Facebook Halimi Zuhdy
Senin, 23 Mei 2016
Pembelajaran Bahasa Arab di Thailand
Thailand sebuah negara yang berada di Asia Tenggara ini memiliki beragam agama, namun penduduk Thailand secara mayoritas beragama Buddha, disusul dengan Islam, Kristen dengan berbagai macam sedangkan di selatan Thailand mayoritas beragama Islam. Secara umum memiliki dua macam pendidikan, pendidikan akademik (istilah di thailand) dan pendidikan Agama. Akademik (umum) dikelola oleh pemerintah dan wajib diikuti oleh seluruh rakyat thailand, jika tidak mengikutinya, maka tidak dapat bekerja atau pengakuan pemerintah, sehingga sekolah apapun di Thailand diwajibkan untuk mempelajari Akademik (ilmu umum), ada juga materi keagamaan tetapi hanya satu jam pelajaran.
Sedangkan di sekolah swasta, seperti mahad diajarkan keduanya, kalau pagi sekolah diniyah, siangnya sekolah akademik. Pembelajaran diniyah meliputi; Al Quran, tafsir, hadist, faraid, ilmu falaq, fiqih, sirah, akhalaq, dan Bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah materi wajib dalam pembelajaran diniyah, yang meliputi; Imla, muthalaah, muhadasah, khat, insya, arudh, mahwu, sharraf, mahfudat, qoriah, nusus, kitabah. Pembelajaran bahasa Arab ini, dimulai dari kelas Ibtidah, mutawasshit sampai stanawi. Pembagian materi sesuai dengan jenjang marhalah, misalkan materi Arudh diajarkan di kelas 3 stanawi demikian juga nusus adabiyah.
Pengajar bahasa Arab, yang penulis ketahui, di Mahad Al bi'shat Al Diniyah Yala Thailand, adalah mayoritas lulusan Timur Tengah, seperti; Kuwait, Arab Saudi, Maroko, Tunis, Mesir, Iraq, Jordan, Sudan,dan beberapa negara lainnya. Selain juga alumni dari Malaysia, Indonesia dan beberapa negara lainnya. Potensi guru yang luar biasa ini sangat memberikan pengaruh kepada siswanya, sehingga banyak lulusan dari mahad Al Bi'shat Al Diniyah Yala yang melanjutkan ke Timur Tengah, dan kembali untuk mengajar di beberapa tempat di Thailand. Pengajar bahasa Arab tidak hanya lulusan luar negeri namun mereka lahir dan besar di Timur Tengah, sehingga penguasaan bahasanya sangat luar biasa. Selain dari dalam negeri sendiri, ada utusan dari beberapa negara untuk mengajar di Thailand, terutama di propinsi; Yala, Naratiwat, dan Fatani.
Hasil pengamatan penulis dan juga angket yang disebar, kemampuan guru bahasa Arab kurang didukung oleh cara atau strategi mengajar yang baik, terutama maharah kalam dan kitabah, mereka cenderung mengajarkan sistem klasik dengan buku buku klasik, dan hal ini dapat mengurangi percepatan perolehan bahasa Arab, apalagi tidak dibangun kesadaran akan pentingnya berbicara dan menulis bahasa Arab, dan tidak ada tempat dalam menciptakan lingkungan berbahasa Arab.
Tetapi secara umum, bahasa Arab di Thailand, terutama di daerah selatan, sudah baik, apalagi didukung kebijakan sekolah swasta islam yang mewajibkan belajar bahasa melayu dengan tulisan pegon (orang thailand menyebut bahasa tulisan Jawi). Dan ini membantu penyebaran bahasa Arab, serta beberapa tempat di selatan Thailand, terpampang tulisan bahasa pegon, seperti; pamflet, isyarat jalan, pengumuman, dan lainnya.
Kedepan, insyaallah, bahasa Arab akan menjadi bahasa unggulan dan pilihan siswa, jika dimanaje dengan baik di Thailand terutama di selatan Thailand. Kekaguman penulis ketika berkunjung dan Mengisi pelatihan untuk guru bahasa Arab di Mahad Al Bishat Al Diniyah Yala adalah semangat untuk mengembangkan bahasa Arab sungguh luar biasa, dengan mengadakan pelatihan strategi mengajar, pengembangan buku ajar, kurikulum bahasa Arab, menciptakan lingkungan berbahasa dan lainnya. Dan diberbagai tempat seperti Naratiwat, juga mengundang untuk diadakan pelatihan untuk guru bahasa Arab terkait dengan strategi pembelajara bahasa dan cara menciptakan lingkungan berbahasa Arab.
Mudah mudahan bahasa Arab, terutama di negeri gajah putih dapat dikembangkan dengan baik dan dapat meningkatkan himmah masyarakat Thailand dalam belajar bahasan Agama Islam.
Yala Thailand, 29/01/2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aamiin.....
BalasHapus