Sabtu, 26 Maret 2022

Mengenal Kata "Ruh"

Halimi Zuhdy

Beberapa minggu terakhir ini, ruh menjadi perbincangan hangat. Memang, apa pun yang dikaji tentang ruh atau seputar ruh pasti akan hangat, apalagi ada yang terasa baru dari kajian-kajian sebelumnya. 
Mengapa ruh akan terus menarik? karena ruh adalah "min amri rabbi" (urusan Tuhan), kalau toh kita diberikan pengetahuan tentangnya, hanyalah sedikit, tidak seberapa. Dan tidak sedikit ulama dan para cedikiawan yang diam apabila membahas tentang asal usul ruh, mereka lebih hati-hati dari pada berbuat hal yang dianggap menyimpang. 

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Tetapi, tulisan ini tidak mengkaji tentang nama ruh, atau asal usul ruh, atau ruh itu sendiri. Hanya ingin sedikit mengurai korelasi kata ruh dengan beberapa kata yang ada dalam bahasa Arab, atau mungkin juga bagian dari istiqaqnya, yaitu; راح يروح (pergi), ريح (angin), روِح (luas, lapang), استراحة(rehat), راحة (segar, enak, rehat), الروح (kebahagiaan), الروح (hakekat), ريح (bau),  ترويح(), ليلة روحة(malam yang indah), مراح (tempat istirahat, atau kadang), تراويح (shalat tarawih),روح العمل (inti, atau pokok pekerjaan) beberapa kata dengan makna lainnya seperti cepat, sepoi-sepoi, nafas. 

Dan juga yang terkait dengan kata ruh ini sagat banyak, misalnya, Ruh Qudus adalah sebutan lain dari Malaikat Jibril, ada Ruh al-Adham adalah Allah subhanahu wata’ala, ada pula kata-kata modern yang diikuti dengan kata ruh, seperti  Ruh Tijariyah, Ruh al-Nabidz, Ruh Amal, Ruh al-Kalam, dan lainnya.

Dari sekian kata yang berkorelasi dengan ruh di atas, ruh ada sesuatu yang tidak tampak, tidak terlihat oleh mata, dan ia sangat samar, tetapi ia sangat terasa dalam kehidupan kita. Dan dalam Al-Qur’an terdapat 14 kali disebutkan, ini pun perbeda-beda dalam pemaknaanya. Menarik bila dikaji lebih dalam.  Para mutashawwifun menganggap ruh adalah sumber keindahan, sumber kehidupan dan moral yang baik, berbeda dengan Nafs, yang dianggap sebagai sumber hal yang tercela. Keduanya cukup pelik pelik untuk dipahami, kecuali bagi pembelajar yang memang konsen dalam hal ini. 

Allahu'alam Bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar