Kamis, 04 Februari 2021

Satu Kesulitan, Dua Kemudahan (Inna Ma'al 'usri Yusro)

Halimi Zuhdy

“Apabila ada kata ma’rifat (kata definitif) dalam dua kalimat yang berbeda maka keduanya memiliki arti yang sama (nafs syai’, maksudnya juga sama), muallimah dalam salah satu vedio menyitir kaidah linguistik Arab (qaidah lughawiyah). Seperti contoh;
جاءت المرأة، وسلمت على المرأة
“Telah datang seorang perempuan, dan saya mengucapkan salam pada perempuan tersebut”,
maka perempuan yang ada dalam kalimat di atas adalah perempuan yang sama, karena kata perempuan (al-mar’ah) di sini menggunakan ma’rifah (definitif), dan tanda bahwa ia ma’rifah dengan adanya “al” yang disebut dengan "Al-ta’rif".
Gmbr diambil dari i.ytimg.com (120×90)



Tetapi sebaliknya, bila ada nakirah (indefinitif) dalam dua kalimat yang berbeda, maka memiliki arti dan maksud yang berbeda pula, seperti;

جاءت مرأة، وسلمت على مرأة
“Telah datang seorang perempuan, dan saya mengucapkan salam pada seorang perempuan”.
Dalam kalimat ini, antara perempuan yang pertama dan yang kedua berbeda, walau sama-sama perempuan. Karena kedua perempuan itu tidak menunjuk satu jenis (umum), perempuan yang mana (nakirah, indefinitif)?.
Sedangkan kalimat yang pertama "Perempuan itu" dalam dua kalimat menggunakan kata definitif, maka bisa dipastikan keduanya adalah perempuan yang sama.
Penjelasan di atas hanya sebuah contoh untuk mengantarkan kepada para mustami’ (pendengar), bahwa dalam Ayat al-Qur’an surat Al-Insyirah;

﴿ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا( )إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴾
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Dalam Ayat ini, kata kesulitan (al-‘usr) kedudukannya adalah definitif (ma’rifah), maka kedua kesulitan itu pada hakekatnya satu (satu kesulitan), sedangkan kata kemudahan (yusr) tidak sama antara kemudahan yang pertama dengan kemudahan yang kedua (berbeda), yang pertama adalah kemudahan dalam solusi, terselesainya berbagai masalah hati, lapang dada, kebahagiaan. Dan kemudahan setelah tertimpa kesulitan, maka ada kemudana yang bersifat materi (maddi) dan kemudahan batin (ma’nawi).

Artinya kesulitan itu hanyalah satu walau dengan kata yang berulang-ulang, sedangkan kemudahan itu melimpah ruah.
Dan saya menemukan keterangan Dr. Ahmad Khadar yang mengutip perkataan Ibnu Abbas dari beberapa kitab tafsir,
قال ابن عباس: يقول الله تعالى خلقت عسرًا واحدًا، وخلقت يسرين، ولن يغلب عسر يسرين
Ibnu Abbas berkata, “Allah berfirman, aku ciptakan satu kesulitan serta aku ciptakan dua kemudahan, dan satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan”.

Selanjutnya Dr. Ahmad melanjutkan mengutip perkataan Imam Al-Qurtubi, bahwa Ayat “Inna ma’al usr Yusra” yang kedua bukan mengulang dari Ayat yang pertama, sesungguhnya kesulitan (al-‘usr) di dunia bagi seorang mukmin akan mendapatkan kemudahan (yusrun) di akhirat, atau kemudahan di dunia dan kemudahan di akhirat.

Rasulullah saw bersabda;
لو كان العسر في حجر لدخل عليه اليسر حتى يخرجه
“Seandainya ada kesulitan (al-usr) lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan itu akan datang dan masuk ke dalam batu ini pula, lalu (kemudahan) akan mengeluarkannya”.

Ayat ini bila dikaji dari awal "Alam Nasyrah" sangat menarik, belum lagi perbedaan terjemah “sesudah” dan “bersamaan” dari kata ‘Ma’a”.

Pesan yang sangat luar biasa adalah kemudahan itu lebih banyak dari pada kesulitan, dapat kita bayangkan bila hidup hanya dipenuhi dengan kesulitan, sakit terus mendera, sengsara yang tak berkesudahan. Tapi, bukankah keindahan, kemudahan, kesehatan lebih berlimpah dalam kehidupan kita hari-hari.

Allahul musta’an wailahi tuklan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar