Halimi Zuhdy
[Keinginan Allah, Buah Cinta]
Apa yang kita inginkan, belum tentu apa yang Allah kehendaki. Karena,
ketika keinginan kita yang kita paksakan, hanya akan menjadi petaka, dan
membawa kesombongan. Kalau keinginan Allah yang kita menangkan,
disanalah ketauhidan dan kepasrahan menjadi pemenang.
*Keinginan kita, belum tentu terbaik untuk kita, tapi keinginan Allah pasti terbaik bagi kita.* Kerena arsitek dan desainer pasti lebih tahu apa yang telah ia ciptakan. faiidza azamta, fatawakkal ala Allah, Jika kau memiliki keinginan yang kuat melakukan sesuatu, setelah itu pasrahkan kepada Allah.
Ketika Siti Hajar mencari setetes air untuk sang Ismail as, antara Bukit Shafa dan Marwa, berlari tanpa lelah, jarak yang cukup jauh untuk ukuran perempuan, berlari dan berlari untuk menemukan air, tetapi apa yang terjadi?. Dia tidak menemukan apa yang dicari di antara dua bukit itu, tapi Allah memancarkan air di tempat yang jauh dari apa yang telah ia cari, diinginkan dan kejar oleh Siti Hajar. Air zam-zam tiba-tiba memancar di dekat Ka'bah, berada di kaki Ismail.
Begitulah terkadang kehidupan kita, apa yang kita cari, kita usahakan, kita lelahkan, tetapi belum tentu kita dapatkan darinya, terkadang kita mendapatkannya dari apa yang tidak pernah kita bayangkan. Karena memang, manusia hanyalah diperintahkan untuk iktiyar/usaha bukan hasil, hasilnya adalah urusan Allah.
Disanalah, kita diuji, bagaimana kita selalu mendekat kepadaNya, antara usaha dan hasil kadang tidak pernah sama, tetapi Allah Maha Tahu, apa yang terbaik untuk kita, *seperti zam zam yang dekat dengan Ka'bah, yang pada akhirnya keberhasilan yang sesungguhnya, apabila kita mampu bermesraan dan berdekatan dengan Allah*
Ratho Ebhu Bangkalan, 13 Maret 2017
*Keinginan kita, belum tentu terbaik untuk kita, tapi keinginan Allah pasti terbaik bagi kita.* Kerena arsitek dan desainer pasti lebih tahu apa yang telah ia ciptakan. faiidza azamta, fatawakkal ala Allah, Jika kau memiliki keinginan yang kuat melakukan sesuatu, setelah itu pasrahkan kepada Allah.
Ketika Siti Hajar mencari setetes air untuk sang Ismail as, antara Bukit Shafa dan Marwa, berlari tanpa lelah, jarak yang cukup jauh untuk ukuran perempuan, berlari dan berlari untuk menemukan air, tetapi apa yang terjadi?. Dia tidak menemukan apa yang dicari di antara dua bukit itu, tapi Allah memancarkan air di tempat yang jauh dari apa yang telah ia cari, diinginkan dan kejar oleh Siti Hajar. Air zam-zam tiba-tiba memancar di dekat Ka'bah, berada di kaki Ismail.
Begitulah terkadang kehidupan kita, apa yang kita cari, kita usahakan, kita lelahkan, tetapi belum tentu kita dapatkan darinya, terkadang kita mendapatkannya dari apa yang tidak pernah kita bayangkan. Karena memang, manusia hanyalah diperintahkan untuk iktiyar/usaha bukan hasil, hasilnya adalah urusan Allah.
Disanalah, kita diuji, bagaimana kita selalu mendekat kepadaNya, antara usaha dan hasil kadang tidak pernah sama, tetapi Allah Maha Tahu, apa yang terbaik untuk kita, *seperti zam zam yang dekat dengan Ka'bah, yang pada akhirnya keberhasilan yang sesungguhnya, apabila kita mampu bermesraan dan berdekatan dengan Allah*
Ratho Ebhu Bangkalan, 13 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar