السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Rabu, 25 November 2020

Puisi dan Imam Syafi’i

(Pertama kali Munculnya Antologi Puisi Imam al-Syafi’i)

Halimi Zuhdy

“Andai puisi tidak membuat aib seorang ulama’ (yuzri), niscaya aku kini lebih hebat (dari seorang penyair) Labid” Kata Imam Syafi’i.

Bait puisi yang dirangkai Imam Syafi’i di atas bukanlah pamer kehebatan, atau bentuk penghinaan pada penyair, tetapi ia sebagai pernyataan untuk tidak terlalu berasyik-masyuk dalam jalur kepenyairannya. Dunia kepenyairan bagi imam syafi’i adalah dunia yang asyik, tetapi tidak kemudian harus berkutat dalam dunia ini. Ia lebih mempertajam kelimuannya dalam dunia fiqih, hadis, dan ilmu-ilmu yang terkait dengan keagamaan.

Seandainya Imam Syafi’I menekuni dunia kepenyairannya, ia mungkin lebih masyhur dari penyair-penyair Muallaqat di antaranya adalah Labid bin Rabiah bin Malik al-Amiri. Tetapi Imam Syafi’i memutuskan untuk tidak terjun langsung dalam dunia kepenyairan setelah mendengar nasehat seseorang dari bani Zubair, agar Imam Syafi’i memadukan sastra dengan fiqih, yang suatu saat Imam Syafi'i akan menjadi pemimpin dari suatu generasi hebat, dari sejak itu ia lebih tertarik kepada fiqih. Nasehat itu bukanlah suatu kebetulan, karena seorang dari Bani Zubair ini melihat kehebatan Imam Syafi’i, 17 Tahun ia berada di kampung Hudzail mempelajari sastra, sejarah Arab (ayyam), adab, bahasa, sedangkan al-Qur’an sudah dihafal sejak kecil, beliau juga tekun mempelajari hadis dan menghafalnya. Beliau menghafal 10 ribu bait puisi Ketika masih belia dari penyair Suku Hudzail, dan ratusan puisi dari berbagai suku yang berada disekitar suku Hudzail.

Apakah Imam syafii pernah menulis antologi puisi (Diwan)? Imam Syafi’i tidak pernah menulis satu buku khusus untuk puisi, dan juga tidak ditemukan buku-buku yang utuh berupa kumpulan puisi imam syafi'i. Menurut Abdurrahman al-Musthawi, penghimpun Diwan Al-Imam Syafii terbitan Dar al-Ma’rifah Bairut Libanon, “Saya tidak menemukan satu makhtutah pun yang berisi puisi-puisi Imam Syafi'i yang dihimpun oleh seseorang pada abad ke dua dan ke tiga Hijriah, tetapi saya menemukan banyak puisi beliau dari buku-buku biografi beliau yang ditulis para ulama pada masa beliau hidup, dan itupun tidak utuh, hanya berupa catatan penulis, ditulis dalam beberapa kisah, atau beberapa bait ada di dalam fatwa-fatwa beliau”.

Pertama kali yang menghimpun puisi Imam Syafii dalam sebuah antologi adalah Ahmad al-Ajmy (W 1622 H), buku antologi ini diberi nama “Natijah al-Afkar, Fima Yu’za Ila Il-Imam al-Syafii min Asy’ar”. Disusul kemudian dengan kitab “Al-Jauhar al-Nafis fi Asy’ar Muhamamd bin Idris” yang diterbitkan di Mesir apda tahun 1321 H. Puisi dalam buku ini dihimpun oleh Muhammad Musthafa al-Syadzili, seorang pegawai dari penerbit Dar al-Kutub al-Misriyah. AL-Syadzili menyeleksi Kembali puisi-puisi yang ada dalam karya al-Ajmi “Natijah al-Afkar”.

Sejak terbitnya dua diwan Imam Syafi’i di atas, maka kemudian banyak yang menerbitkan Diwan-Diwan Imam Syafi’I dengan berbagai sumber. Buku Diwan al-Imam al-Syafi’I yang disusun oleh Abdurrahman al-Musthafa ini dihimpun dari dari berbagai kitab; Adab al-Syafi’I wa manaqibhu (al-Razi), Manaqib al-Syaf’I (al-Baihaqi), Manaqib al-Syaf’I (al-Fakhr al-Razi), Manaqib al-Syaf’I (al-manawi), Tarikh al-Imam Syafi’I (Husain al-Rifa’i), AL-Imam al-SYafi’I (Musthafa abdurrazzaq), Al-Syafi’i (Muhamamd Abu Zahrah), Thabaqat al-SYafiiyah Lil Subki wa al-Asnawi, Mu’jam al-Udaba’ (Yaqut alHamawi), Al-Asma’ wa Lughat (an-Nawai), Wafayat al-A’yan (Ibn Khilkan), al-Agani (al-Ashfahani), Al-Bayan wa al-Tabyin (al-Jahidh), al-‘Aqd al-Farid (Ibn Abd Rabihi al-Andalusi).

Buku ini sangat menarik, selain mengupas karakter puisi-puisi Imam Syafi’i, penulis juga menyusunnya dengan Abjadiyah baik dari al-maqthu’ah, al-Qashidah dan lainnya, dan sumber pengambilan puisi (tahun, pengarang, penerbit). Bait-bait yang dianggap gharib (asing, sulit, tidak dikenal) diberi catatan pinggir. Dan menariknya, setiap beberapa bait, penulis membubuhkan judul, baik judul tersebut diambil dari awal bait atau maksud secara keseluruhan dari bait-bait tersebut. Bagi pembelajar, Diwan ini dilengkapi dengan harkat dan tanda baca. Bagi pembelajar Ilmu Arudh dan Qawafi (Prosodi Bahasa Arab) setiap bait dalam Diwan Imam Syafi’i disertai dengan nama-nama bahar. Dan ada bonus menarik dari buku ini, mengurai Al-Hikam al-Syafiah secara abjadiyah di akhir bait-bait puisinya.

Selamat membaca….jangan terlalu melirik foto di atas, hanya sebagai penghijau tulisan.wkwkw

Minggu, 15 November 2020

Mengurai Makna Habib

Halimi Zuhdy

Menarik, beberapa tahun terakhir kata ini cukup marak di Indonesia. Kata ini sudah menjadi bahasa Indonesia yang bermakna; 1 yang dicintai; kekasih; 2 panggilan kepada orang Arab yang berarti tuan; panggilan kepada orang yang bergelar sayid (KBBI), kata ini berasal dari bahasa Arab yang bermakna kekasih.

Dalam tulisan ini, saya akan mengkaji kata Habib secara leksikal, tidak terkait dengan sebuah gelar, kehormatan, laqab, atau sebutan pada seseorang.

Habib dalam kamus Ma'ani adalah sifat Mushabbahah (sifat yang tetap, yang tidak terkait dengan waktu, dan juga jenis musytaq yang diambil dari kata lain). Habib dari kata Hubbun (cinta). Habib bermakna al-Mahbub (yang dicintai, kekasih), jamaknya (plural) Ahbab, Ahibba', dan Ahibbah. Sedangkan jamak dari muannast (pr) Habibat dan Habaib. (Mu'jam Ma'abi).

Dalam beberapa pendapat, asal kata Hubb (kata asal dari Habib) adalah berasal dari kata Habbah (biji-bijian) benih tanaman yang berasal dari gurun (Budzur As-Shahra'), Hub disebut hub (cinta), karena ia isensi kehidupan seperti benih untuk tanaman.  Dalam narasi lain, kata Hubb berasal dari kata Hubab (حباب). Hubab adalah gelembung air, atau air yang menguap ketika hujan deras.  Artinya hati yang berdenyut kencang karena kerinduan yang mendalam untuk bertemu orang yang dicintai (Hubab).

Habib dalam Ar-Rashef adalah adalah orang yang paling dekat dengan hati (Qalb) yang istimewa dalam hati seseorang.  Kata ini diungkapkan tidak hanya pada suami, istri, anak, teman, kerabat tetapi orang lain yang sangat dekat dengan hatinya dapat disebut habib. Kata ini terkadang digunakan sebagai nama seorang laki (alam mudzakkar) dengan wazan Sifat Musyabbahah dari kata asal al-Hubb (Masdar) dalam bentuk komposit seperti “Habib al-Rahman” "Habibullah", "Habib al-Din ”.

 
Kedekatan dengan hati, keistimewaan dalam diri seseorang adalah kunci dari kata ini. Kata 
Habiban bukan ditujukan kepada dua kekasih, tetapi kata ini adalah sebutan untuk emas dan perak, karena kedua sangat dekat dengan manusia. 

Yang istimewa dalam kata ini, antara mudzakkar (laki-laki) dan muannast (perempuan)  menggunakan kata yang sama; Habib ( حبيب) hanya saja untuk dibedakan dengan laki-laki ditambah Ta' Muannastah (Hbaibah). Silahkan merujuk pada Mu'jam Ma'ani dan beberapa kamus Arab lainnya.

Dalam penulisan nama sesuai dengan ejaan pada setiap negara, seperti; Khabib, Habib, Habeb, dan lain sebagainya. 

Al-Marja'
Mu'jam Ma'ani
Al-Muhtawa
Rashif

Minggu, 08 November 2020

Apa Agama Kamala Harris?

Wakil Presiden Terpilih Amerika

Halimi Zuhdy

Joe Biden meroket, sulit untuk dikejar lagi oleh petahana, Donal Tram. Detik ini, sudah dinyatakan menang, dengan angka 290. Usaha demi usaha Biden telah mengantarkannya pada tangga tertinggi Amerika, demikian juga dengan Kamala Harris. Bila tidak ada halangan, ia akan dilantik pada bulan Januari 2021. Biden akan mencetak sejarah menjadi Presiden tertua Amerika, 78 tahun.
ket gambar: Mij Marin Independent Journal

Bagaimana dengan wakilnya, Kamala Harris? Ia juga akan mencetak sejarah baru di Amerika menjadi perempuan pertama dalam pemerintahan Amerika, wakil presiden pertama. Dan menjadi wakil presiden kulit hitam pertama, serta juga menjadi orang pertama keturunan Asia Selatan yang menjadi wapres AS. 

Ada yang bertanya-tanya, apa agama Kamala Harris? Saya jawab, coba tanyakan saja pada google atau biasanya wikipedia menampilkan agama dan indentitas. "Tidak ada yang menampilkan", jawabnya. "Ia sudah, tidak usah dicari, mungkin ia menyembunyikan agamanya", saya berseloroh. 

"Tidak bisa, agama itu harus tampak, karena ia identitas seseorang, dan ke depannya sepakterjangnya tidak akan jauh dari agamanya"  ia tetap ingin tahu agama Kamala. 

"Menurutmu, agama Kamala itu apa?" saya balik bertanya. "Sepertinya, kalau dari namanya, mirip bahasa Arab, Kamala (seperti, kamil, kamula, kamalun) dan Harris juga mirip bahasa Arab (haris, penjaga)" ia tersenyum, dan mencoba mencari tahu kebenaran dari arti nama itu. 

"Ha..ha..ha.." ketawa saya meledak dan cukup lama.  "Lek..lek, kamu ini ada ada saja, pasti kamu akan mengatakan agamanya sepertinya Islam, karena namanya mirip bahasa Arab. Apakah nama yang berbahasa Arab semuanya muslim?, tidak lah, seperti nama Salim di Indonesia, beberapa dan bahkan banyak nama Salim, agamanya bukan Islam" saya mencoba tidak menghubungkan-hubungkan nama dengan agama seseorang, walau nama adalah identitas dari sebuah agama dan doa sang pemberi. 

Kamala Harris, calon wakil Presiden AS dalam tulisan Arabnya adalah كمالا هاريس bukan كمالة او كاملة حارس. Ia bukan bahasa Arab, entah bahasa apa?.wkwkw. (Atau mungkin saja) Yang jelas dia bukan beragama Islam, karena dalam wikipedia berbahasa Arab ada penjelasan "Kamala diklasifikasikan sebagai orang India dan kulit hitam, tetapi menganggap dirinya sebagai orang Amerika. Harris dibesarkan di Berkeley, California. Sejak usia muda, menghadiri Gereja Baptis, di mana dia bernyanyi bersama saudara perempuannya dalam paduan suara, dan dia juga biasa menghadiri sebuah kuil Hindu". 

Ia masih bertanya lagi, "Ada kata صلوات di laman mc-doualiya.com untuk medoakan Kalama Harris,
صلوات في قرية هندية من أجل المرشحة الديمقراطية لمنصب نائب الرئيس كمالا هاريس وأخرى في دلهي لمباركة ترامب
Apakah kata shalawat disitu menunjukkan muslimah?

Kata "Shalawat" dalam laman itu sama dengan kata "Sembahyang" dalam bahasa kita. Tidak semua shalawat itu adalah shalat bagi seorang muslim. Kata "Shalawat" jamak dari "Shalat", dan memiliki beberapa arti. Kalau shalawat kepada Nabi, maka itu bukan shalat atau sembahyang kepada Allah (shalawatul khamsah, shalat lima waktu). Ia bermakna, memohon rahmat Allah untuk Nabi Muhammad. Ada tebak-tebakan ala santri "Shalat apa yang sah tanpa melakukan wudhu' itu?". Bagi yang belum memahami kata ini, pasti bingung, "Masak sih, sah shalat tanpa wudhu?". Jawabannya, "Shalat sah tanpa wudhu' bila shalat pada Nabi, yaitu bershalawat kepadannya". 

Bila kita membaca laman itu secara lengkap, ada ritual atau sebahyang untuk kemenangan Kamala Harris yang dilakukan penduduk desa asal kakek Kamala,  berasal dari India, berdoa atau bersembahnyang di kuil. 
ويصلي سكان منطقة بجنوب الهند ولد فيها جد هاريس لأمها من أجل الحزب الديمقراطي بسبب صلة القرابة, وقبل ساعات من بدء الاقتراع في انتخابات الرئاسة الأمريكية، تجمع السكان في قرية تولاسندرابورام، مسقط رأس جد هاريس، والمناطق المجاورة لها في معبد لإقامة الصلوات الخاصة.

Terlepas dari beberapa bahasa yang tersirat di sana, Agama Kamala Harris itu masih mastur, apakah ia beragama Hindu atau beragama Kristen. Apa pun agama yang dianutnya, mudah mudahan keberagamaan tetap dijunjung dengan baik, dihargai, dan dihormati. 

Selamat Ya Kamala.

Senin, 02 November 2020

Penyair Madah Rasul dari Masa Ke Masa

Halimi Zuhdy

Kasidah-kasidah madah (pujian) pada Rasulullah tidak pernah usai. Sebelum terutusnya menjadi seorang Nabi, pujian-pujian itu mengalir deras kepada Abu al-Qasim. Akhlaqnya yang begitu agung menjadi magnet bagi penyair-penyair Arab untuk dinarasikan dalam lontar-lontar mulia. Misalnya, Waraqah bin Naufal  membacakan puisinya di hadapan Sayyidah Khadijah Al-Kubra, tentang akhlak Nabi Muhammad yang akan diutus. Abdullah bin Rawahah bin Tsa’labah al-Anshari bin al-Umr al-Qais (W 8 H) termasuk tiga penyair hebat yang dengan gigih menghadang serangan-serangan orang musyrik dengan kasidah-kasidah indahnya, serta pujian-pujian indah tentang pribadi Rasulullah.
Al-A’sya Maimun bin Qais (W 8 H), yang dijuluki Al-A’sya (Rabun), salah satu penyair Jahiliyah Ashhabul Mu’allaqat. Juga memuji-muji Rasulullah sangat indah, walau hidayat belum menyertai kematiannya. Nabiuun yara mala tarauna wa dzukruhu aghara la’amri fi al-biladi wa anjada. Abdullah bin al-Zab’ary (W 15 H), penentang keras Islam dan Nabi Muhammad, sebelum memeluk Islam, setelah mengenal lebih jauh Islam dan Nabi Muhammad, kasidah-kasidah Indah mengalir mengitu lembut tentang seorang Muhammad, Rasulullah. Abbas bin Midras (w 18 H), masuk Islam setelah bermimpi Rasulullah, Ketika bangun dari tidurnya, membakar semua patung-patungnya. Pujian tentang Nabi ukir sangat indah, Inna al-Ilah bana ‘alaika mahammadan.

Ratusan penyair dari berbagai masa, dari sebelum Hijrah sampai ribuan tahun setelahnya (tahun 1430 H) mereka menggambarkan keagungan Nabi Muhammad, akhlaknya yang sangat agung, seperti Penyair India; Kamala Saraya (1430 H). Walid al-‘Adhami (1425), Abdullah al-Barduni (1420 H), Nizar Qabbani (1419 H), Muhammad Amin al-Quthbi (1404 H).

Buku ini tidak hanya asyik dinikmati setiap untaian kata-kata tentang Sang Khatamin Nabiyin, tetapi kita juga dibawa pada pelbagai gaya, uslub, metafor tentang Rasulullah. Juga dapat mengenal para penyair Arab dari masa ke masa dan gaya kasidahnya. Dari masa Jahiliyah, permulaan Islam, Umayyah, Abbasiyah sampai masa Modern. Selamat menikmati....