Halimi Zuhdy
"Loh, kok masih di Malang?!", Kata teman ngobrol di masjid. "Ustadz, tidak mudik?!" Pertanyaan yang bertubi-tubi, setiap ketemu orang. "Saya sudah mudik, tapi balik lagi ke Malang, ada tugas penting!".
"Tugas penting apa ustadz?", Ia tanya penasaran, "khutbah di Masjid Al-Ghazali Al-Hikam". Biasanya saya tidak pernah menerima khutbah Idul Fitri di Malang dan sekitarnya, karena sudah ada jadwal rutin di tempat lahir. Tapi, karena yang meminta pesantren, maka tidak bisa menolak, santri harus selalu "sami'na wa 'atha'na". Menundukkan kenyamanan pulang untuk bertemu bunga-bunga di desa, tapi menumbuhkan bunga-bunga lain untuk dibawa pulang, hanya menunda sebentar saja.
Sebenarnya hati lagi berkecamuk, ingat wajah orang tua yang tersenyum, pagi-pagi sudah bangun menuju dapur, memberikan suguhan yang paling nikmat untuk putra putrinya dan cucunya. Tapi, ditunda dulu. Dari sini hanya doa yang terpanjat, "Insyallah setelah hari raya pulangnya?!" Menyapa Umi lewat telpon, sebenarnya tidak tega pamet kepada beliau. Tapi, hati yakin, beliau tidak sedih, karena putranya lagi bertugas. Benar, beliau bahagia, walau tangannya tidak langsung saya cium setelah takbir di masjid bergema, karena anaknya lagi bertugas. "Cangkolang kakdintoh". 😞.
Beda lagi dengan anak-anak dan pendamping hidup , "kok balik lagi sih, gak seru tanpa Abi". "Sabar, hanya sebentar sayang" untung anak-anak sudah terbiasa ditinggal dan ritmenya sudah paham, maka wajahnya tetap bahagia, karena selalu diajari "kalau dipanggil guru, ustadz, kyai, harus sami'na wa atha'na, tidak boleh menolak selagi masih bisa, kalau tidak bisa, dibiasakan bisa agar terbiasa". Karena orang tua dan guru adalah zimat, buat mereka bahagia, insyallah hidup bahagia.
Setelah khutbah, saya menemui Ibu Nyai Hasyim Muzadi (Nyai Mutammimah), "Yang khatib tadi ya?,monggo ke ndalem!", "Injih bu Nyai" saya sambut dengan bahagia. Di ndalem saya bertemu dengan Gus Edy Hidayatullah, Gus Arif Zamhari, dan beberapa keluarga ndalem. Dan di tempat itu dulu, saya ditunjuk oleh gus Achmad Shampton untuk menjadi wakil Gus Hilman (putra Kyai Hasyim, Almarhum), menjadi wakil Forum Komunikasi Pesantren (FKPP), belum dilantik, beliau dipanggil oleh Allah, akhirnya dengan "sami'na wa atha'na" menggantikan beliau. Allahumma yarham. Ngoprol asyik dengan Gus Edi, sampai lupa jam terus bergerak.wkwkw.
Alhamdulillah, pukul 07.10 menit langsung bergegas untuk mudik yang kedua, bersama motor kesayangan. Ngojek jadi pilihan agar cepat melesat, sudah rindu keluarga. Wkwkwk. Eh, karena masih kelihatan di Malang, ada yang silaturahim, tetapi sayang jajan lebaran masih terkunci, minuman belum redi🤩, tikar belum terhampar, wah nasib ditinggal istri. "Monggo, pinarak!" saya persilahkan, walau ketar-ketir, karena belum ada persiapan. "Sampun ustadz, cekap, mohon maaf lahir bathin". "Pangapunten, tulang kulo tidak di rumah, ngapunten sanget" hanya senyum yang saya berikan.wkwkw. "Maaf geh, insyallah nanti kulo silaturahim".
Cus. Pesan ojek online. Harapannya cepat melesat, eh kok yang muncul gambar ibu-ibu di aplikasi ojek. Ah, bahaya kalau saya dibonceng ibu-ibu, atau saya yang membonceng juga ayahab. "Ngapunten geh, kulo cencel" diaplikasi tidak ada alasan mencencel karena driver perempuan atau laki-laki, akhirnya milih salah pesan.wkwkw. Maaf geh. Yah ini, sudah Ramadan kok buat dosa lagi, kasian ia sudah senang.
Alhamdulillah aman. Kemudian mendapatkan ojek kedua, laki-laki. Cus, drivernya terbang, walau tidak disuruh terbang, ia kencang sekali, mungkin tahu saya terburu-buru, saya ingatkan "pelan-pelan pak". Menuju terminal Arjosari, padat merayap melewati jalan utama, orang kampung pada keluar semua untuk silaturahim. Sampai di terminal, ada beberapa bis tapi kosong penumpang, hanya beberapa orang, tidak berangkat-berangkat. "Bis tarif biasa, lewat tol" wah, ini kalau kelamaan tidak jadi halan-halan di kampung .wkwkw. Bukan lagi persoalan tarif biasa atau luar biasa kalau tidak berangkat-berangkat.wkwkw.
Alhamdulillah. Tugas sudah selesai. Kini menikmati bis menuju Surabaya, kemudian Mojokerto, dan Insyallah berikutnya ke tanah yang dirindu, Madura. Walau masih ada tugas berikutnya, menyelesaikan PAK.wkwwk. selamat mudik ria.
****
Mudik selain melestarikan budaya Nusantara, adalah menjalin dan mempererat silaturahim.
***
Halimi Zuhdy sekeluarga mengucapkan " 'Id Mubarok, Selamat Hari Raya Idul Fitri, Semoga Amal Ibadah Kita diterima oleh Allah swt, dan Kita diampuni segala dosa-dosa kita".
_Kajian-kajian Al-Qur'an, Mukjizat Al-Quran, Balaghah, Sastra Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan, Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya._
🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube *Lil Jamik*
📲 Facebook *Halimi Zuhdy*
📷 IG *Halimizuhdy3011*
🐦 Twitter *Halimi Zuhdy*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar