(Sambil Menambah Kosa Kata Arab)
Oleh: Halimi Zuhdy
Hidup itu harus selalu bergerak, agar mendapatkan keberkahan. Al-harkah Hiyah Barokah. Bergerak itu tidak harus berlari terus, kadang harus mengganti yang sudah usang, atau membuang yang sudah busuk, atau mengurangi yang berlebih, atau menambah yang kurang.
Kelamaan duduk di tempat empuk, akan lupa tirakat, bila lupa tirakat, tak kan punya kepekaan sosial, bahkan hanya menjadi angkuh. Tidak pernah duduk di kursi empuk, walau sekejap, akan merasa paling sederhana, lupa belajar bahwa hidup tak sesederhana dalam pikirannya. Hidup mutawassith itulah idaman, tidak terlalu tinggi kemudian meninggi (sombong), terlalu rendah kemudian merendah dan merasa hina atua terhina.
Untuk menuju keindahan, kebahagiaan dan kesederhanaan, mari belajar pada kata-kata berikut, sambil menambah kosa kata bahasa Arab ya.wkwkwkw
Bila perang tidak pernah usai, kalut dalam hidup, dan peperangan itu ingin berganti dengan sebuah cinta, hilangkan Ra'-nya.
( حرْب) menjadi (حبٌّ).
Kadang, terlalu banyak harta dan kuasa, membuat cepat murka. Bila kemurkaan diri terus melanda, hidup tak bahagia. Bila keburukan dan kejahatan ingin berganti dengan kebahagiaan, bunglah Syin-nya.
(شرور) menjadi (سرور)
Bila tetap Syin dalam Syadid dipertahankan, ia akan keras selalu, maka sesekali dibuang atau dihilangkan, agar kelembutan datang.
(شديد) menjadi (سديد).
Bila ingin mulia, jangan boros, jangan pula melampaui batas, apalagi menghambur-hamburkan harta. Maka, isilah Sin-nya menjadi Syin.
(مُسْرف) menjadi (مُشْرف).
Banyak orang yang bingung, karena ia jarang melakukan kebaikan, bahkan tidak pernah. Bila ingin bahagia, tambahlah titik pada kata Hairun menjadi Khairun.
(حَيْر) menjadi(خَيْر).
Bila kebaikan selalu ditebar, kesedihan, kebingunangan kan lenyap.
Mengganti huruf demi huruf kadang tidak cukup, butuh pencarian sampai menemukan keindahan. Bila Ha' harbun
حرب (Peperangan) diganti Kha' خرب (menghancurkan) sesekali diganti طَرب (Sukacita) walau kadang tidak bertahan هَرب (melarikan diri).
Orang kekurangan, selulu tak puas, biasanya buas, atau sebaliknya. Buas karena ingin kenyang. Sebagaimana hilangnya Syin dalam Sabunga.
(شَبِع) menjadi (سَبُع)
Berganti peran dalam berbagai sisi kadang dibutuhkan,bukan gaya kemunafikan, tapi untuk menemukan seberapa jauh kekuatan menghadapi gelombang kehidupan. Hasbiyallahu lailaha illallah.
Malang, 4 Agustus 2019
Khadim PP. Darun Nun Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar