Halimi Zuhdy
Terkadang ada seseorang yang berbicara dengan orang lain hanya seenaknya sendiri, tanpa memperhatikan dampak-dampak yang ditimbulkan. Yang penting ngomong. Demikian juga lawan bicaranya, acuh, tak peduli.
Ada yang ketika berbicara sambil main hp, demikian juga yang mendengarkan enak-enaan main hp atau benda lainnya.
Adab berbicara sudah tidak diindahkan lagi di era yang serba online ini. Dekat tapi jauh, jauh terasa dekat. Tak sedikit orang yang berbicara tapi tidak memperhatikan lawan bicaranya. Demikian juga lawan bicaranya tidak mendengarkan orang yang berbicara. Bahkan yang berbicara dianggap radio rusak. Sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia lagi mendengarkan, walau sebenarnya ia tidak memperhatikan.
"Sakit tauk, pas dicuekin ketika berbicara" kata seorang teman ketika mengeluhkan lawan bicaranya yang tidak memperhatikannya ketika ia berbicara. "Kamu juga sering tuh, main hp kalau aku berbicara" saya menimpalinya. Ia hanya diam sambil tersenyum.
Pastinya, orang ketika berbicara hendaknya didengarkan dengan seksama. Dengan menjauhkan hp sejauh-jauhnya (atau alat lainnya), dan yang berbicara juga menghargai orang yang diajak berbicara dengan memperhatikan wajahnya dan tidak main-main dengan si gepeng.
Menarik apa yang disampaikan Imam Hasan Al-Basri, yang dikutip oleh Al-Aukah. Beliau berkata,
إذا جالست فكن على أن تسمع أحرص منك على أن تقول، و تعلم حسن الاستماع كما تتعلم حسن القول، ولا تقطع على أحد حديثه
“Apabila engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, maka hendaknya engkau bersemangat mendengar melebihi semangat engkau berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam berbicara. Baik dalam pendidikan, akhlak, adab, dan kecerdasan. Yaitu;
1. Dalam pendidikan (tarbiyah) seseorang "harus tahu kapan" ia berbicara.
2. Dalam "Akhlak" seseorang perlu memperhatikan dan mendengarkan orang yang lagi berbicara.
3. Dalam "Adab" seseorang tidak memotong pembicaraan orang lain, ketika ia lagi berbicara.
4. Dalam "Kecerdasan" seseorang tidak membenarkan semua apa yang disampaikan orang lain.
Empat hal di atas menarik untuk diperhatikan. Bagaimana belajar tentang "waktu berbicara". Terkadang wajah lawan bicara kelihatan capek, tetap saja diajak ngobrol. Atau ia lagi sibuk, terburu-buru, atau ada kepentingan lainnya, masih diajak bicara.
Dalam Akhlak, seseorang tidak seenaknya sendiri ketika mendengarkan orang lain berbicara. Hendaknya ia diam, memperhatikan wajahnya, atau menundukkan pandangan, bersemangat, dan benar-benar memperhatikan apa yang dia bicarakan.
Dalam Adab Al-Hiwar (adab berbicara dan mendengar) terdapat beberapa hal; mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama, menghormati lawan bicara, wajah yang berseri, saling memahami, mengatur volume suara, dan lainnya.
Dan yang keempat, tidak menerima semua yang disampaikan orang lain padanya dengan membenarkannya 100 %, kecuali setelah menganalisa, mendialogkan dan ada data-data pendukungnya, hal ini termasuk kecerdasan (الذكاء) dalam menerima informasi.
Allahu A'alam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar