Minggu, 18 Oktober 2020

Isi Ruangan dalam Ka’bah

Halimi Zuhdy

Ka’bah bukan sesembahan. Ia adalah kiblat. Arah menyatukan tubuh rukuk dan sujud pada Allah. Bila ada yang menyangka, bahkan menuduh Muslim itu juga menyembah bebatuan Ka’bah tidak ada bedanya dengan penyembah patung. Itu kesalahan besar. Menyembah kepada Allah tidak diperantarai oleh benda-benda apa pun. Ketika shalat, muslim hanya rukuk dan sujud kepadaNya.

Ka’bah sebagai arah untuk menghadap. 
Mari kita Analisa sedikit kata “kiblat”. Qiblat terdiri dari tiga huruf; Qaf, Ba’ dan Lam. Yang terkait dengan tiga huruf ini, semuanya bermakna depan. Qabla (sebelum), Qabbala (mengecup), Qubul (kemaluan), Istiqbal (menyambut), Qabliltu (menerima), Qabala (bertemu), Qiblah (arah menghadap) dan lainnya. Semua kata dengan tiga huruf di atas, bermakna di depan dan sebelum.

Sedangkan Ka’bah ada beberapa makna; bentuknya persegi empat (Muka’abatu al-syakl), dan orang Arab menyebut setiap rumah berbentuk persegi empat dengan Ka’bah. Dan juga bermakna tempat yang tinggi (Liuluwiha wa barizah an al-Ardh), karena ketinggiannya dari tanah. Juga ada yang memberikan makna dengan bangunannnya yang terpisah dari bangunan lainnya.

Ka’bah memiliki banyak nama yang disandang; Awwa al-bait (Rumah pertama), Bait al-haram (rumah yang mulia), Bait al-Athiq, Bait al-Allah (Rumah Allah), atau dengan nama lain Bakkah, Bunyah, dan Duwaar.  Dengan beberapa nama yang disandang, ia banyak memiliki keistemewaan, apalagi sejarah sudah mencatatnya, ia merupakan bangunan pertama kali di muka bumi yang dibangun oleh Malaikat, ada pula yang menyebutkan dibangun oleh Nabi Adam.  Dalam Shahifah Ukaz, Ka’bah dibangun 12 kali; Malaikat, Nabi Adam, Sheth putra Nabi Adam, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail, Amaliqah, Jurham, Qusay bin Kallab, Quraisy, Abdullah bin Zubair (tahun 65 H), Hajjaj bin Yusuf (Tahun 74 H), dan Sultan Murad IV (1040 H).

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10217995203340859&id=1508880804

*Isi Ka’bah*

Tempat yang pertama kali dibangun di muka bumi ini, selalu membuat penasaran umat Islam dan juga mungkin umat lainnya baik sisi luar dan isi di dalamnya. Dan beberapa buku, ada banyak versi tentang apa yang berada di dalam Ka’bah, mulai sebelum Nabi Muhammad  menaklukkan Makkah (fath Makkah) sampai hari ini. Dalam Al-hayah, Isi dalam Ka’bah terdapat bau harum (parfum) dari campuran kesturi, aud (kayu cendana) dan ambar.

Lantai Ka'bah ditutupi dengan marmer putih yang berada di tengah, dan tepi-tepinya garis marmer hitam (marmer mawar merah muda), yang naik ke dinding Ka'bah 4 meter tanpa melekat pada dinding aslinya. Jarak yang tersisa - dari dinding marmer ke langit-langit (5 meter) - ditutupi oleh kain Ka'bah
Tirai Ka’bah berwarna Hijau (atau tirai merah muda) yang ditulis dengan perak berupa ayat-ayat Al-Qur'an sampai menutupi langit-langit Ka'bah. Hanya ada satu lempengan marmer berwarna gelap.

Terdapat marmer yang sama adalah dalam posisi di mana Nabi menempelkan perut suci beliau dan pipi kanannya ke dinding, mengangkat tangannya dan menangis (disebut multazam).

Ketiga: ada tiga kolom kayu di tengah, menjulang ke langit  dengan ketinggian sekitar 9 meter dengan dekorasi emas.

Keempat: Sejumlah Qanadil gantung yang terbuat dari tembaga, perak, dan kaca yang diukir dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang berasal dari era Ottoman.

Kelima: Tangga  hingga langit-langit Ka'bah terbuat dari aluminium dan kristal.
Keenam: Koleksi ubin marmer yang pasang dari setiap era (pemerintahan).

Ada banyak kisah dan Riwayat terkait denga nisi dalam ka’bah, dapat dibaca dibeberapa kitab tentang bina’ al-Ka’bah. Dan menariknya, Ka’bah bukanlah sesembahan, ia adalah jihah untuk menyatukan arah umat Islam pada satu titik. Hanya kepada Allahlah mensujudkan diri dan menyembah. 

_Bagi yang masih penasaran isi dalamnya ka’bah dapat menyaksikan vedio berikut_:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar