Halimi Zuhdy
Setelah melihat dan membaca sejarah masjid dan makam kuno di Bursa, kini bergerak menuju Ayvalik Cunda Island. Saya mencari informasi, kira-kira ada apa gerangan di kota kuno dengan arsitektur Yunani dan Romawi yang masih terawat?. Ternyata, ada gereja Ortodoks Yunani di pulau cantik ini yang pernah menjadi masjid pada tahun 1927-1928 dan sekarang menjadi museum unik yang ramai dikunjungi. Pulau Cunda terletak di Teluk Edremit di pantai barat laut Turki, di lepas pantai Ayvalık di Provinsi Balıkesir Turki. Terletak 16 kilometer (10 mil) timur Lesbos, Yunani. Pulau ini juga dikenal dengan nama pulau Alibey, (bahasa Turki: Cunda Adası, Alibey Adası ), bahasa Yunani Moschonisi (bahasa Yunani : Μοσχονήσι atau Μοσχόνησος) l. (diambil dari dokumen Ayvalic di Taksiyarhis). Adasi dalam bahasa Indonesia adalah pulau, atau kepulauan.
Awalnya tidak terlalu tertarik membaca sejarah gereja Ortodoks Yunani (Moschonese) karena saya tidak punya keahlian tentang gereja, tapi setelah membaca papan informasi seputar tempat ini (berbahasa Turkiye) bahwa gereja ini pernah menjadi masjid, maka saya mencoba melihat warna-warni dinding, bentuk, dan beberapa isi museum ini. Jebrat-jabret, saya memotret beberapa dokumen penting di Museum yang sebelumnya adalah gereja dan masjid.
Dalam papan informasi yang menempel di Museum Taksiyarhis, bahwa tempat ini adalah sebuah gereja yang dibangun oleh komunitas Ortodoks Yunani (Moschonese) di Pulau Alibey (Cunda) pada tahun 1873, dulunya adalah Gereja Anakent (Metropol). Selama tahun-tahun kebanyakan penghuni pulau Cunda adalah orang Yunani, yang berjumlah sekitar 8.000-10.000. Gereja ini dikaitkan dengan 'Taksiyarhis', yaitu Malaikat Penjaga Jibril dan Mikail.
Sebagaimana gereja pada umumnya, bangunan ini berbentuk persegi panjang, berbentuk basilika berkubah tunggal dengan gaya arsitektur Neo-Klasik yang banyak digunakan pada masanya. Satu dari dua menara lonceng yang tetap berdiri. Isinya sudah dipenuhi dengan berbagai barang-barang kuno, sehingga saya kurang tertarik melihat lebih jauh barang-barang yang masih terlihat sangat terawat ini.
Saya mencari informasi lebih jauh tentang berubahnya gereja menjadi masjid ini, tapi nihil, karena selain saya tidak bisa bahasa Turki, juga hanya beberapa jam di pulau Cunda, itu pun menilik 1 gereja Ortodoks Yunani yang sudah berubah fungsi, dan 1 gereja dekat pantai yang sudah rusak dan hanya tinggal puing-puing saja, dan perpustakaan Sevim Necdent Kent Kitapligi yang dipenuhi buku-buku klasik dan di dalamnya terdapat gambar tokoh-tokoh gereja serta nama Allah dan Nabi Muhammad, juga terdapat nama-nama khalifah; Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, serta Hasan dan Husain (sayang, di tempat ini saya tidak bisa ambil gambar, dilarang).
Pada tahun 1927-1928, bangunan gereja Taksiyarhis diganti menjadi masjid tanpa menara. Sementara itu, ikonostasis dibongkar dan penggambarannya dicat ulang. Bangunan yang rusak akibat gempa tahun 1944 itu terbengkalai.Berubahnya gereja ke masjid, saya tidak menemukan hal-hal yang berbau masjid atau tanda-tandanya seperti kaligrafi Arab dan lainnya.
Arsitektur Gereja Taksiyarhis mencerminkan gaya arsitektur Bizantium dan Yunani klasik. Bangunan gereja ini memiliki kubah besar dengan bentuk tabung yang khas, di atas ruang ibadah utama. Bagian luar gereja terbuat dari batu lokal, sementara bagian dalamnya dihiasi dengan fresko dan ikon tradisional.
Selama bertahun-tahun, Gereja Taksiyarhis berfungsi sebagai tempat ibadah utama bagi komunitas Ortodoks Yunani di pulau Cunda. Namun, pada awal abad ke-20, dengan perubahan politik dan perpindahan penduduk, komunitas Yunani Ortodoks di wilayah itu mengalami penurunan signifikan. Banyak orang Yunani Ortodoks meninggalkan Turki sebagai akibat dari pertukaran penduduk antara Turki dan Yunani pada tahun 1923 setelah berakhirnya Perang Kemerdekaan Turki.
Setelah komunitas Yunani Ortodoks berkurang, Gereja Taksiyarhis sempat terlantar dan tidak terawat dengan baik. Namun, pada tahun 2011, setelah upaya restorasi yang luas, gereja ini dibuka kembali untuk digunakan sebagai tempat ibadah oleh komunitas Ortodoks Yunani yang tersisa di pulau Cunda.
Selain sebagai tempat ibadah, Gereja Taksiyarhis juga menjadi daya tarik wisata yang populer bagi pengunjung pulau Cunda. Keindahan arsitekturnya yang unik dan suasana sejarah yang kental menjadikannya tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan warisan budaya dan arsitektur gereja di Turki. Dan pada tahun 1976, terdapat 17.900 hektar Ayvalık dan sekitarnya dinyatakan sebagai situs alam dan sejarah. Dengan keputusan bernomor 28.10.1989-1795, Gereja Taksiyarhis didaftarkan oleh Badan Pelestarian Warisan Budaya dan Alam Bursa.
Dalam papan informasi yang ada di museum ini, tertulis bahwa kelompok lindung Gereja Taksiyarhis, yang terdaftar sebagai benda budaya tak bergerak yang harus dilindungi, telah ditetapkan sebagai kelompok 1 sesuai dengan keputusan prinsip Dewan Tinggi Perlindungan Aset Budaya dan Alam, tertanggal 11-05-1999 / 660.
Dari Gereja Taksiyarhis, saya berjalan menyusuri gang-gang tua, kanan kiri dipenuhi bangunan masa Yunani Kuno. Dan di atas puncak pulau Cunda ini terdapat perpustakaan cantik dengan kincir anginnya yang melambai-lambai, Sevim Necdent Kent Kitapligi. Berada di puncak pulau ini, dapat melihat keindahan pulau Cunda dengan bangunan tua peninggalan Yunani dan Romawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar