Halimi Zuhdy
Angin yang berhembus di
dunia tidak hanya satu macam, ada delapan angin yang diceritakan oleh Amr bin
Syaib, ada empat angin negatif (siksaan), yaitu; al-‘ashif, shar’shar, Aqim, dan qashif. Ada pula
angin positif (rahmat); an-nasyirat, al-mubasyyirat, al-mursalat, dan
al-dzariyat.
Dalam kajian bahasa antara
angin (al-rih) dan ruh (al-ruh) berasal satu akar. Ya’
dalam Al-Rih berasal dari huruf Wau (al-Ruh). Al-Rih diartikan
angin, sedangkan al-ruh diartikan jiwa manusia dan terkadang nafas yang berada
dalam diri manusia, sedangkan makna lainnya; Al-Qur’an, Jibril, Isa, rahmah, pertolongan.
dan beberapa makna lainnya dalam pembahasan yang sangat luas.
Angin adalah pelajaran yang
sangat berharga bagi mereka yang beriman kepada Allah, bagaimana sesuatu yang
tidak tampak ia memberikan daya; hembusan, tiupan, badai, gerak, dan gelombang.
Bagaimana dengan keghaiban lainnya, yang tidak tampak tapi ia mengatur alam semesta.
Angin adalah tanda-tanda kebesaran Allah sebagaimana dalam Al-Qur’an “Dan di antara tanda-tanda
kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira
dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat
berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya.
Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46). Dan orang yang beriman dan
berakal juga akan berfikir bahwa tiadalah angin yang berhembus, hanyalah
hembusan belaka, ia terkadang membawa rahmat, terkadang membawa malapetaka “Dan
juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang
membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan
dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42).
Angin yang bergerak dari arah manapun sudah diatur
sedemikian rupa oleh yang Maha Kuasa, yang ditugaskan kepada Malaikat pengatur
angin, sebagaimana Allah memberi tugas kepada Malaikat Mikail untuk mengatur
hujan. Bila angin itu membawa malapekat, tidak boleh bagi kita untuk mencacinya;
“Janganlah kalian mencaci angin, apabila kalian melihat apa yang tidak
kalian sukai maka ucapkanlah: ‘Ya Allah aku meminta kepadaMu kebaikan angin
ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya serta kebaikan dari apa yang
diperintahkan kepadanya; dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini,
dan keburukan dari apa yang dibawanya serta keburukan dari apa yang
diperintahkan kepadanya.”(HR Tirmidzi dalam Al-Jami’ no. 2253)
Betapa Allah sangat sayang kepada MakhlukNya,
berapa angin yang berhembus semilir membawa keberkahan luar biasa, bisa
dinikmati setiap detik, ia tunduk atas perintahNya, pesawat bisa terbang,
perahu berlayar dengan nyamannya, mobil yang melaju dengan kecepatannya dan
angin menyertainya, manusia yang tersenyum dengan semilir anginnya.”kemudian Kami tundukkan kepadanya
angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya” (QS.Ṣad:36).
Dalam banyak Ayat kata al-Ashifat (jenis angin) menurut al-Qurthubi adalah Malaikat yang bertugas membawa angin, juga malaikat yang diutus oleh Allah untuk mencabut nyawa orang kafir. Demikian juga kata al-Mursalat, al-Ashifat. Angin seperti halnya hujan, diatur oleh Allah sedemikian rupa dengan mengutus para MalaikatNya, maka tiadalah angin berhembus sedikitpun, kearahah manapun kecuali atas kehendakNya. Allah’alam bishawab.
Malang, 9 Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar