Halimi Zuhdy
"Sudah manasik?" tanya salah satu calon jamaah haji pada temannya yang juga akan menunaikan haji tahun ini.
"Alhamdulillah, kemarin sudah melaksanakan manasik haji" jawabnya dengan singkat.
"Manasiknya dimana?"ia bertanya lagi.
"Di lapangan Rampal Malang" Jawabnya.
****
Sekilas percakapan di atas tidak ada yang aneh, dan bahkan sudah dianggap biasa. Dan percakapan di atas jamak kita dengar di berbagai daerah, baik ketika jamaah mau berangkat haji atau umrah, atau juga setelah haji. Dan kebetulan saya sering mengantarkan mahasiswa PKL Al-Hajj wa al-Umrah di beberapa KBIH, Trevel and Tour Haji dan Umrah. Sering sekali mendengarnya.
Terkadang saya tanya pada jamaah yang sudah haji atau yang melakukan umrah, "Apakah sudah manasik?", Jawaban mereka, "loh, kok manasik lagi, kan dulu sudah pernah manasik". Saya hanya tersenyum, karena mereka belum paham istilah manasik yang sering digunakan, dan sering disalah pahami secara maknanya. Dan kebanyakan mereka, memaknai manasik dengan latihan.
Barusan ngintip di beberapa laman tentang manasik haji juga sama, diartikan peragaan atau latihan. Ini kekeliruan dalam memaknai kata manasik. Manasik haji diartikan latihan haji, atau peragaan haji.
Toyyib. Apa arti manasik?. Manasik diambil dari kata nasaka-yansuku-nusukan (نسُك), yang bermakna ibadah atau keta'atan. Kata Manasik (مناسك) adalah plural dari mansak/minsak (منسك). Kata Manasik memiliki beberapa makna, yaitu; ibadah (تعبدت), dan juga diartikan nasikah (نسيكة), yaitu kurban.
Manasik adalah ibadah yang sering digunakan untuk ibadah haji, kalau diartikan secara bahasa Manasik Haji adalah ibadah haji. Dan kata manasik selain makna di atas juga memiliki makna lainnya; membersihkan, menyembelih, mendatangi, taqarrub, memupuk.
Apa perbedaan ibadah dan manasik?, ibadah lebih umum dari manasik. Setiap manasik adalah ibadah, tapi tidak semua ibadah adalah manasik.
Manasik adalah ibadah yang hanya untuk Allah, hanya untuk mendekat diri pada Allah. Sedangkan kata ibadah dapat digunakan pada selainNya.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Kata nusuki yang terdapat dalam Ayat di atas bermakna ibadah untuk mendekatkan diri padanya, yaitu taqarrub. Dan juga bermakna ibadah atau ta'abbud (التعبد), sedangkan pada Ayat di bawah, adalah manasik yang lebih khusus, adalah ibdah Haji.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرا
Diartikan dengan dzabihah (sembelihan, atau kurban) seperti Ayat di bawah.
فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ
Dari berbagai keterangan di atas, maka kata manasik haji seharusnya tidak diartikan pelatihan haji, atau peragaan haji. Karena kata manasik bukanlah pelatihan. Terus apa bahasa Arabnya pelatihan haji?, Dalam bahasa Arab dapat diungkapkan dengan Daurah Tadribiyah Manasik Al-Hajj. Atau dalam bahasa Indonesia adalah Pelatihan Manasik Haji.
Manasik bukan bimbingan atau latihan haji, tetapi ibadah haji. Yang tepat dalam mengucapkan adalah melakukan bimbingan manasik haji.
Allahu'alam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar