Kamis, 05 Mei 2022

Menisbatkan Tulisan pada Penulisnya

Halimi Zuhdy

Ketika seseorang membaca tulisan seorang penulis atau seorang penceramah, atau siapa pun yang mengantarkan ide itu terengkuh, terkadang ada yang enggan mencantumkan ide sang penulis di dalam tulisannya, seakan-akan idenya adalah lahir dari dirinya, atau seakan-akan tulisannya murni dari dirinya. 

menarik apa yang didawuhkan Syekh Ibnu Abdi al-Bar terkait dengan keberkahan ilmu, yaitu ketika seseorang menisbatkan ilmu pada penulisnya, 

"Termasuk dari keberkahan ilmu, adalah engkau menisbatkan/mencantumkan sesuatu (ilmu) pada orang yang mengatakannya. Maka, janganlah engkau menisbatkan ilmu pada dirimu sendiri, bahkan apabila ada seseorang yang mengutip sesuatu darimu, katakanlah "ilmu ini saya dapatkan dari seorang alim yang bernama fulan, atau ilmu ini saya baca dari kitab karya fulan". Demikianlah, bila hal tersebut dilakukan, engkau akan mendapatkan keberkahan ilmu itu".

 نسبة العلم إلى أهله:

قال ابن عبد البر: (إن من بركة العلم أن تضيف الشيء إلى قائله)، فلا تنسب العلم إلى نفسك بل إذا أفادك أحد بفائدة فقل هذه الفائدة استفدتها من العالم الفلاني، أو هذه الفائدة قرأتها في الكتاب الفلاني، وهكذا، فعند ذلك تحصل لك البركة في العلم.

Dan di dunia perWAG-an, banyak tulisan-tulisan yang tersebar di grup tanpa penulis dan bahkan dengan sengaja menghapus penulisnya, dan ada yang menggantinya dengan penulis lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar