Sabtu, 13 Januari 2018

Pohon Nabi Muhammad (9)

Betapa cemburu hati ini, yang selalu bersamanya selalu indah. Yang kerap mengiringinya, menjadi sejarah. Yang  sering mencurah hidupnya, menjadi berkah. Yang selalu merindunya, menjadi dakwah. Yang menyebut namanya, menjadi pahala indah. Yang menaunginya, menjadi kisah. Yang semua tentangnya, kisah tak berbatas cerita, tapi bukti cinta. Seperti kisah Mihrab yang menangis, karena tak lagi digunakan Nabi. Seperti Riwayat Jabir RA dalam hadits Buhari, "Nabi SAW bersandar pada sebatang pohon kurma ketika melakukan khotbah Jumat, kaum Ansar dengan hormat menawarkan pada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya".

Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar tersebut untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Nabi saw mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina. Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah swt. 

Sungguh, berada didekatnya, memberi warna, hati tenang penuh kenang, menyebutkan pun dapat pahala, palagi ada linang. 

MasyaAllah. Dialah Nabi Muhammad saw, sang muallim sesungguhnya.
----------------------------------------
Gambar di atas, ketika saya berada di Mathaf Malik Husain Amman, sebuah jenis pohon yang pernah menaungi Sang Nabi, ketika bersama pamannya, Abu Thalib di Negeri Syam. Dahan dan ranting-ranting pohon tersebut bergerak menaungi Beliau dari panas teriknya matahari.
Gambar berikutnya, adalah pohon yang berada di tengah padang pasir bernama Buqa'awiyya di negara Yordania, pohon istimewa ini dijuluki "pohon Sahabi" atau 'Satu-satunya sahabat Nabi yang masih hidup'. Yang diyakini hidup ribuan tahun silam. Walau banyak pendapat yang mengitarinya (baca pendapat yang tidak sepaham: https://www.ammonnews.net/mobile/index.php?page=article&id=46324), tetapi yang bersamanya, selalu berbunga-bunga.
tidak hanya pepohonan yang mengurai salam, awan pun tak lupa menjadi payung keindahan.
Kenangan di Yordania ke 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar