Halimi Zuhdy
"Ustadz ini tidak bersimpati, banyak orang memerangi korona, korban pada berjatuhan, perekonomian ambruk, antum bilang korona juga ada manfaatnya?" Sanggah seseorang ketika diadakan kajian online.
Belum selesai dijawab, orang ini terus berbicara tanpa jeda, bahkan mengeluarkan berbagai dalil, entah apa maksud dari dalil-dalil itu.
"Ustadz, korona itu benar-benar memberi mudharat pada kita, kita tak lagi bisa shalat di masjid, terkurung di rumah, banyak rakyat tak lagi bekerja, eh...malah Pak ustadz bilang ada manfaatnya, Saya sedih". Katanya dengan nada tinggi.
Tayyib. Mari kita kaji sedikit tentang ayat;
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
...Rahmatku meliputi segala sesuatu...(al-'Araf: 156).
Potongan Ayat di atas, menggambarkan bahwa rahmat Allah sangat luas sekali (Rahmah wasi'ah), hatta dalam setiap yang dianggap buruk oleh manusia, sebenarnya adalah untuk kebaikan dan perbaikan.
Betapa Allah itu selalu memberikan kebaikan, bukan keburukan, hanya bagaimana kita menyikapinya, dan bagaimana kita menempatkan sesuatu itu pada tempatnya.
Penjara bagi koruptor mungkin sebuah keburukan, tapi bagi banyak ia dipenjara adalah kebaikan, bahkan orang sangat bersyukur koruptor dipenjara. Dan pada akhirnya penjara bagi si koruptor sendiri adalah kebaikan. Kalau tidak dipenjara, maka ia akan selalu melakukan korupsi, atau bila korupsinya tidak ketahuan, dosanya akan menumpuk, serta akan memudharatkan banyak orang. Tinggal bagaimana melatakkan keburukan itu pada tempatnya.
Maka qadha', qadar, dan penciptaannya adalah kebaikan, karena Allah mahasuci dari kedhaliman, kalau ada keburukan bagi seseorang ia adalah sebuah keadilan karena perilaku ia sendiri, bukankah Allah Maha Adil?.
لبيك وسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِيْ يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَاَلَيْتَ…(حديث المسلم، ١٢٩٠)
..Aku penuhi panggilanMu dengan penuh bahagia, kebaikan seluruhnya ada di Kedua TanganMu (pada kuasamu), dan keburukan tidaklah dinisbatkan kepadaMu. Aku berlindung dan bersandar kepadaMu, Mahasuci Engkau dan Maha Tinggi..
Bagaimana dengan Korona (baca: Corona), apakah ada manfaatnya?. Saya pribadi berkayakinan di balik peristiwa apa pun, Allah selalu memberikan hikmah, baik dari kebaikan itu sendiri atau dari keburukan. Kalau pun Virus Korona itu adalah sebuah virus yang mematikan, bukankah dalam sesuatu yang jelek itu selalu menyimpan sebuah kebaikan di dalamnya. Misalkan ulat bulu, siapa yang tidak kenal dengan ulat yang mungkin sangat menjengkelkan bagi petani ini, ia memakan dedaunan sampai habis, beracun, gatal banget bila mengenai kulit. Tapi, di balik itu (menurut pelajaran dulu ketika sekolah IPA,he), ia sebagai penawar racun, membantu proses penyerbukan, penyeibang ekosistem dan lainnya. Kita bisa bayangkan bila ulat tidak diciptakan oleh Allah.
Manfaat Korona, beberapa yang bisa saya himpun, dalam lama laman BBC Arab ada artikel berjudul "Fawaid Ghaira mutawaqq' litafashi Fairus Korona, Manfaat Virus Korona yang tidak terduga.
Air di beberapa tempat berubah menjadi jernih di kota Venesia Italia yang sebelumnya sangat kotor. Juga ada penurunan polusi udara di Beijing yang sangat drastis, sebelumnya belum pernah pernah terjadi, belum laporan NASA yang luar biasa, beberapa negara udaranya begitu bersih.
Sebuah analisis dari Situs iklim Carbon Brief yang penulis kutip dari Kompas, bahwa terdapat penurunan penggunaan energi dan emisi di China sebanyak 25 persen. China dan Italia bagian utara ada penurunan siginifikan zat nitrogen dioksida yang dihasilkan dari mobil dan industri, dan zat ini sangat berbahaya dalam hal pemanasan global.
Kalau ini benar, betapa sungguh sangat luar biasa, seakan-akan alam ini mau berbicara bahwa ia masih ingin memberi bunga lebih lama lagi untuk kehidupan manusia. Seperti manusia bila banyak menghirup zat beracun, bukan hanya dia yang terkena dampak buruknya, tetapi lingkungannya juga akan terkena imbasnya. Sedangkan Korona bukan hanya berada disebuah daerah atau satu negara, ia menyebar ke berbagai negara. Seperti ada misi global, untuk memurnikan dan menyegarkan kembali udara yang kotor, menghilangkat zat-zat yang berbahaya, serta misi-misi lainnya. Kemudian para ilmuan berpendapat, bila ini berlangsung tiga sampai empat bulan ke depan dampaknya cukup besar terkait dengan emisi global tahun ini.
Sedangkan di sisi lain, menurut Psikolog Anak Binki Paramita dalam Indo Zone, manfaat lain yang dapat dipetik, adalah lebih banyak berkumpul dengan keluarga, yang akan melahirlan saling memahami dan menumbuhkan rasa toleransi satu sama lainnya, walau sama-sama berada di rumah tetapi masing-masing tetap memiliki kesibukan yang berbeda-beda, anak yang sekolah daring, bapak yang bekerja dari rumah, demikin juga seorang ibu.
Sesangkan Ilisa Ibel dalam SkynewArab menegaskan bahwa Social Distancing merupakan peluang baik bagi keluarga sehingga dapat beistirahat dan menenangkan diri dari berbagai kesibukan dan aktifitas di luar rumah, sehingga ia dapat berkumpul lebih lama dengan orang-orang yang dirindukan.
Manfaat lain dari peristiwa besar ini, Covid-19. Hamud Mahmud dalam hbrArab bahwa adanya pandemi Korona saat ini laksana manusia dalam menghadapi krisis dan perang, dalam kondisi itu banyak orang dituntut untuk berfikir cepat dan inovatif, buktinya hari ini, mayoritas manusia (dalam wilayah darurat korona) menggunakan teknologi, untuk pembelajaran, bisnis, pelayanan, dan lainnya. Semua melek teknologi, ibu-ibu yang sebelumnya hanya di dapur dan tidak paham teknologi, kini sudah sangat akrab dengan e-learning, akrab dengan Zoom (yang lagi naik daun, pundi-pundi bertambah menjadi 66 Triliun) dan media lainnya. Beberapa perusahaan berfikir keras bagaimana ada solusi dalam kondisi seperti ini, sehingga semua orang juga sama. Banyak kemajuan dalam teknologi itu dihasilkan setelah terjadi perang dunia kedua.
Tidak hanya teknologi yang berkembang pesat, tetapi beberapa hal yang berurusan dengan kebersihan dan kesehatan mengalami perkembangan luar biasa. Masyarakat dunia kini sangat perhatian dengan kesehatan dan kebersihan, bagaimana mencuci tangan yang baik, menghindari tempat-tempat bersarang dan menyebarnya virus, menjaga mata dan hidung agar tidak terserang virus, masuk rumah dan keluar rumah tidak lupa cuci tangan. Ada budaya baru, ada pola baru, bagaimana menjaga makanan dan menunya agar tetap sehat, karena bila tubuh lemah, virus ini dapat menempel, menyerang dan mematikan.
Sebagaimana yang ditulis M Puteri Rosalina bahwa penyebaran sejumlah virus dapat melalui kontak dekat, lingkungan atau benda yang terkontaminasi virus. Virus tertular melalui droplet yang berasal dari saluran napas seperti batuk, bersin atau saat berbicara. Selanjutnya droplet tersebut melekat ke lingkungan atau benda karena droplet yang memiliki berat tidak dapat bertahan di udara. Bagaimana akhirnya droplet yang mengandung virus tersebut sampai masuk ke dalam tubuh manusia? Jawabnya adalah melalui tangan. Tangan menyentuh permukaan benda/lingkungan tempat droplet melekat. Selanjutnya tangan menyentuh muka, terutama mulut, hidung dan mata, sehingga akhirnya virus masuk ke dalam tubuh kita.
Mungkin masih banyak hikmah di balik pandemi Covid-19 ini, walau ia membawa luka bagi dunia, bahkan bagi perekonomian banyak negara dan dunia, tapi tidak semua. Banyak pula perusahaan yang diuntungkan dalam kondisi wabah ini, perusahaan yang memproduksi vaksin, masker, dan disinfektan. Pula, yang meningkat drastis kegiatan perusahaan farmasi dan beoteknologi. Perusahaan apalagi yang diuntungkan? Perusahaan dibidang hiburan dan pendidikan daring, serta telekonferensi.
Rim Abdul Hamid dalam artikelnya yang berjudul "Lil Waba' Wajhun Akhar, Korona Yamnahu al-Ardha Hudnah" Sisi lain dari Korona, ia memberikan hadiah besar pada bumi, polusi terkurangi, genjatan senjata di berbagai belahan dunia, dan hal ini sungguh menjadi hadiah terbesar yang jarang terjadi setelah perang dunia.
Terus, bila tidak sedikit manfaat yang dihadiahkan Covid-19 ini, apakah Covid-19 ini harus dibiarkan hidup atau dibasmi keakar-akarnya? Tentunya semua akan berpendapat sama, virus ini harus segera meninggalkan halaman rumah kita, halaman negara, bahkan menghilang dari dunia. Tapi, apakah ia akan benar-benar hilang? atau berubah wujud menjadi virus yang baik hati?. Ini pun masih menjadi perhatian para ahli, beberapa minggu yang lalu (10/3/2020), Pejabat WHO di Jenewa mengadakan jumpa pres, bahwa mereka mengakui, mereka tidak tahu bagaimana perilaku Covid-19, sebab virus ini tidak seperti influenza. Ini adalah vitus unik, dengan vitur unik, entah kapan virus ini berakhir, juga belum bisa dipastikan, seperti yang dilansir oleh Suara.Com.
Maka, mari kita memperbanyak doa kepada Allah agar kita baik-baik saja, selalu diberikan kesehatan dan keberkahan hidup, selamat dari segala penyakit, bencana, wabah dan yang tidak menyenangkan. Dan selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat, dan mengikuti petunjuk ahlinya (tim kesehatan). Mengapa hidup sehat? Kata dr Erni Juwita "Virus itu di mana-mana swasirna. Virus itu di mana-mana dipulihkan sendiri. Secara prinsip dasar, virus itu hilang kompilasi badan menjadi kebal atau virusnya mati sendiri," dilansir wartaekonomi.co.id.
Ya Rabb, jagalah kami, jangan biarkan hati kami melupakanMu, dan berilah rasa takut kami kepadaMu, dari pada takut kepada makhlukmu. Dan jangan lalaikan kami dari petunjukMu
Malang, 04 April 2020
Khadim PP. Darun Nun Malang
Mohon ijin menyampaikan isi artikel ini ustadz..🙏
BalasHapustafaddal
BalasHapus