Sabtu, 10 Maret 2018

SPIRIT BAHASA ARAB DI SUKEROJO

(Kerjasama PP. Salafiyah Syafiyah dan BSA UIN Malang)
Halimi Zuhdy
IG: @halimizuhdy3011

Luar biasa, Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo bersama TIM BSA (Bahasa dan Sastra Arab) UIN Malang, dalam waktu sehari mengadakan 4 Workhsop pembelajaran bahasa Arab, di empat tempat; Ma'had Aly lil banat, Ma'had Aly lil rijal dan Ma'had Tahfidh al-Qur'an, Pondok Pusat lil Banat dan Lil rijal, yang diikuti oleh; Dosen PBA, Santri Ma'had Aly, Para ustadz dan Ustadzah, guru MI, MTs, MA, dan santri tah'fidh Al-Qur'an, darul qutub, mahasiswa PBA.
Wokrshop kali sangat istimewa, selain diikuti banyak peserta dengan berbagai latar belakang, juga langsung digerakkan oleh pondok pusat dengan melibatkan seluruh sivitas. 

Bahasa Arab itu ruhnya Pesantren, jika bahasa Arab itu sudah tidak lagi dicintai, diminati, dirindu, maka ruhnya menghilang. Materi yang lain boleh tiada, tapi bahasa Arab harus abadi di pesantren. Dan santri, harus bisa bahasa Arab, karena setiap hari berkelindan dengannya; Al-Qur'an, Hadist, Kitab Kuning, dan lainnya. Maka, jika lulus dari pesantren tidak bisa bahasa Arab, maka kesantriannya dipertanyakan?. He. 


Pesantren Salafiyah Sukorejo dengan 15 ribu santrinya, dapat menggerakkan Indonesia dan dunia, seperti KH. As'ad Syamsul Arifin, dengan kehebatnya dalam penguasaan Bahasa Arab, beliau mampu membaca peta kelimuan di Indonesia dan dunia. Pendiri pondok ini, KHR. Syamsul Arifin, sangat alim menguasi kitab-kitab bahasa Arab, demikian juga dengan KHR. Fawaid As'ad, dan demikian juga dengan KHR. Ach. Azaim Ibrahimy, pengasuh sekarang, beliau alumni Asshofwah Sayyid Maliki Makkah dan bahasa Arabnya sudah tidak diragukan lagi.
Kerjasama jurusan BSA UIN dan PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo ini dapat dikembangkan kepada pembelajaran bahasa Arab li Akhradh Khossoh (pariwisata, haji dan umrah, TKI, muwaddaf, mutawwif, dll), serta kajian sastra dan bahasa Arab. Dan juga dapat dikembangkan kepada cara cepat pembelajaran kitab kuning dan lainnya. 

Berjalannya waktu, pesantren tidak cukup hanya berkutat dengan kitab kuning, ia sudah harus  memulai membaca dunia global, komunikasi (muhadsah bil arabiyah), nushus muashirah, diplomatik, iqtishadiyah, dan lainnya menjadi sebuah kebutuhan, santri harus di depan, mengawal negara lebih mapan. 

Pengajar dan santri harus mampu meningkatkan kompetensinya dalam pengajarannya, tidak hanya menjadikan bahasa Arab sebagai alat (Kajian Qawaid) untuk menguak kitab kuning, tapi ia sebagai alat untuk berbicara, berdiplomasi, menterjemah teks-teks kekinian, pemandu wisata, perdagangan, dan lain sebagainya. Dan lagi, bagaimana santri tidak hanya mampu memaknai kitab kuning, tapi mengarang kitab. Kita bisa bayangkan, seandainya satu pesantren setiap tahunnya mampu menerbitkan satu kitab saja. 

Pada workhsop kali ini (Sabtu, 10/3/2018), membahas tentang; Isu-isu perkembangan bahasa Arab, Strategi pembelajaran kemahiran berbahasa, Strategi pembelajaran unsur bahasa, Media pembelajaran bahasa Arab, Evaluasi pembelajaran dan Pembentukan Bi'ah Lughawiyah. Dengan Tim Pemateri; Halimi Zuhdy, Arif Rahman Hakim, Nur Qomari, Hafidh Roziki, Makki Hasan, A. Zawawi Khairul Anas. 

Semangat peserta menggebu-gebu, dengan permainan bahasa yang menarik dan terbaru, bumbu-bumbu strategi terkini yang disuguhkan oleh TIM BSA.
Mudah-mudahan Khidmah yang ke 50 bukan yang terakhir, tapi terus berlanjut ke berbagai daerah di Indonesia.

Syukran Jazilan; KHR Azaim Ibrahimy beserta para inisiator Workhsop, asatidz, dan thilabah. PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.
*www.bsa.uin-malang.ac.id*
Situbondo, 10/3/2019
Halimi Zuhdy
Dosen BSA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
https://www.instagram.com/p/BgI5_W1niXX/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar