Halimi
Zuhdy
Seandainya
aku bisa bertanya tentang "kedengkian", maka kutanyakan kepada
gunung, daratan, lautan, sungai, pepohonan, dan rerumputan.
“Wahai
Darat mengapa kamu diciptakan menjadi Darat, apakah kamu rela menjadi Darat ?”
kucoba bertanya pada Daratan.
Tiba-tiba
Daratan berbisik, sambil menjawab "kenapa aku diciptakan menjadi daratan,
yang hanya diinjak-injak oleh manusia, hewan dan akar-akar yang memenjarakanku,
kenapa aku tidak menjadi gunung saja, yang tinggi menjulang, menjadi paku bumi,
dan bisa melihat daratan yang luas".
Keluhan Daratan belum selesai.
Tiba-tiba
Gunung bertanya tentang dirinya"mengapa, aku dijadikan gunung yang hanya
menyimpan bara, memuntahkan lahar, mematung tak dapat berkhidmat pada manusia,
orang-orang sholeh pun jarang menaikiku, aku hanya seperti patung dikejauan,
bahkan akhir-akhir ini aku hanya digunduli, dan akupun longsor dan membuat
banyak korban".
Tak terasa
rerumputan berisik di bawah kaki dan mengajakku mendengarkan keluhannya
"mengapa aku dijadikan rumput, yang tak berharga, diinjak-injak, bahkan
keberadaanku pun tak dilirik, beda dengan bunga-bunga, pepohonan yang menjulang
tinggi, aku hanya korban manusia dan hewan saja".
Belum juga
rerumputan selesai, Lautan dengan debur ombaknya berteriak "mengapa nasibku
yang dijadikan lautan, kenapa aku tidak dijadikan gunung, daratan, dan
pepohonan yang indah atau sunga-sungai yang mengalir seperti dalam al-Qur'an,
atau aku hanya sebagai pemuas manusia dengan ikan-ikan yang setiap hari
dirampok, dan dibuat makan para perampok, apakah aku hanya untuk menjadi
kenangan untuk menelan orang, menerjang manusia dengan sunamiku, aku menjadi
tidak pernah damai dengan gelombangku"
“Rerintihan”
itu hanya khayalaku, aku tidak benar-benar mendengarnya, atau mungkin karena
aku bukan nabi Sulaiman, yang dapat berbicara dan mendengar pembicaraan hewan
dan tumbuhan.
Saya
yakin, dan benar-benar yakin, mereka
tidak akan mengeluh menjadi lautan, gunung, daratan, pepohonan, bahkan mereka
akan menikmati keberadaan mereka, karena mereka diciptakan untuk bertasbih,
seandainya mereka menjadi gunung semua, apa jadinya dunia ini, atau seandainya
dunia ini lelautan semuanya bagaimana keberadaan manusia dan lainnya, atau
dunia ini hanya berisi rerimbunan pepohonan, atau rerumputan saja, mungkin taka
da keindahan di dunia ini, atau semuanya warna adalah hitam, mungkin dunia
kelam, atau putih maka dunia akan penuh uban.
Seandainya
semuanya sama, apa indahnya dunia ini, maka hanya “subhanallah, Masya Allah” Allah luar biasa.
maka, kenapa aku harus dengki dan hasad kepada orang-orang yang berbeda dengan
diriku, biarlah mereka jadi mereka dan aku jadi diriku sendiri, dan biarkan
mereka bergembira dengan kegembiraan mereka, aku juga memiliki kegembiraan, dan
Allah memiliki rencana sendiri dalam penciptaannya. Maka, kehidupan ini harus
disyukuri, tersenyum dengan keberadaan diri, memahami tujuan diciptakan diri
Mengabdi pada Tuhan yang Abadi, Tak usah dengki, apalagi iri, semuanya harus
dinikmati.
Salam
Cinta#Halimi Zuhdy
http://halimizuhdy.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar