Minggu, 16 Juli 2023

Pamukkale: Keajaiban Kapas Putih di Tepi Sejarah Turki dan Kehadiran Cleopatra

Halimi Zuhdy

"Güle güle" saya lambaikan tangan pada Efesus, kota kuno yang menjadi kenangan. Kota yang pernah dihuni 6000 SM, sekarang menjadi kota Selcuk, Provinsi Izmir, Turki. Demikianlah, kehidupan di dunia tidak ada yang abadi, semua kekuasaan yang pernah jaya di muka bumi, sirna. 

Setelah melepas Efesus, kini bergerak menuju Pamukkale. Mengikuti rute ini, kita dapat membayangkan perjalanan sejarah Turki dari zaman Yunani kuno, Romawi, Kesultanan Ottoman, hingga masa Turki modern. Melanjutkan perjalanan ke arah timur, saya tiba di Pamukkale. Pamukkale, yang berarti benteng kapas dalam bahasa Turki. Ia sebuah situs alam di Provinsi Denizli di Turki barat daya. Asyik!. Kelopak mata seakan-akan tak mampu dikedipkan, betapa Allah SWT memberikan keindahan pada semesta ini. 
Pamukkale dikenal dengan formasi teras alami yang memukau. Di sini, tangan saya terus memotret setiap lapisan-lapisan putih, sesekali melihat kaki-kaki pengunjung yang merendamkan kakinya di air hangat yang berada di atas teras laksana kapas. Kita, yang pergi ke sini akan merasakan keajaiban alam dengan berjalan melalui teras-teras putih yang terbentuk oleh air panas kaya mineral. 

Tempat ini pula, katanya, dinamakan pemandian kuno yang dikenal sebagai "Pemandian Cleopatra".  Awalnya saya bingung, apa hubungannya dengan Cleopatra?. Bukankah Cleopatra di Mesir?. Ternyata, saking terkenalnya tempat ini, Cleopatra hadir di sini, mungkin ber-SPA ria. Seperti pernah juga saya bertanya-tanya ketika datang ke laut mati, Yordania, Cleopatra pernah berendam di dalamnya dan mengolesi tubuhnya dengan lumpur. Hierapolis mencapai puncak kejayaannya pada masa Romawi, kota ini menjadi destinasi populer bagi orang-orang Romawi yang mencari penyembuhan dan relaksasi di pemandian-pemandian yang terkenal, termasuk "Pemandian Cleopatra" yang dipercaya dikunjungi oleh Ratu Cleopatra. 
Pamukkale Ini bukan ciptaan Yunani, bukan pula Romawi, ini adalah peristiwa alam seperti ciptaan dan keajaiban lainnya di dunia, keajaiban hanyalah diciptakan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh untuk merasakan keagunganNya, di sekitar kita akan terlihat betapa keajaiban itu selalu tampak. Tabarakallah, Maha Suci Allah. 

Pamukkale adalah juga merupakan rumah bagi kota kuno Hierapolis, yang telah menjadi pusat penting pada zaman Romawi. Dengan menjelajahi situs Hierapolis, saya dapat melihat teater Romawi yang besar, beberapa menit saya duduk di kursi batu paling atas, seakan-akan ada berbagai penampilan di bawah sana. Dekat teater  ada papan informasi, bahwa pada periode 2009 - 2013 ada restorasi frons scaenae, dengan rekomposisi urutan pertama, terdiri dari 7 marmer aediculae yang menopang pedimen segitiga dan melengkung. "Saat ini restorasi menawarkan keindahan kepada pengunjung contoh luar biasa dari arsitektur barok Asia Kecil.  Dekorasi marmer, pahatan relief, dan prasasti dedikasi panjang untuk kaisar Septimius Severus (awal abad ke-3 M) menjadikan bangunan ini unik di Mediterania". 
Teater Romawi di Hierapolis digunakan untuk berbagai jenis pertunjukan, termasuk drama, komedi, musik, dan tarian. Pertunjukan-pertunjukan ini membentuk bagian penting dari kehidupan budaya dan hiburan masyarakat Hierapolis. Teater tersebut juga digunakan untuk acara-acara politik, pidato, dan upacara penting lainnya. Teater Hierapolis adalah salah satu teater Romawi terbesar yang masih ada hingga saat ini. Dibangun pada abad pertama Masehi, teater ini memiliki kapasitas yang luas, dapat menampung sekitar 15.000 hingga 20.000 penonton. Angin menyapa, sepertinya tidak bisa lama-lama menikmati panggung teater, karena harus terus bergerah di bekas kota besar ini, Hierapolis. 

Saya berkeliling memasuki ruang-ruang yang berisi berbagai peninggalan zaman Romawi, entah tahun berapaan, sudak tidak sempat mencatat satu persatu. Setiap berkeliling saya melihat lapisan-lapisan yang kaya dan kompleks dari peradaban Yunani, pengaruh Romawi, masa kejayaan Kesultanan Ottoman, hingga zaman Turki modern. Perjalanan dari Efesus ke Pamukkale, saya dapat menghayati jejak sejarah ini, memahami evolusi Turki dari masa ke masa, dan menghargai kekayaan budaya dan warisan yang telah ditinggalkan oleh peradaban yang berbeda.
Mudah-mudahan peninggalan menjadi ibrah bagi kehidupan setelahnya, generasi berikutnya, bukan hanya sebagai tontonan saja. 
{ وَتِلۡكَ ٱلۡأَیَّامُ نُدَاوِلُهَا بَیۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِیَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَیَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَاۤءَۗ وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ ٱلظَّـٰلِمِینَ }
[Surat Ali 'Imran: 140]
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Pamukkale Turki, 08 Juli 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar