Halimi Zuhdy
"Hebat, menguasai, luar biasa" Ungkapan yang kadang disematkan pada seseorang yang berbicara bahasa Asing.
"Bisa berbahasa" dan "Menguasai bahasa" itu berbeda. Dapat dikatagorikan "bisa berbahasa" apabila ia dapat mengungkapkan beberapa kalimat, baik lisan atau tulisan. Atau dapat mengenalkan dirinya, atau sekelinglingnya. Namun, ia masih bisa disebut "Bisa", dengan kelas terendah, beginner.
Berbeda dengan menguasai, tidak cukup berkelas beginner (mumtadi') tapi audah menaiki beberapa tangga sehingga masuk pada kelas Master, dengan melampau kelas beginner, Ilementary, intermediate, dan advanced (mutaqaddim).
Dikatakan menguasai, bila ia sudah memahami semua pembicaraan orang asing ketika berbicara atau menulis, atau ia dengan mudah memahami segala informasi yang didapatkan. Master, atau menguasai bahasa, ia mampu menyampaikan argumen, ide, opini, fakta, dan kainnya dengan baik dan benar.
Untuk menguasai bahasa asing, memang tidak mudah, ia butuh perjuangan tapi tidak harus berdarah-darah lo.wkwkwk. lebih sulit menyatakan cinta pada seseorang yang tak mencintai kita.wkwkwwk.
Untuk bisa menguasai bahasa asing, ada beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan; melakukan, memotivasi diri, merencanakan, menjaga.
Bahasa asing bukanlah kenangan, bukan pula sebuah cita-cita, apalagi dimajinasikan. Ia harus dilakukan, dituliskan, dipratikkan, diungkapkan, tidak cukup dihafalkan. Walau selanjutnya, ia harus berlatih dan mencari pelatih untuk selalu memperbaiki bahasanya. Minimal 5 menit dalam sehari untuk melakukan (mempratikkan).
Selanjutnya, motivasi yang benar dan membara. Banyak yang termotivasi untuk berbahasa asing, juga dengan niat yang benar. Namun, kurang membara, sehingga cepat padam. Agar selalu termotivasi, carilah teman yang memiliki satu tujuan, lingkungan yang berasap bahasa, membaca atau mendengar berita dari yang paling ringan sampai yang agak musykil. Tetapkan tujuan selalu, mengapa ingin mahir berbahasa Asing?!.
Ada sedikit cerita, ketika saya menginjakkan kaki di Tanah Jawa, dalam bis jurusan Malang, saya dikagetkan dengan kemahiran berbicara seorang bocah perempuan, begitu fasih ia berbicara, begitu tepat mengungkapkan ide-idenya, dan menanggapi setiap pembicaraan dari ibunya yang berada di sebelahnya. Saya tanya pada ibunya, tentang perihal bocah pintar tadi, Apakah ia sudah sekolah? Dan apakah di sekolahnya ia belajar grammar?. Ternyata, ia belum sekolah, pra sekolah pun belum masuk, apalagi belajar grammar, ia tidak sama sekali. Ternyata, dari pengakuan ibunya, ia pintar berbahasa Jawa karena selalu "Melakukan", "Mempratikkan" dan "Selalu mencoba", serta "Tidak pernah malu dan tidak takut mengungkapkan".
Berbahasa Asing itu mudah, seperti kita menggunakan Bahasa Ibu, asalkan ada kometmen dan kesungguhan untuk menjadi bisa dan menguasai.
Bersama Ibu Dr. H. Like Raskova, M.Ed pada Worshop "Empowering Millenials Troungh Arabic and English Billingual" di Rektorat Lantai 5 yang diselenggarakan oleh devisi Bahasa Ma'had al-Jamiah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
IG @halimizuhdy3011
Www.halimizuhdy.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar