Halimi Zuhdy
Kita sering mendengar, orang Arab dulu menggunakan kulit sebagai wadah atau bejana untuk berbagai keperluan mereka, seperti alat minum, wudhu', dan lainnya. Dan dalam kitab-kitab klasik juga banyak menceritakan jild (kulit) sebagai alat untuk berbagai aktifitas mereka.
Dan kata Jilid dalam bahasa Indonesia, juga berasal dari bahasa Arab, yaitu Jildun yang bermakna kulit. Kemudian orang menyebutnya dengan "menjilid buku, kitab dan lainnya. Atau juga, menyebut buku yang berjilid-jilid dengan jilid 1, jilid 2 dan seterusnya. Kata jilid juga diartikan kulit, ada jilid keras, jilid lunak, dan jilid spiral.
Kulit yang dibentuk atau dibuat sebagai wadah, dalam bahasa Arab memiliki beberapa nama, yaitu; qirbah, syikwa, mizwad, i'kah, bithanah, zurnah.
Kita sering mendengar kata Qirbah, yaitu tempat air minum yang terbuat dari kulit sapi asli yang telah disamak sesuai syariat. ada qirbah Nabi dan qirbah lainnya. Dan tidak semua kulit yang dibentuk itu namanya adalah qirbah, tetapi ia disesuaikan dengan apa yang diisikan, atau sesuai dengan fungsinya.
Jika ia diisi dengan air, maka disebut dengan Qirbah (قربة), jika diisi dengan susu, itu disebut shikwa (شكوة), bila diisi dengan tepung halus maka namanya juga berubah, yaitu mizwad (مزود). Bila kulit itu dipenuhi dengan minyak atau mentega, maka dinamakan I'kah (عكة). Bila dipenuhi dengan kurma, namanya berubah, yaitu bithanah (بطانة). Jika dibuat alat musik, dengan dipenuhi angin/udara maka namanya zurnah (زرنة).
Demikian pula manusia, serupa dalam tubuh mereka, tetapi isi atau esensi mereka berbeda. Perbedaan isi itulah yang menentukan nama atau sebutan mereka yang berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar