Halimi Zuhdy
Banyak
orang merasa kesepian ketika ditinggal oleh tunangan, keluarga, orang
tua, saudara dan teman-temannya. Kesepian karena merasa tidak ada yang
menemani, bahkan apapun yang ia miliki; Hp, Televisi, buku, juga tidak
mampu diajak berdialog apalagi menghibur dirinya. Semua menjadi sepi,
senyap.....dunia seperti kehilangan keindahan, kemolekannya,
kemesraannya, ia hanya menemukan kegersangan, kejumudah, kegelisahan
tanpa henti, Apalagi di tengah malam yang sepi, hanya temaram lampu
yang menghias, ia hanya berteman dengan kegalauan dan
kegelisahannya....tak pernah ada solusi, menangis sekuat diri.
Saya jadi teringan hadis Nabi “istafti qalbak”,
mintalah fatwa pada hatimu, ini sebuah pesan yang luar bisa, yang mampu
membongkar kebekuan, kesepian, bahkan kegelisahan. Pesan yang sering
dilupakan ini akan menjadi jawaban dari sebuah kesepian, kegelisahan dan
kebekuan. Seseorang yang selalu ingat pesan tadi, tidak akan pernah
merasa kesepian. Ia hanya akan merasakan bahwa ada sesuatu yang paling
akrab dalam dirinya, menamani dalam setiap geraknya, bahkan lebih dekat
dan lebih setia dari yang lainnya, yaitu HATI.
Hati bisa diajak untuk berdialog, hati juga bisa dimintai
pendapat, dari pesan teks di atas (istafti qolbak), ia lebih bisa
memberikan solusi, bahkan lebih tepat, lebih bisa memberikan solusi dari
orang-orang yang berada di sisi kita. Pertanyaannya, "Hati yang
bagaimana yang mempu memberikan solusi"?
Hati
yang mampu memebrikan solusi adalah hati yang terasah nuraninya,
cayahanya berkilau, ma'rifah, bahkan mampu memberikan benderang bagi
kegelapan dirinya dan orang lain. hati yang sudah terasah nuraninya
(yang memiliki pancaran) akan mampu menjawab kegelisahan, kesusahan, dan
juga mampu menjawab segala permasalahan hidupnya, dan ia juga akan
mampu membuat bangkit seseorang untuk lebih tegap berdiri, lebih gagah
beraksi. hati juga bisa dibuat pantulan diri, berkaca diri, dan membaca
diri dan orang lain. Kalau hati yang gelap, tidak mampu menjadi teman,
bahkan tidak bisa untuk dijadikan dialog. ia akan selalu disesaki dengan
persoalan tanpa solusi. maka, membutuhkan hati yang lain untuk
dipancarkan pada dirinya.
Hati
yang bening akan teman yang paling indah, dapat diajak berbincang,
guyon bahkan dimintai fatwa. Ia tidak akan berbohong, tetapi selalu saja
kita bohonginya.he.he. Kalau ini, mah...banyak sekali yang melakukan.
Kalau
semua orang mampu berbicara dengan hatinya, kemudian berbicara kepada
orang lain dengan isi hatinya, pasti diterima, karena hati adalah
gambaran yang luar biasa, maka ada istilah “berbicara dari hati kehati”,
pasti maqbul. Tidak akan pernah mengingkari, dan pasti
merasuk...memgapa?..karena hati yang jernih adalah kebenaran itu
sendiri...! Di sini hati menjadi tempat bertanya bagi kita kala harus
memutuskan sesuatu. Selain merupakan sumber cahaya batiniah, inspirasi,
kreativitas, dan belas kasih,[ Syekh Ragip] hati juga bisa mengetahui
apa yang diingkari oleh pengetahuan rasional. [Kabir Helminski].
Kalau ada yang merasa kesepian, berbicaralah dengan hatinya:
dijamin ramai tapi damai, kalau ingin berbicara dan tidak mendapatkan
teman....berbicaralah dengan hatinya....! kalau mau
bertanya..bertanyalah pada hatinya....insyallah jawabannya
terbaik......!
Kata
Imam Al-Ghazali : pancaindra manusia bagaikan lima pintu yang terbuka
menghadap ke dunia luar. Tetapi, yang lebih menakjubkan lagi, hatinya
memiliki jendela yang terbuka ke arah dunia ruh yang tak kasatmata;
kadang-kadang bisa ia dapatkan isyarat tentang masa depan. Hatinya
ibarat cermin yang memantulkan segala sesuatu yang tergambar di lawh
al-mahfûzh .
http://halimizuhdy.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar