Halimi Zuhdy
Emas dalam bahasa Arab, _Dzahaba._ Dzahaba berarti, pergi. Ia menjadi rebutan, tujuan kehormatan, kebanggaan, kesombongan, tanda kekayaan dan kedigdayaan, bagi sebagian, bahkan kebanyakan orang. Tapi suatu saat, ia akan pergi, atau ia akan ditinggal mati oleh pemiliknya, disanalah ketidakkekalan dunia. Pergi.
Jika kita pahami, emas itu akan; pergi, lenyap, hilang seperti kalimat Arabnya. Namun, ada emas-emas kalimat indah, dan akan mampu mengkekalkan pembacanya menuju sorga. Al-Qur'an, Hadis, dan hikmah para ulama dan wali-wali Allah, yang dituliskan dengan kemurnian hati serta merujuk pada keduanya.
Di antara emas kalimat itu adalah beberapa ungkapan dari Sunan Drajad;
1) _Jroning suka kudu éling lan waspada,_ sebahagia apapun, sesenang apapun, sukacita apapun, segembira apapun, tetaplah waspada dan ingat. Ingat pada Sang Pencipta, yang telah memberi segala. Waspada pada segala bisikan syaithan yang telah merayu mesra, membuka pintu kesenangan tuk melupakanNya. Dan tidaklah sedikit cobaan kesenangan yang membawa petaka dan kelupaan. Lupa, dirinya hanyalah butiran pasir di jagat ini.
2) _Mèpèr Hardaning Pancadriya_, selalu menahan gelora nafsu, ia terkadang membuncah, mesunami sadar hati dan pikiran, melampaui batas-batas agama, tak tahu sekat, maka menahannya ketika bergelora, mengaturnya ketika digerakkan, merupakan tuntunan agama. Tenang dan bahagia dalam dekapNya.
3) _Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah_ Cita-cita luhur harus selalu diperjuangkan, tak mengenal aral melintang, kan diterjang demi sebuah bintang terang, kan menerangi jagat hati dan pikiran, menuju sorga Allah yang diharapkan. Cita-cita tak pernah selesai dipikirkan, ia butuh pengorbanan, keberhasilan, adalah takdir Tuhan. Maka, ketika 'azam digerakkan, tawakkal buah dari penghambaan.
3) _Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah_ Cita-cita luhur harus selalu diperjuangkan, tak mengenal aral melintang, kan diterjang demi sebuah bintang terang, kan menerangi jagat hati dan pikiran, menuju sorga Allah yang diharapkan. Cita-cita tak pernah selesai dipikirkan, ia butuh pengorbanan, keberhasilan, adalah takdir Tuhan. Maka, ketika 'azam digerakkan, tawakkal buah dari penghambaan.
4) _Mulya guna Panca Waktu_, kebahagiaan dahir dan batin hanya dapat dengan shalat lima! waktu. Ketika setiap orang mencari kesenangan, seringnya selalu mendapatkan. Kesedihan. Karena tidak memahami, bagaimana ia harus membahagiakan dirinya. Pangkat diagungkan, jabatan diperebutkan, harta ia dikejar, demi sebuah kebahagiaan abadi, tapi kesedihan selalu didapatkan. Shalatlah, solusi kebahagiaan.
Pesan emas berikutnya adalah,
5) _Mènèhana teken marang wong kang wuta,_ Kalau orang tidak mengerti, bodoh, tidak tahu, maka ajarilah, berilah ilmu. _Mènèhana mangan marang wong kang luwé,_ Memberi makan, pada orang yang lapar. _Mènèhana busana marang wong kang wuda,_ Berilah baju, pada orang yang telanjang, _Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan_ Berilah tempat tinggal, bagi orang kehujanan. Kalimat ini, memiliki arti yang sangat berarti, sesuai dengan konteks zamannya. Dan kata-kata emas ini, bentuk dari sifat sosial yang sangat tinggi, bagi seorang pemimpin, pendidik, dan masyarakat.
Drajat Lamongan, 30/3/2018.
Bersama para santri PP. Al Hikmah Al Fatimiyah Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar