Selasa, 26 Maret 2019

Janin, Jin, Majnun, dan Jannah

(Kajian 12, Analisis Bahasa Arab)

Halimi Zuhdy

Bahasa Arab disinyalir sebagai bahasa tertua dan satu-satunya bahasa yang tidak punah, dari bahasa-bahasa yang pernah hidup semasa dengannya. Ia tidak hanya berumur 1400 tahun ketika Al-Qur'an diturunkan, tapi sudah ribuan tahun sebelumnya, bahkan dianggap menjadi bahasa Nabi Adam AS.

Ketika banyak bahasa Ibu sudah  tergantikan, seperti;  Bahasa Afrika, Asia Fasifik, Amerika Selatan, Amerika, Ethiopia dan bahasa yang berada diberbagai belahan negara atau benau lainnya hanya tinggal cerita, dan dimusiumkan. Namun, bahasa Arab, terutama yang digunakan oleh Al-Qur'an masih utuh, tidak ada perubahan, bukan kemudian kaku, namun ia terus berkembang dengan indah sesuai dengan kadar lerubahannya.

Dan Bahasa Ini, bukan hanya sebagai bahasa biasa, yang tumbuh dan berkembang satu persatu sesuai kebutuhan, tapi bahasa ini (Arab) adalah bahasa yang ilmiah (saintifik), yang dapat dirunut sampai ke kata awal, dan kata paling awal, dan setiap kalimat-kalimat  yang muncul dapat merujuk pada akar (judzur) kata yang sama atau kata tertentu. Seperti; Din (Agama), Dain (Hutang) , Dunya (Dunia), Madinah (kota) , Dayyan (hakim), dan kata yang berdekatan lainnya. Kata-kata tersebut di atas, tidak hanya memiliki makna tersendiri, namun memiliki keterkaitan  makna dan maksud. Insyallah, akan penulis analisis pada kajian berikutnya, 19.

Kali ini, penulis hadirkan 4 kata, "Janin (Janin), Jin (Jin), Majnun (Gila), dan Jannah (Surga)". Kata yang lain yang memiliki satu akar adalah; Jan, Majjanan, Jani, Jinayah, Majun, junun dan lainnya.

Dalam kitab Mufrodat, "Raghib al-Ashfahani", bahwa kata, "Jan" adalah tutup (satr) atau tertutupnya sesuatu dari panca indra, maka, kata "Jannah (Surga, kebun)" maknanya "tertutup", ia tertutup oleh rerimbunan pohon, karena banyaknya pepohonan, bunga-bunga dan lainnya yang berada di dalamnya. Kata "Janin (Janin)" juga bermakna "tertutup", karena ia tidak mampu dilihat oleh mata telanjang, bahkan oleh alat canggih pun, ia masih samar, walau kadang bisa ditebak.

Kata "Majnun (Gila)", adalah orang yang pikirannya "tertutup" atau terhalang, tidak mampu berfikir dengan baik, bahkan tertutup oleh apapun dari luar dirinya dan dari dalam dirinya.

Sedangkan kata "Jin (Jin)" berasal dari "Jann" yang juga tertutup, tertutup dari pandangan manusia, ia tidak mampu dilihat oleh siapa pun, kecuali Allah tampakkan, dan ia masuk pada makhluq ghaib. Dalam kitab "Tadzhib al-Lughah lil Harwi" ia bermakna bersembunyi, menahan diri, atau menutupi dirinya dari manusia.

وجاء في تهذيب اللغة للهروي: الجِنُّ: جماعةُ ولد الجانّ، وجَمْعُهُم: الجِنَّةُ، والجانُّ، وَإِنَّمَا سُمُّوا جناً لأنّهُمُ اسْتَجنُّوا من النَّاس، فَلَا يُرَوْنَ، والجانُّ هُوَ أَبُو الجِنِّ خُلِقَ من نارٍ، ثمَّ خُلِق مِنْهُ نَسْلُه.

Dan ada yang memaknai kata-kata, "Jin, Janin, Jan, Jannah, Majnun, dan Majjnan" dengan "Hubungan dua arah, yang saling membutuhkan, saling memberi, saling bersinergi". Misal; kata "Janin" ia memiliki dua huruf nun, "Tabaduliyyah Fa'aliyah al-ihtiwa'". Janin dan Ibunya memiliki hubungan yang kuat (yatabadaalani), Janin membutuhkan atau mengambil oksigen dari Ibunya, dan Janin memberi oksigen karbon. Demikian dengan kata-kata yang lain di atas. _Allah 'alam bishawab_

*) Dosen Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang_
Khadim PP. Darun Nun Malang_

Referensi
Mufradatul al-Raghib al-Ashfahani, Tadzhib Al-Lughah Lil Harwi, Mu'jam Muani, Furuq Lugahwiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar