Senin, 09 Mei 2022

Training Ramadhan yang Gagal?

Halimi Zuhdy 

"Tadz, workshopnya sukses geh?", tanya seseorang, setelah workshop kepenulisan itu usai.

"Alhamdulillah, sukses. Sudah ada yang bisa menyusun kalimat dengan baik dan benar, bahkan sudah ada yang menulis makalah cukup bagus". Jawab pak ustadz, sambil tersenyum bahagia.
***
"Tadz, muktamar yang kemarin bagaimana?" Tanya seseorang yang terlambat datang di muktamar yang diadakan oleh FKPJ.

"Alhamdulillah sukses, beberapa keputusan di dalamnya telah dihasilkan, dan juga telah terpilih nakhoda baru", jawab pak ustadz.

***
"Tadz, kalau training yang kemarin sukses geh?" tanya mas Lukman Hakim.

"Training nopo?" tadz Halim, masih bingung menjawabnya.

"Loh, masak pak ustadz, boten paham?". Mas Lukman sambil tertawa.

"Bener, kulo tidak ikut traning beberapa bulan terakhir", tadz halim tambah bingung. Karena, ia sudah lama tidak ikut training apa pun dalam beberapa bulan terakhir ini. 

"Niku tadz, traning Ramadhan!" Jawab mas Lukman.

"Ya Allah, enggeh, kulo tidak sadar. Nopo geh hasilnya? Kulo juga bingung, kok selama 1 bulan ikut training Ramadhan sepertinya kulo belum merasakan hasilnya. Tidak ber-ghibah hanya bertahan selama Ramadhan, setelah Idul Fitri lanjut ghibah lagi. Sedih kulo" tadz Halim sambil menatap tembok yang bertuliskan La'lakum Tattaqun.

Tadz Halim terus melanjutkan renungannya, "Ngaji juga berkurang, seharusnya pasca Ramadhan tambah rajin ngaji dan taklim. Setelah Halal bi Halal sama tetangga, eh malah gunjing tetangga yang lainnya. Sampun minta maaf ke pak Ridha, beberapa menit, ngomongin pak Ridha. Ke kantor geh sami, baru mengucapkan mohon maaf lahir batin, eh ghibah lagi"

Tadz Halim menahan nafas panjang, dan...."Dan anehnya, yang seharusnya setelah training ramadhan kulo rajin ke masjid, malah setiap adzan memanggil tidak peduli panggilan itu, ketika bulan Ramadhan langsung ambil wudu' lo. Kemarin ketika Shalat Tarawih dan Shubuh rajin ke masjid, sak niki pun aras-arasen". Tadz Halim seperti merasakan penyesalan yang luar biasa, mengapa ikut workshop, seminar, muktamar yang hanya beberapa hari kelihatan hasilnya, tetapi pelatihan selamat satu bulan ini seperti tidak ada bekasnya.

"Berarti pak ustadz, juga merasakannya geh?" Mas Lukman memancing jawaban tadz Halim yang lagi terdiam cukup lama.

"Apa saya termasuk orang yang sia-sia melakukan puasa ya, seperti hadis Nabi, banyak orang yang berpuasa tetapi hanya memperoleh lapar dan dahaga. Ya Allah, mungkin saya harus memperbaiki diri, terkadang kuantitas ibadah tidak dibarengi dengan kwalitasnya, ini saatnya untuk selalu menjadikan Ramadhan di luar Ramadhan, karena Allah bukan hanya Tuhan di bulan Ramadhan tetapi Tuhan di seluruh bulan", tadz Halim berterima kasih pada Mas Lukman yang telah mengingatkan traning dahsyat, tetapi tidka banyak yang berhasil dan keluar sebagai pemenang yang sesungguhnya.

"Berarti niku benar-benar kembali Fitrah Tadz?!" Mas Lukman, sepertinya memancing tadz Halim untuk berbicara.

"He..he.., kembali ke fitrah sebelum Ramadhan, atau kembali ke masa anak (bayi)?! Jenengan niku wonten mawon. Yang dimaksud kembali ke Fitrah niku adalah kembali suci, karena telah melakukan pensucian dan pembersihan diri selama bulan Ramadhan, bukan kembali kepada kejelekan seperti sebelum Ramadhan". Tadz Halim, paham yang diinginkan Mas Lukman. 

"Mas Lukman, mari mumpung masih bulan Syawal, kita renungkan kembali La 'Alakum Tattaqun, kita jaga kwalitas ibadah, perbaiki akhlak kita, dan traning selama Ramadhan kita jaga dengan baik syukur-syukur kita bertambah baik dan menjadi manusia yang bertakwa pada Allah". Tadz Halim menutup perbincangannya.

Malang, 7 Syawal 1443 H (9 Mei 2022)

***
Baca tulisan sebelumnya "Hari Raya, Kok Masih Ribut"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar