Selasa, 11 September 2018

PERBEDAAN KATA TAHUN DALAM BAHASA ARAB, "SANAH" & " 'AAM"

Halimi zuhdy
(Selamat Tahun Baru Hijriyah 1440 H) 

"Kata" selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan para Ahli Bahasa, apalagi terkait dengan "taraduf" yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sinonim, walau jenis "taraduf" ini sangat banyak. 

Para Ahli bahasa Arab ada yang sepakat dengan adanya sinonim, diantaranya:  Sibawaihi, Asma'i, Abu al-Hasan Rummani, Ibnu Khalawiyah, Hamza bin Hamza al-Isfahani,  Al-Fairuzabadi,  Al-Tahanawi, serta mayoritas ahli bahasa Arab modern mengakui adanya sinonim dalam bahasa Arab.
Sedangkan yang tidak sepakat adanya sinonim, seperti: Tsa'lab, Ibnu Faris, Abu Hilal Al'askari, Baidhawi dan beberapa Ahli Bahasa lainnya.


Adanya perbedaan "Sanah" dan "Aam", adalah yang bermadzhab mengingkari sinonim, sedangkan yang bersepakat, maka tiada perbedaan keduanya. 

Tahun dalam bahasa Arab dikenal dengan kata "Aam" dan "Sanah", yaitu waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi matahari dengan siklus penuh, dalam jangka waktu 365 hari (12 bulan), dan sudah jamak bahwa "Aam" dan "sanah" yang berarti tahun adalah  dianggap kata-kata sinonim dalam bahasa Arab, tapi kemudian muncul perbedaan, ketika membincang keduanya dalam al-Qur'an. 

Dalam aspek maknanya, sebagaimana dalam "Mau'dhu' ", kata "Sanah" adalah muannast (perempuan), jamaknya (plural) adalah "sanawat", kata Sanah ini menunjukkan arti; sangat atau keras (syiddah), kelaparan (jadbi), jahat (syar), kekeringan (Qahth). Hal tersebut dapat dilihat pada kata "sanah" yang sering digunakan pada kata yang kurang baik, seperti "Negeri, tahun ini dihantam musibah" (Ashabat Albaladah Sanah). 

Kata "Aam", adalah kata tunggal dan menunjukkan maskulin (Mudzakkar),  jamaknya adalah "'Awam", dan kata ini kebalikan dari "Sanah", yang bermakna; kemakmuran (rakha'), kenyamanan (rahah), kebaikan (khair), dan kesejahteraan (rafahiyah).

Kata "Sanah" digunakan dalam bentuk dasar, seperti: umur, tanggal, jangka waktu tertentu. Sedangkan kata "Aam"  digunakan untuk merujuk pada tahun tertentu yang berhubungan dengan hal khususan (al am dirasi dll), dan kata "Aam" lebih khusus dari pada "Sanah". 

Untuk memahami perbedaan lebih luas terkait dengan "Aam" dan "Sanah", maka penulis akan rujuk beberapa pendapat yang membedakan antara keduanya, dan juga sebagai contoh atas makna keduanya, yang secara umum "Aam" untuk hal kebaikan, sedangkan "sanah" berkaitan dengan keburukan. Maka, berikut perbedaan keduanya dalam Al-Qur'an. 

Kata "Sanah" disebutkan lebih dari satu tempat dalam Al-Qur'an, ada 7 kata dengan bentuk tunggal, dan 12 kata dengan bentuk jamak. Sedangkan kata "Aam" hanya dengan bentuk tunggal dan terdapat pada 7 tempat saja, Ini menunjukkan bahwa tahun-tahun yang baik (a'wam al khair) hanya sedikit. Di mana Kata "amm" dalam ayat  mendorong orang untuk bersabar dalam kesulitan, mengingatkan manusia untuk melakukan perbuatan baik, memotivasi  dan mendapatkan pahala, dan  hal-hal baik lainnya. 

Kata "Sanah" digunakan untuk merujuk pada hari-hari yang keras dan menyedihkan, sementara kata "Aam" digunakan untuk menunjukkan kelapangan hati, kebaikan dan kesenangan. Sebagaimana dalam surat Yusuf, 47 _"Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh "tahun" (sanah) (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan._ yaitu, Tujuh tahun penderitaan, kesedihan, kepayahan yang telah dilalui. 
Kemudian penggunaan "Aam" dalam surat Yusuf, ayat 79: _"Kemudian setelah itu akan datang "tahun" (Aam) yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur"._ yaitu telah usai penderitaan, dan tujuh tahun berikutnya adalah keindahan dan kebahagiaan. 

Kejelian al-Qur'an dalam penggunaan kata, maka merujuk pada ulama bahasa Arab yang menolak adanya taraduf (sinonim), akan semakin terlihat, bahwa setiap kata yang hadir ke dunia memiliki artinya sendiri. 

Malang, 1 Muharram 1440 H. 

Rujukan; Al Furuq al-lughawiyah, Mawaqi'; Maudhu',  al fikr, dan lainnya.
Selamat Tahun Baru Hijriah 1440 H.
*Dosen Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar