(Rahasia kata “Uff” dalam al-Qur’an)
Halimi Zuhdy
Ada dialog menarik berbahasa Arab yang saya baca di Majmu’ah al-Lughah al-Arabiyah antara seorang Doktor Bahasa Arab dengan seorang Syekh (kalau di Indonesia adalah kyai, atau orang yang dituakan).
Suatu hari seorang syekh bertanya kepada Doktor Bahasa Arab, ketika itu Syekh tersebut berada di halaman masjid
“Bukankah saudara bergelar Doktor dalam bidang Bahasa Arab?” tanya seorang Syekh kepada seorang Doktor
"Ya, benar Syekh” jawab Sang Doktor
"Bagus, apa huruf yang paling ringan (lemah, dhaif) ketika diucapkan dalam bahasa Arab?” Tanya Syekh pada Doktor
Pertanyaan dari Syekh yang tiba-tiba membuat Sang Doktor sedikit ragu untuk menjawabnya
"Huruf paling ringan, mungkin huruf Hams (همس) seperti huruf “Sin” atau salah satu huruf “Mad” (Alif, Wawu, dan Ya’) karena huruf ini seperti udara yang keluar dari kerongkongan”
Syekh tersebut tersenyum-senyum ketika mendengarkan jawaban Sang Doktor
"Bukan Doktor, bukan itu jawabannya”, kata Syekh
Sang Doktor kaget, dan bertanya “Tayyib Syekh, kalau itu bukan jawabannya, tolong ajari saya, dan insyallah saya akan mendengarkannya”
“Huruf paling ringan dalam bahasa Arab adalah huruf "Fa’" (الفاء), maka huruf ini yang digunakan al-Qur’an ketika Allah melarang manusia mendurhakai orang tua, dengan mengatakan “Wala Taqul Lahuma Uff, ولاتقل لهما أف", maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya (orang tua) perkataan "Uff" (dalam terjemahan bahasa Indonesia “Ah”).
Ketika saya membaca beberapa referensi (maraji’), saya menemukan bahwa huruf Hijaiyah ada yang ringan/lemah (dhaif) dan ada yang berat/kuat (qowi), dan huruf yang paling berat pengucapannya adalah huruf “Tha”! karena di dalam huruf Tha’ tidak ditemukan sifat huruf; hams (desis, samar), rakhawah (lembut, lunak, tidak ditahan), laiin dll. Sedangkan dalam huruf “Fa’” tidak terdapat sifat huruf; Jahr (terang, nyaring, jelas), Syiddah (kuat, ditahan), Ithbaq (melekatkan lidah ke langit-langit, lekat) dan lainnya.
Ini adalah kemu’jizatan bahasa Al-Qur'an, bahwa kita dilarang untuk mengungkapkan kata “Uff, ah” kepada orang tua walau pun huruf tersebut adalah huruf yang paling paling lembut dan paling ringan, apalagi kita menggunakan dengan kata yang kasar, yang kuat dan membentak. (Penjelasan ini dari penulis dalam dialog tersebut).
Menarik, dalam makharijul Huruf, kita mendapatkan beberapa sifat huruf ada al-Lazim ( Dzawat al-Adhad, la Dzida laha) dan al-‘Aridz. Dalam dialog tersebut, kita mendapatkan huruf “fa’” yang dianggap huruf yang paling ringan “Uff, Ah”, walau ini juga tergantung penggunaan dalam bahasa Ibu, tetapi mengucakan sesuatu yang paling ringan pun kepada kedua orang tua dengan nada melarang, membentak, mengejek atau apapun yang dapat menyakitkan mereka, hal tersebut dilarang dalam Agama Islam, apalagi dengan kata-kata yang kasar, misuh, dan sejenisnya. Kita dianjurkan untuk mengucapkan kata-kata yang paling lembut dengan nada yang rendah serta tidak menyakitkan mereka.
Sumber dialog (فتاكات/fatakat).
Allah ‘allam bishawab
Malang. 7 Muharram 1442/ 26 Agustus 2020
Mumtaz ustadz.. syukron, sangat bermanfaat
BalasHapus