Halimi Zuhdy
Kata kurban dan qurban, mana yang benar?, bila menilik bahasa Arab dengan tulisan kurban dan qurban, maka akan terlihat perbedaan maknanya sangat jauh. Kalau diawali dengan huruf kaf, kurban (كرب) huruf ka-ra-ba bermakna kesedihan mendalam, menderita, duka cita dan kesusaan, tapi kata yang diawali dengan huruf kaf (ka) tidak mungkin dibaca kurban (tambahan alif dan nun, dengan huruf kaf dhammah), karena dalam padanan bahasa Arab tidak ditemukan kata Kurbanun (كربان), yang ada adalah kata karbon (كربون). Maka, yang dimaksudkan kata kurban adalah qurban (dalam bahasa Arab).
Sedangkan kata qurban (قربان), dengan huruf pertama “q”, lebih sesuai dengan asal katanya dalam bahasa Arab yaitu qaf-ra-ba (قرب).
Kata qurban (قربان) sendiri secara bahasa adalah sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan atau lainnya (mu'jam ma'shir). Jamak dari kata ini adalah qarabin (قرابين). Kata qurban dalam bahasa Arab digunakan secara umum dengan makna sesembahan dalam bahasa Indonesia. Dan setiap agama memiliki sesembahan tersendiri, maka dalam agama Yahudi menggunakan Id al-Qurban al-Muqaddasan (hari raya kurban yang sakral/suci), atau juga digunakan oleh kaum Nasrani.
Sedangkan qurban pada hari raya Idul Adha secara khusus menggunakan nama udhiyah (sembelihan) dan nama ini lebih dikenal dalam bahasa Arab, yaitu hewan yang akan disembelih berupa sapi, unta, dan kambing. Sedangkan kata qurban/kurban lebih bersifat umum. Maka hari raya dalam Islam dinamakan Idul Adha.
Kata qurban dalam Al-Qur’an terdapat dalam tiga tempat, yaitu pada Ayat 183 (Ali Imran), 27 (Al-Maidah) dan 28 (Al-Ahqaf). Dan di antara ketiga kata tersebut adalah terkait dengan qurban yang diceritakan dalam kisah qabil dan habil, serta cerita seserang yang datang kepada rasul tentang qurban yang dilalap api, dan yang ketiga qurban sebagai sesembahan. Intinya, kata qurban (قربانا) itu sendiri adalah cara mendekatkan diri secara umum. Berbeda dengan qurban yang dilakukan dalam Idul Adha yang lebih dengan dengan kata Udhiyah, nahr, dan beberapa kata lainnya.
Mengapa Udhiyah? Kata udhiyah (hewan kurban) diambil dari dhuha, yaitu yang kurban yang disembelih pada waktu dhuha, setelah melaksanakan shalat Idul Adha. Maka, kata adha dan udhiyah adalah dari satu istiqaq (derivasi yang sama). Sedangkan kata Qurban dalam bahasa Arab jarang digunakan untuk kegiatan atau prosesi sembelihan setelah hara Idul Adha.
Apakah salah dengan kurban? Tidak salah, karena kata ini secara umum adalah sesembahan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Maka, dalam Islam kata kurban adalah udhiyah yang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hanya saja yang banyak digunakan di Indonesia adalah lebih bersifat umum, dan kemudian dikhususkan pada hari Raya Idul Adha.
Qurban atau Kurban yang benar?. Keduanya sama-sama benar. Tetapi, yang baku (sesuai KBBI) adalah kurban bukan qurban. Mengapa kata kurban (dengan huruf k) yang dibakukan, bukan qurban?, Ini mungkin karena lebih dekat dengan rasa atau huruf yang lebih akrab dengan nusantara, walau huruf Q juga ada pada abjad Indonesia. Seperti bahasa Arabnya hati, yang digunakan adalah kalbu, bukan qolbu (sesuai KBBI). Kalau ditilik dalam bahasa Arabnya, kata kalbu (كلب) bermakna anjing, sedangan qalbu (قلب) bermakna hati, mengapa dipilih huruf "k" bukan "q", kembali lagi pada alasan di atas.
Loh mengapa Qur'an dibaca qur'an, bukan kur'an? Lah ini pembahasannya akan menjadi panjang. Belum lagi kata-kata lainnya.
***
Selamat hari raya Idul Adha 1443 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar