi kesultanan Ottoman.
Kota ini memiliki nilai strategis karena posisinya yang strategis di sepanjang jalur perdagangan dan militer di wilayah Anatolia. Saya perhatikan, walau jalannya tidak terlalu luas, tapi kanan kirinya cukup asyik sekali. Banyak saya temukan bunga-bunga matahari yang terhampar. Amasya juga menjadi tempat kelahiran beberapa sultan dan tokoh penting dalam sejarah Ottoman. Salah satu sultan terkenal yang lahir di Amasya adalah Sultan Bayezid I, yang dikenal dengan julukan "Bayezid the Thunderbolt" atau dalam bahasa Arab "بايازيد الصاعقة" karena keberaniannya di medan perang. Sang Petir.
Lah, Masjid Sultan Bayazed II inilah yang sedikit akan saya tilik. Masjid Sultan Bayezid II di Amasya memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Dibangun pada awal abad ke-16, masjid ini hasil dari perintah Sultan Bayezid II dari kekhilafahan Ottoman. Sultan Bayezid II, yang merupakan anak dari Sultan Mehmed II, memerintah dari tahun 1481 hingga 1512.
Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1485-1486 dan selesai beberapa tahun kemudian. Masjid ini menampilkan arsitektur klasik Ottoman (ustmaniyah) yang indah dengan penggunaan batu dan bata sebagai material utama. Dengan menonjolkan kubah yang mengagumkan dan menara setinggi, masjid ini mencerminkan kebesaran dan keagungan masa kekhilafahan Ottoman pada masa itu. (Keterangan di dinding masjid).
Dan tempat cukup luas, selain sebagai tempat ibadah, Masjid Sultan Bayezid II juga berfungsi sebagai kompleks keagamaan Islam yang mencakup madrasah, rumah sakit, dan pemandian umum untuk masyarakat. Tempat ini menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan agama di Amasya pada masa Utsmaniyah. (Penjelasan penulis ambil dari papan info depan masjid Bayazed II).
Saya menunggu shalat Maghrib sampai shalat Isya' di Masjid bersejarah ini, saya lihat anak-anak riang bermain, dan para pengunjung dari beberapa negara cukup antusias melihat pintu dengan ukiran seperti burung, ada huruf-huruf Arab yang sangat mencolok dari beberapa tempat, sepertinya huruf Waw dan Qaf.
Dengan kombinasi seni dan arsitektur yang megah, Masjid Sultan Bayezid II menjadi warisan bersejarah yang berarti bagi kota Amasya dan masyarakatnya. Masjid ini terus dipelihara dan dijaga dengan baik sebagai salah satu situs bersejarah yang penting di wilayah Anatolia, memungkinkan kita untuk menghargai dan menghormati keindahan dan keagungan masa lalu Ottoman.
Amasya juga menjadi tempat penting dalam sejarah politik Ottoman. Dalam surat Amasya yang terkenal, tiga pangeran Ottoman bersaing untuk tahta setelah kematian Sultan Mehmed II, dan surat ini memainkan peran penting dalam pembentukan kesultanan Ottoman.
Sebelum saya meninggalkan Amasya dan Masjid Sultan Bayazed II, saya menyaksikan di seberang masjid ada jembatan dan sungai yang mengalir mesra, seakan-akan mengabarkan pada dunia ada tempat indah di Amasya.
Hingga saat ini, Amasya masih menyimpan banyak peninggalan bersejarah dari masa Ottoman, termasuk bangunan-bangunan bersejarah, makam-makam sultan, dan situs-situs penting lainnya yang menjadi saksi bisu dari hubungan erat kota ini dengan Kekaisaran Ottoman.
Allahu'alam Bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar