Sabtu, 21 Juli 2018

TAMPAK LUAR, GELOMBANG DALAM

(Dahir Seseorang, Gambaran Batinnya)

Halimi Zuhdy

Sejatinya, orang tidak bisa berbohong dengan keadaan dirinya; hatinya, pikirannya, perilakunya, dan apa yang dikenali dalam dirinya.

Ada ungkapan Arab yang menarik "Adhahiru ya dullu ala bathin", tampak luarnya itu, menunjukkan kondisi dalam dirinya (batinnya).

Setiap orang mampu dikenali akhlaqnya (pula, hatinya dan pikirannya), dari bagaimana ia;  bersikap, berucap, melihat (lirikan dan tatapan), bergerak, dan bagaimana pula mempola dirinya.

Seperti orang yang berbohong, ia akan tampak kaku, tampak salah tingkah, pandangan matanya kosong, dan ucapannya sering terkilir. Demikian pula orang jujur, walau ia mencoba membohongi sikap dirinya, ia kelihatan rinai wajahnya, senyum mulutnya, tatapan tajam wajahnya.

Tampak luar, sesugguhnya adalah cerminan batinnya. Bila suka marah-marah, maka mungkin ada keras batu dalam hatinya. Bila suka membincang orang (ghibah), mungkin ada iri dalam dirinya.

Cara mendeteksinya, "Bagaimana melihat seseorang, lihatlah bagaimana ia membicarakan orang lain, maka tidak akan jauh dari apa yang dibicarakan tentang orang lain, jika membicarakan kejelekan seseorang, maka dirinya tidak jauh dari yang dibicarakan, karena tidak mungkin air mengeluarkan bara, dan panas memuntahkan air. Pula, seperti orang menunjuk pada orang lain, maka jari jempolnya adalah dirinya".

Sepintar apapun orang menyembunyikan dengki,    senyum apapun yang dicipta akan terlihat menakutkan di sore hari, walau di paginya ia seperti mentari. Se-marah apapun ia, kalau untuk kebaikan, marahnya adalah mutiara yang membuat tambah senang, kan tahu marahnya adalah untuk kebaikan, tapi kalau amarahnya adalah bara diri, maka bagai neraka di pagi hari.

Kata peribahasa "Angkuh terbawa, tampan tinggal" Orang yang suka bersolek dan berlaga seperti orang cantik atau tampan padahal tidak sesuai dengan dirinya, maka ia akan terlihat bagaimana ia selalu menampakkan ke-indahan, walau buruk selalu meliputi; prasangka buruk, tingkah buruk, dan kejahilan yang selalu membuat terpuruk.

Seperti baliho di Bandara sebuah negara atau kota,  gambarnya adalah yang terbaik, yang paling sesuai dengan keberadaan dirinya, atau yang paling dibanggakan.   Bali dan lombok dengan pantainya, Jawa Tumur dengan Suramadunya, Yordania dengan Petranya. Demikian pula seseorang.

Walau ada Peribahasa "Busuk-busuk embacang" artinya orang yang tampak dari luar (lahiriah) seperti orang jahat/orang bodoh, namun ternyata hatinya baik/ilmu pengetahuannya tinggi. Demikian pula, tidak semua tampak luar itu adalah seperti yang berada di dalam (batin). Ini istitsnaiyyat (pengecualiaan), namun "kebanyakan" dahirnya adalah batinnya.
Allah 'alam bisshawab.

Senggigi Lombok, 21 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar