Rabu, 09 Desember 2020

Ada Malaikat di Balik Hembusan Angin

Halimi Zuhdy

         Angin yang berhembus pada setiap arah, digerakkan Sang Kuasa. Tiadalah aliran angin bergerak dengan sendirinya, mengarah dengan sendirinya, dan berhenti sendirinya, ia berhembus atas perintahNya. Semua angin; baik angin darat, angin lembah, angin laut dan angin gunung sesuai dengan perintahNya, Sudah diatur sedemikian rupa oleh Malaikat yang Allah beri mandate untuk mengaturnya. “Tiada lah angin yang berhembus kecuali sudah diketahui dan diatur kadarnya, jumlahnya, beratnya, dan ukurannya,  kecuali angin yang menimpa kaum ‘Ad, karena murka Allah  angin itu tidak lagi diketahui kadarnya,  demikian juga dengan air bah yang menenggelamkan mereka” Ibnu Asakir.

            Angin yang berhembus di dunia tidak hanya satu macam, ada delapan angin yang diceritakan oleh Amr bin Syaib, ada empat angin negatif (siksaan), yaitu;  al-‘ashif, shar’shar, Aqim, dan qashif. Ada pula angin positif (rahmat); an-nasyirat, al-mubasyyirat, al-mursalat, dan al-dzariyat.

            Dalam kajian bahasa antara angin (al-rih) dan ruh (al-ruh) berasal satu akar. Ya’ dalam Al-Rih berasal dari huruf Wau (al-Ruh). Al-Rih diartikan angin, sedangkan al-ruh diartikan jiwa manusia dan terkadang nafas yang berada dalam diri manusia, sedangkan makna lainnya; Al-Qur’an, Jibril, Isa, rahmah, pertolongan. dan beberapa makna lainnya dalam pembahasan yang sangat luas.


            Dalam al-Qur’an kata  al-rih dan al-riyah bermakna angin, tetapi ulama membedakan dalam penggunaannya keduanya. Kalua al-rih terkadang digunakan sebagai angin yang membawa malapetaka, sedangkan al-riyah adalah untuk kebaikan, demikian pendapat Syekh al-Sya’rani. Kata al-rih dalam al-Qur’an terdapat 18 kali disebutkan, sedangkan al-riyah ada 10 kali.  Angin yang membawa kabar rahmat terdapat
QS. Al-A’raf (7):57, QS Ar- Rūm (30): 48, QS. Fair (35):9, QS. Alijr (15):22, QS. Al-Araf (7):57, QS. Al- Kahfi  18):45, QS. Al- Furqān (25):48, QS. Ar-Rūm (30):48, QS. AlFurqan(25):48 dan QS. An-Naml (27):63.  ada angin yang membantu penyerbukan, ada pula yang menggiring hujan. Sedangkan al-Rih terdapat dalam beberapa tempat; QS.Yunus (10):22, QS.Al-Isra’ (17):69. QS.Ali Imran (3):113, QS.Ibrahim (14):18, QS.Al-Ahqah (46):24, QS.AlHaqqah (69):6, QS.. Fuilat (41):16, QS.Al-Qamar (54):19), QS. Al Syuara (42):33), QS. ad (38): 36), QS. Aż-Żāriyāt (51):41, QS. Al-Anbiya (21):81, QS Al-ajj (22):31 QS ArRūm (30) 51, QS Al-Ahzab (33):9 dan QS. Saba (34):12. Ada angin badai, angin topan, dan angin-angin lainnya yang membawa malapetaka.

            Angin adalah pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang beriman kepada Allah, bagaimana sesuatu yang tidak tampak ia memberikan daya; hembusan, tiupan, badai, gerak, dan gelombang. Bagaimana dengan keghaiban lainnya, yang tidak tampak tapi ia mengatur alam semesta. Angin adalah tanda-tanda kebesaran Allah sebagaimana dalam Al-Qur’an  Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46). Dan orang yang beriman dan berakal juga akan berfikir bahwa tiadalah angin yang berhembus, hanyalah hembusan belaka, ia terkadang membawa rahmat, terkadang membawa malapetaka “Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42).

Angin yang bergerak dari arah manapun sudah diatur sedemikian rupa oleh yang Maha Kuasa, yang ditugaskan kepada Malaikat pengatur angin, sebagaimana Allah memberi tugas kepada Malaikat Mikail untuk mengatur hujan. Bila angin itu membawa malapekat, tidak boleh bagi kita untuk mencacinya; “Janganlah kalian mencaci angin, apabila kalian melihat apa yang tidak kalian sukai maka ucapkanlah: ‘Ya Allah aku meminta kepadaMu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya serta kebaikan dari apa yang diperintahkan kepadanya; dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini, dan keburukan dari apa yang dibawanya serta keburukan dari apa yang diperintahkan kepadanya.”(HR Tirmidzi dalam Al-Jami’ no. 2253)

Betapa Allah sangat sayang kepada MakhlukNya, berapa angin yang berhembus semilir membawa keberkahan luar biasa, bisa dinikmati setiap detik, ia tunduk atas perintahNya, pesawat bisa terbang, perahu berlayar dengan nyamannya, mobil yang melaju dengan kecepatannya dan angin menyertainya, manusia yang tersenyum dengan semilir anginnya.”kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya” (QS.Ṣad:36).

Dalam banyak Ayat kata al-Ashifat (jenis angin) menurut al-Qurthubi adalah Malaikat yang bertugas membawa angin, juga malaikat yang diutus oleh Allah untuk mencabut nyawa orang kafir. Demikian juga kata al-Mursalat, al-Ashifat. Angin seperti halnya hujan, diatur oleh Allah sedemikian rupa dengan mengutus para MalaikatNya, maka tiadalah angin berhembus sedikitpun, kearahah manapun kecuali atas kehendakNya. Allah’alam bishawab.

Malang, 9 Desember 2020


baca juga Ada Malaikat dalam Buliran Hujan Zam-Zam Cinta: Tentang Hujan dan Malaikat Mikail (halimizuhdy.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar