Halimi Zuhdy
Ketika anakmu sudah besar!
Suara-suara teriakan, tangisan, tengkar tak lagi terdengar di rumahmu. Sepi, senyap, hening dan lengang. Engkau akan merasa tenang, tapi tidak tenang senang dalam riuh piuh. Maka, nikmatilah tangisan, teriakan, dan tengkar itu, anak-anak itu pasti berteriak dan bertengkar.....
Ketika anakmu sudah besar!
Coretan-coretan di dinding, gambar-gambar tak berbentuk, warna-warni di lantai, robekan kertas yang berantakan, takkan lagi kau temukan. Apakah sekarang kau senang? Saya yakin, kau masih kangen dengan coretan-coretan dan celoteh itu terulang lagi.
Ketika anakmu sudah besar!
Ketika kau lagi tiduran, tidak ada lagi yang menginjakmu. Ketika kau shalat, tidak ada lagi yang gendong di atas punggungmu. Ketika kau membaca atau menulis, tidak ada yang merebut buku dan pensilmu. Ketika kau tidur, tidak ada lagi yang membangunkanmu. Apakah hari ini kau lebih asyik dengan duniamu? Atau kau ingin masa itu terus ada dalam hidupmu. Saya yakin, kau kangen dengan itu!
Ketika anakmu sudah besar!
Tidak ada lagi riuh di kamar mandi, tidak ada lagi yang berebutan masuk menggedor pintu. Tidak ada lagi yang menyiram air dan membasahi rumahmu. Tidak ada lagi yang berciprat lantai indahmu. Tidakkah kau merindukan itu?
Ketika anakmu sudah besar!
Kau sudah jarang ke alun-alun, ke tempat wisata, ke tempat-tempat bermain, kau sudah jarang berenang bersama di pantai, kolam, sungai. Kini, kau lebih khusyuk dengan dirimu, apakah kau lebih indah?
Ketika anakmu sudah besar!
Kamu akan bermain sendiri, tidak ada lagi yang menarik tangan tuk bermain, berlari, bahkan kini kau hanya asyik dengan anak-anak orang di televisi.
Masih ingatkah ketika anakmu menangis, teriak-teriak, tertawa tanpa sebab, kadang kau membentaknya dan mencubitnya?!
Kini, mereka sudah jarang tampak di rumah. Sudah tak ada lagi ada tangisan, teriakan, bahkan riuh tawa mulai sepi. Mereka sudah punya teman sendiri, ngombrol dengan teman dekatnya, bahkan mwreka sudah jarang pulang. Kini, di rumah sudah tak lagi ada riuh. Teriakan tak lagi terdengar, mereka sudah punya alam sendiri di luar sana. Kini, kau berdua, atau hanya sendiri.
Ada nasehat menarik dari Dr. Muhammad bin Umar Bazmul;
"Aku membayangkan semua yang pernah terjadi pada anak-anakku dan diriku. Air mataku mengalir deras, maka dengarkan semua keluhan anakmu. Yang terjadi hari ini, akan menjadi kenangan esok, ajaklah mereka bermain..temani mereka selalu sebelum mereka hilang dari kalian...
Sekarang..anak-anakmu cerewet bertanya padamu, jawablah!! Ketika mereka sudah besar kadang kau tak lagi menemukan satu patah katapun dari mereka. Duduklah di samping mereka! Ajaklah berjalan-jalan bersama mereka. Esok, mereka kadang enggan diajak duduk dan berjalan bersama. Sekarang hati mereka sepenuhnya untukmu. Esok hati mereka sudah bercabang...maka nikmatilah sekarang!!mumpung anak-anakmu masih kecil... Nikmatilah tangisannya, kegaduhannya, teriakannya, nakalnya. Jangan mudah marah!!Semuanya tidak akan pernah kembali lagi".
Nikmatilah mereka dengan sepenuh. Cintailah mereka! Ajaklah mereka bermain-main. Biarkan mereka melukis dinding itu, suatu saat kau akan merasakan betapa mereka ingin mengabadikan tulisan itu, agar kau tahu, mereka juga ingin berkarya. Mereka belum bisa menulis status sepertimu, maka mereka menulis status di tembok-tembok kadang mobilmu juga menjadi kanvas untuk diukir anak-anakmu.
Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar