Halimi Zuhdy
Beberapa
minggu yang lalu, ketika saya mudik lebaran Idul Fitri, saya menemukan fenomena
luar biasa, suara Nissa Sabyan menggema di berbagai tempat; rumah, warung, perkantoran,
pasar, kendaraan umum dan pribadi, walimah, pesta pernikahan, gedung-gedung
pemerintah dan swasta. Dan setiap bertemu sejawat, mereka bercerita, bahwa
café-café yang biasanya “ngerock” dan dangdutan, berubah menjadi alunan
lagu-lagu berbahasa Arab dari Nissa Sabyan.
Fenomena itu pernah saya temukan di era 2000-an, suara
Sulistyawati dan Haddad Alwy dengan judul lagunya “Ummi dan Ya Thayyibah”, juga
menggema di berbagai sudut kampung dan kota, televisi dan radio, pusat-pusat
pembelajaan dan lainnya. Semua orang menghafal lagunya (Berbahasa Arab), dan
banyak pula yang memahami kalimat-kalimatnya dengan diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia. Dua juta keping terjual, sungguh sangat luar biasa,
lagu-lagunya yang berbahasa Arab itu laris manis.
Ada kebanggan ketika itu, Bahasa Arab tidak hanya menjadi
bacaan dalam Shalat, tadarus Al-Qur’an, Adzan, Iqomah, Khutbah Jum’at,
kajian-kajian kitab dan Ijab Qabul, tetapi menjadi bacaan dan dendang lagu
setiap hari di beberapa rumah dan tempat keramaian. Semua orang bershalawat.
Saya lihat kala itu, dari anak kecil sampai dewasa, berusaha untuk memahami
dari setiap lirik lagu Ummi dan Ya Tayyibah yang berbahasa Arab itu.
Fenomena itu muncul kembali, bahkan lebih dahsyat lagi, “Deen
Assalam” ditonton lebih dari 100 juta kali hanya dalam satu bulan, Ya Rahman 71
juta kali, Ya Habibal Qolbi 172 Juta
kali, Ya Asyiqal 82 Juta kali, Ya
Maulana 52 juta kali, Law Kana Bainanal Habib 11juta kali, itu baru dari akun
Youtube Sabyan, belum lagi yang diunduh. Sungguh ini sangat mengejutkan.
Fenomena ini, menurut pengamatan saya, karena lagu yang
dibawakan oleh Khairunnisa (Nissa) berserta personel lainnya sesuai dengan; (1)
kecintaan atau kegemaran orang Indonesia bershalawat, membaca puji-pujian dan
doa, dan mayoritas penduduknya adalah Muslim, seperti; Rahman Ya Rahman (doa), Ya Habibal Qolbi
(Shalawat), Ahmad Ya Habibi (shalawat), Ya Asyiqa (Shalawat), Ya Maulana (Doa),
dan rata-rata lagu yang dibawakan adalah Shalawat Nabi dan doa. (2) Suara merdu
Nissa dengan musiknya mengalun lembut.
Dan juga (3) kegilaan pengguna internet dan penikmat youtube
yang mengunduhnya ke berbagai media lain, dari WA, FB, dan lainnya. (4) Bertema
religi, dan bersamaan dengan bulan Ramadhan, seperti; Deen As-Salam, yang
penikmatnya sangat luar biasa.
Pun yang membuat Nissa Sabyan menggema karena (5) dibawakan
dengan gaya kekinian dengan berbagai keunikannya. Gambus, yang sudah mulai
remang, bahkan menghilang, menjadi terang, dengan Gambus Sabyan. (6)
Memperkenalkan Full Team lagu-lagu Gambus Sabyan, (7) tidak berhenti pada satu
lagu yang sudah populer, tetapi dilanjutkan dengan kemampuan mereka memilih
tema-tema menarik menarik lainnya yang
sesuai dengan kondisi masyarakat.
Dan yang luput dari pantauan banyak orang adalah (8)
Karakter Bahasa Arab yang unik, sehingga antara suara Nissa, Musik, keunikan
bahasa Arab benar-benar membawa ritme menarik, dan hal ini yang menjadi fokus
saya.
Menurut
saya, ada karakter khusus Bahasa Arab yang menjadi keunikannya, sehingga
dibawakan oleh siapapun saja akan merindu, kalau di Timur Tengah ada Ummi
Kulsum (Penyanyi Arab Legendaris), Amr Diab, Harris J, Sami Yusuf,
Maher Zain, Zain Bhikha, Asmahan, Sherine Ahmed dan lainnya. Dan dengarlah
suara penyanyi yang melantunkan dengan bahasa Arab, nanti akan mampu dibedakan.
Atau dengarlah seorang Qori’ Al-Qur’an, maka akan menemukan musik-musik kata yang
luar biasa, dan tentunya jika dibaca sesuai dengan ilmu tajwid.
Karakter unik Bahasa Arab itu diantaranya terkait dengan
bunyi; Ada bunyi tebal tipis (tebal/mufakhomah, semi tebal, tipis), Tekanan
bunyi dalam kata atau stress, Vokal panjang (mad), vokal pendek (harokat),
Bunyi tenggorokan, Bunyi bilabial
dental. Sedangkan karakter dan keunikan Bahasa Arab secara umum tidak mungkin
dikaji disini, walau setiap bahasa memiliki keunikan (khasaish), namun karakter
bahasa Arab itu lebih unik dibandingkan dengan bahasa-bahasa di Dunia.
Nissa
Sabyan dengan lagunya yang berbahasa Arab dapat memberikan nuansa sendiri pada
gerak bahasa Arab di Indonesia, dan dapat menjadi motivasi bagi pembelajar
Bahasa Arab untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa, terutama
bagi seorang guru bahasa Arab yang mengajar di Sekolah Dasar dan Menengah.
Menurut seorang peneliti, Nabil Katatni, Dekan Fakulats
Tarbiyah An-Nauiyyah, bahwa para peneliti psikologi musik menemukan ritme musik
berhubungan erat dengan kehidupan anak pada tahap awal (embrio) sampai dewasa, menurutnya
dalam rahim ibu sudah mengenal irama sehingga mudah sekali untuk
mengembangkannya dengan lagu-lagu, demikian ketika anak ingin ditidurkan,
irama-irama itu menjadi paling disuka, maka sangat penting bagi seorang ibu
dalam tahap pengembangan bicara anak untuk mendengkan irama lagu.
Menurut Hanna Athar, musik memberikan motivasi kuat dalam pembelajaran
Bahasa Arab, demikian juga menurut para peneliti dan akademisi dalam Konferensi
Internasional Kelima bahasa Arab di Dubai, bahwa musik dan lagu-lagu Bahasa
Arab khusus untuk anak-anak; dapat memotivasi dan memperkuat bahasa Arab.
Terutama lagu-lagu yang menggunakan bahasa Arab Fushah, misalnya judul lagu Deen
Asslaam yang dipopulerkan Nissa Sabyan di Indonesia, yang sebelumnya
dinyanyikan oleh Sulaiman Al-Mughni dengan pesan “faltuqabil Isa’ah bi ihsan”
yang disponsori Bank Boubyan Kuwait pada tahun 2015.
Lagu Deen Assalam walau beberapa kalimatnya diucapkan dengan
Lahjah Ammiyah, namun secara umum bahasanya Fusha, kalimat dengan lahajat
ammiyah dalam lagu tersebut seperti; abmahabbat, abtahiyyah, ansyuru, dinya,
naskan, kalla,killa. sedangkan beberapa tulisan yang tersebar di beberapa media
banyak yang keliru, karena hanya dituliskan sesuai dengan yang didengarkan.
Bila lagu tersebut ingin dijadikan media pembelajaran, maka harus dijelaskan
kata-kata yang fusha dan ammiyahnya, agar siswa tidak keliru membacanya.
Berikut lagu dengan tulisan Fushah, yang dipopulerkan oleh
Sulaiman Mughni, dengan penciptanya Saif Fadhil.
كُلّ هَذِهِ الأَرْضِ مَا تَكْفِي مَسَاحَة
لَوْ نَعِيْشُ بِلاَ سَمَاحَة
وَإِنْ تَعَايَشْنَا بِحُبٍّ
وَإِنْ تَعَايَشْنَا بِحُبٍّ
لَوْ تَضِيْقُ الأَرْضُ نَسْكُنُ كُلَّ قَلْبٍ
بِتَّحِيَّة وبِسَّلاَمِ
اُنْشُرُوا أَحْلَى الكَلاَم
زَيِّنُوا الدُنْيَا اِحْتِرَام
بِمَحَبَّةٍ وَابْتِسَامٍ
اُنْشُرُوا بَيْنَ الأَنَام
هذا هُوَ دِيْنُ السَّلاَم
بِتَّحِيَّة وبِسَّلاَمِ
اُنْشُرُوا أَحْلَى الكَلاَم
زَيِّنُوا الدُنْيَا اِحْتِرَام
بِمَحَبَّةٍ وَابْتِسَامٍ
اُنْشُرُوا بَيْنَ الأَنَام
هذا هُوَ دِيْنُ السَّلاَم
Lagu-lagu
berbahasa Arab yang dinyanyikan oleh Nissa Sabyan ini, jika dimanfaatkan dengan
baik oleh pengajar bahasa Arab, maka dapat memberikan ruh baru bagi
pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Dan sebagai “syiar” bahwa bahasa Arab
itu mudah dipelajari, buktinya semua orang bisa mendendangkan, mengucapkan, dan
melafalkannya. Tahya al-Lughah al-Arabiyah.
Malang, 3 Juli 2018
*) Dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
www.darunnun.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar