Halimi Zuhdy
Artis dalam ilmu nahwu itu adalah Zaid (زيد) dan Amr (عمرو). Dua nama ini sangat populer sekali bagi yang pernah belajar kitab Al-Jurmiyah, Durus Arabiyah, Imriti, Alfiyah dan kitab-kitab lainnya, contoh-contoh yang sering digunakan adalah kata zaid. Tidak hanya dalam ilmu nahwu, tapi dalam buku-buku pembelajaran bahasa Arab nama Zaid paling populer.
Mengapa kata Zaid yang sering dijadikan contoh?, Banyak jawaban tentang ini, di antaranya adalah karena kata "Zaid" bermakna "Numuw" yaitu bertambah. Dengan penggunakan kata tersebut, diharapkan seorang pencari ilmu selalu bertambah keinginan dan semangat dalam mencari ilmu, dan selalu bertambah ilmunya dan keberkahannya.
Tapi tahukan para pembaca, kapan kata "Zaid" digunakan pertama kali sebagai contoh dalam bahasa Arab?, kemarin dalam perjalanan Malang-Bandung penulis membuka kitab-kitab elektronik dan menemukan kajian tersebut, dalam Majmu'ah Tahqiq Al-Makhtut fi Awraq Al-Jamiah bahwa yang pertama kali membuat contoh dengan kata Zaid dalam Bahasa Arab adalah Abdullah bin Abi Ishaq Al-Hadrami.
Menurut Syek Nuri, di akhir Risalah al-Isytiqaq li Ibn Al-Siraj dalam manuskripnya yang disimpan di Perpustakaan Shahid Ali No.2358 dijelaskan;
قالَ تاجُ الدّينِ الكنديُّ رضي اللهُ عنه: أوّلُ مَن مثّلَ بزيدٍ في أهلِ العربيةِ عبدُ اللهِ بنُ أبي إسحاقٍ الحضرميّ، كان له ولدٌ اسمُهُ زيدٌ، فكانَ إذا مثّلَ قالَ: ضربَ عبدُ اللهِ زيدًا
Kata Tajuddin Al-Kindi, bahwa orang yang pertama kali memberi contoh dengan "Zaid" adalah Abdullah bin Abi Ishaq Al-Hadrami, dan kebetulan anaknya bernama Zaid. Maka, Abdullah sering memberi contoh dengan "Dharaba Abdullah Zainda" Abdullah memukul Zaid. Ia mencontohkan dirinya sebagai Ayah yang memukul anaknya sendiri, Zaid.
Tampaknya Ibn Abi Ishaq benar-benar memukul putranya Zaid, dan untuk ini dia menjadikannya sebagai contoh. Dan dalam banyak contoh, yang digunakan adalah Ayah (abun) dan Anaknya (ibnu). Terkadang menggunakan Abu Zaid, Ibnu Zaid, dan Zaid itu sendiri.
Ibn Abi Ishaq meninggal pada tahun 117 H, sedangkan Tajuddin al-Kindi meninggal pada tahun 613 H, di Damaskus, dan dimakamkan di Qasioun. Dan Syekh Tajuddin punya karya Syarah Diwan Al-Mutanabbi. (Muhammad Nuri al-Moussawi)
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02sgvzq7KmgrmUCpRdR4Hpw1ks4xTEjjEEcghb1aZLn8xHcjgAKBb3cv5jQfM6Uadol&id=1508880804
Zaid selalu asyik didiskusikan, selain dari akarnya za-a-da (زاد) yang bermakna banyak, berkembang, bertambah, kebaikan dan makna-makan lainnya, juga bisa cakep dibuat nama. Kata ini juga berubah dalam bentuk lainnya menjadi; Ziyad (زياد), Yazid (يزيد), Zayid (زايد), Ziyad (زياد), dan nama-nama lainnya.
***
Kajian-kajian Al-Qur'an, Mu'jizat Al-Quran, Balaghah, Sasta Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan, Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya.
🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube *Lil Jamik*
📲 Facebook *Halimi Zuhdy*
📷 IG *Halimizuhdy3011*
🐦 Twitter *Halimi Zuhdy*
🗜️ Tiktok *ibnuzuhdy*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar